Simpang Ring Banjar

Pura Ulun Subak Bukit Jati, Pusat Seluruh Pura Subak di Bangli

Selain objek wisata twin hill, Banjar Guliang Kawan, Desa Bunutin, Bangli, memiliki objek wisata sekaligus pusat pura subak di Bangli

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Pura Ulun Subak Bukit Jati 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Selain objek wisata twin hill, Banjar Guliang Kawan, Desa Bunutin, Bangli juga memiliki objek wisata yang pada tahun 1998 silam sangat dikagumi wisatawan asing, yakni Pura Ulun Subak Bukit Jati.

Di samping arsitektur bangunan pura yang kuno, pura ini juga berada di ketinggian 400 meter dari permukaan air laut.

Wisatawan yang mengunjungi Pura Ulun Subak Bukit Jati disuguhkan pula dengan bentangan pemandangan alam di selatan Bangli.

Pura Ulun Subak Bukit Jati diyakini sebagai tempat berstananya Dewi Sri, sehingga menjadi pusat dari seluruh pura subak yang ada di Bangli.

Di bagian mandala pura juga terdapat satu tempat menyerupai kolam, dimana dalam tempat tersebut, ditumbuhi satu rumpun tanaman padi yang konon tidak pernah mati.

“Saya tidak tahu kapan pastinya, yang jelas berdasarkan cerita turun-temurun, tanaman padi di madala pura tidak pernah mati. ia terus berbuah meski memasuki musim kemarau. Dan tiap kali berbuah pun, tidak pernah ada masyarakat yang berani mengambil buahnya,” ucap Nengah Sutakta sembari menunjukkan padi tersebut.

Menjadi pusat dari seluruh subak di Bangli, sambung Sutakta, tentunya memiliki suatu hajatan besar, layaknya di Pura Besakih, Karangasem, maupun Pura Ulundanu Batur, Kintamani.

Bedanya, jika pelaksanaan Karya Ngusaba di Pura Besakih maupun Ulundanu dilaksanakan pada bulan ke 10 kalender Bali (purnama kedasa), pelaksanaan Ngusaba di Pura Ulun Subak Bukit Jati dilaksanakan pada bulan ke 11 kalender Bali (purnama desta).

Ngusaba Nini merupakan persembahan kepada Dewi Sri, untuk memohon kemakmuran, dan kesejahteraan.

Termasuk juga melakukan persembahyangan pada salah satu pengikut Dewi Sri, yakni berupa hama, yang disebut Peti Merana, untuk memohon agar tanaman para petani tidak lagi diserang hama.

Rencananya, pelaksanaan karya Ngusaba Nini di Pura Ulun Subak Bukit Jati dilangsungkan pada tanggal 30 April 2018.

Saat ini telah dimulai segala persiapan sarana dan prasarananya oleh 800 pengayah.

“Pamedek yang ikut bersembahyang nanti, diperkirakan mencapai ribuan orang dari Bangli, maupun luar Bangli,” bebernya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved