Serba Serbi
Bagi Pasutri! Lontar Rahasya Sanggama Ungkap Ramuan yang Mampu Buat Pasangan Klimaks
Dalam menjaga vitalitas seks agar kuat dan bisa mencapai kepuasan maupun kenikmatan seksual terdapat dalam Lontar Rahasya Sanggama
Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Menurut IG. Agung Jaya Suryawan, Dosen IHDN Denpasar, seks yang sehat adalah seks yang dilakukan dua kali dalam seminggu.
Sedangkan seks yang harmonis dilakukan tujuh kali dalam seminggu.
"Permasalahan seks dalam masyarakat adalah terkait kesehatan. Berhubungan seks yang sehat itu adalah berhubungan seks yang gratis karena jika gratis tidak semua orang bisa memakainya. Hanya dengan pasangan yang sah yang betul-betul menyayangi sesuai aturan yang jelas yaitu menjadi suci dengan perkawinan," kata Suryawan.
Sementara dalam menjaga vitalitas seks agar kuat dan bisa mencapai kepuasan maupun kenikmatan seksual terdapat dalam Lontar Rahasya Sanggama.
Setidaknya ada sebelas resep sebagaimana yang dihimpun oleh Suryawan dari Lontar Rahasya Sanggama.
Lima dari sebelas resep tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ramuan untuk lelaki supaya kuat dalam persetubuhan yaitu dengan menggunakan kelapa tua yang kulitnya berwarna hijau dan berbuah ganjil.
Pohonnya berada di timur laut dan dipetik pada hari Sabtu Kliwon.
Keluarkan airnya sedikit.
Setelah dibuka masukkan seekor kelabang yang masih hidup kemudian ditutup kembali selama tiga hari.
Setelah tiga hari kelapa diparut dijadikan minyak.
Minyaknya dipakai menggoreng kelabang yang diisi kapur (pamor), buah pala, akar bunga teleng yang putih, akar cabe, dan akar kayu bama yang merah.
Digoreng di hadapan pemujaan.
Sesajen dengan selengkapnya.
2. Juga untuk lelaki untuk obat kuat dengan sarana kulit telor ayam dan telor burung dara.
Dicampur kayu kering tiga macam, air jambu air yang sudah masak, serta air jeruk nipis yang sudah masak.
Digilas agar lembut lalu saat bersenggama dioleskan di kemaluan laki-laki.
3. Agar senang dalam bersenggama gunakan daun kelor, akar sesawi, cungmanuk, merica, dihaluskan lantas dioleskan pada kemaluan.
Kalau sudah bersetubuh, si istri bisa sampai tidak sadarkan diri karena merasakan kenikmatan.
4. Obat kuat dengan akar pandan yang tergantung tetapi tidak menyentuh tanah tiga batang, akar temu hitam tiga iris, merica 21 biji lalu dihaluskan.
Airnya kemudian diminum.
5. Penghidup sperma dengan sarana beras ketan gajih dipakai bubur, dicampur dengan isi kelapa muda yang masih encer dan minyak kelapa, lantas diminum.
Lontar Rahasya Sanggama Ungkap 3 Jenis Hubungan Seks, Hanya untuk yang Telah Menikah!
Seks kebutuhan biologis setiap orang.
Banyak yang berpikir, seks adalah barang tabu, tidak etis, jorok, kotor, dan jijik.
Hal itu semua tergantung penempatan, kapan, dan di mana seks tersebut dilakukan.
Berhubungan badan atau seks ada upacaranya.
Selain itu, harus disahkan dengan melakukan upacara yang sakral sehingga menjadi suci.
Lalu upacara apa yang mengesahkan?
Ialah upacara pawiwahan atau pernikahan.
Begitulah pemaparan dari narasumber, IG. Agung Jaya Suryawan dalam seminar regional yang dilaksanakan oleh HMJ Filsafat Timur, IHDN Denpasar, Kamis (5/4/2018) dengan tema Fenomena Seks Pra-Nikah di Bali (Sing Beling, Sing Nganten).
Menurutnya, salah satu lontar yang membahas tentang masalah seks adalah Lontar Rahasya Sanggama.
"Dalam lontar ini ada tiga jenis sanggama (hubungan seks) yang dilakukan oleh seorang suami untuk mengantarkan sang istri menuju puncak kenikmatan, yaitu Angguliprawesa, Purusaprawesa, Jihwaprawesa," kata Suryawan.
Angguliprawesa merupakan hubungan seks dengan menggunakan jari tangan.
Penggunaan jari tangan dimaksudkan untuk membuat pihak istri atau perempuan cepat terangsang.
Salah satu organ orgasme penting wanita dalam ajaran lontar Rahasya Sanggama dikenal dengan istilah mutra wiwara yang dalam istilah kedokteran disebut klitoris luar.
Disamping organ tersebut ada juga nari wisesa atau yang lebih dikenal dengan G-spot.
Menurut Suryawan dorongan seksual wanita umumnya meningkat pada usia antara 30 - 40 tahun dan orgasme dapat dicapai sampai pada usia lanjut.
"Purusasaprawesa adalah hubungan seks dengan menggunakan penis," kata Suryawan.
Sedangkan jihwaprawesa merupakan sanggama yang dilakukan dengan menggunakan lidah.
Sanggama seperti ini juga disebut hubungan '69'.
Lebih lanjut, menurutnya dalam teks Resi Sambina diungkapkan secara gamblang mengenai jihwaprawesa ini;
"Pangasparsan nira irikang anguli, ilat kunang, lambe, purusa kunang, yatna ta sira, isedang niang kasparsa, ikang nari mungguh ri tengahning windu, magrah teka sandining awak nikang stri, wus nian mangkana, atianta murca ta ya de nira sang maha widagda."
Artinya jilatan lidah, bibir, juga kemaluan, hendaknya diperhatikan dengan baik gerak-gerik istri saat diraba daerah-daerah sensitifnya itu.
Setelah itu si wanita berada dalam lingkaran asmara dan hasrat seksnya yang membara, barulah Sang Maha Widagda melalukan tindakan seks yang akan mengantarkan si istri pada puncak kenikmatannya yang diistilahkan dengan murca. (*)