Serba Serbi

Kesaktian Ratu Gede Gombrang Pelindung Wilayah Ubud, Terjadi Keanehan Ini Saat Dibawa Ke Luar Bali

Pada malam-malam tertentu ada bayangan yang berkelebat dan ada seperti orang mengetok pintu.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
Youtube
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Dalam acara rembug sastra Purnama Bhadrawada yang dilaksanakan di Pura Jagatnata Denpasar, salah satu pembahasannya yaitu terkait kesaktian Tapel Ratu Gede Gombrang yang distanakan di Puri Saren Kauh.

Hadir sebagai pemateri terkait tapel ini yaitu Dr. Ni Wayan Pasek Ariati.

Menurut Ariati, disebut Ratu Gede Gombrang karena rambutnya selalu terlihat awut-awutan walaupun sudah ditata.

Keterangan ini ia dapatkan dari hasil wawancara selama melakukan penelitian terkait tapel Ratu Gede Gombrang ini. 

"Sejarahnya ini saya dapat berdasarkan wawancara sejak tahun 2012. Dimulai dari seorang turis Kanada datang ke Bali untuk berwisata dan menikah di Sanur," kata Ariati. 

Sebagai hadiahnya, diberikan sebuah tapel celuluk yang kemudian ia bungkus dan dibawa ke Kanada. 

Di rumahnya digantunglah di sebuah ruangan. 

Setelah sekian lama topeng ini memperlihatkan keanehan. 

Adapun keanehan tersebut seperti saat mereka makan pagi, topeng ini membuka tutup mulutnya yang membuat anaknya ketakutan. 

Awalnya hal itu dianggap ilusi saja, tapi keanehan terus terjadi sehingga tapel itu dipulangkan ke Bali

"Pas dibawa ke Bali, sokasi yang digunakan untuk membungkus bergerak-gerak. Lalu sampai di Bali tapel tersebut digantung di Balai Patokan di Puri Ubud dan memperlihatkan keanehan juga.

Pada malam-malam tertentu ada bayangan yang berkelebat dan ada seperti orang mengetok pintu. 

Orang puri juga tidak memperdulikannya. 

"Kemudian Cok Bagus ingin mencoba dan dipakai, lalu kerauhan dan tapel itu tidak bisa dilepas. Sehingga diudanglah pemangku lalu dibuatkan peneduh dan dibuat juga tirta lalu diketisin sehingga baru bisa dilepaskan," imbuhnya.

Akhirnya tapel tersebut diperbaiki rambutnya, dicat, dan menurut pemangku di merajan Puri Saren Kauh tidak diketahui rambut tapel tersebut dibuat. 

"Menurut pemangkunya Ratu Gede Gombrang juga suka melali karena rambutnya tidak pernah rapi. Saat dibuka tempat melinggihannya sudah tidak rapi padahal sudah dirapikan selumnya. Masyarakat di sekitar Ubud juga melihat ceceran bunga-bunga mas dan yang masih melekat di rambutnya hanya tangkai bunga mas itu," imbuhnya.

Dan dikatakan beliaulah yang bisa melindungi Ubud karena kesaktiannya.

Setahun lalu, Ariati datang ke Pura Dalem di Ubud menonton Ratu Gede saat ada calonarang. 

Sewaktu mesolah dan setelah watangan (bangke matah) dibawa ke kuburan, Ratu Gede langsung meloncat dan berlari keliling Ubud.

"Beliau pergi ke Padang Tegal, Peliatan, Nyuh Kuning, Penestanan dan yang mundut anak odah (tua) yaitu Pak Rarem dari Peliatan. Kalau secara normal beliaupun sudah tidak bisa jalan lagi karena saking tuanya. Tetapi saat mundut Ratu Gede langsung bisa lari jauh bahkan tidak bisa dikejar anak-anak muda. Katanya terbang, kakinya terlihat mengambang dari beberapa sumber yang saya wawancarai," imbuhya. 

Keanehan lain saat ada Calonarang, Ratu Gede memanggil nama orang yang bisa praktik ilmu hitam. 

Beliau sering ditantang orang yang mempraktekkan ilmu hitam dan lari mencari penantang tersebut. 

Orang-orang yang mengikuti Ratu Gede juga melihat seperti berperang tetapi yang diajak tidak terlihat. 

"Beliau lunga (pergi) jam 2 pagi kembali jam 7 pagi karena keliling untuk meyakinkan daerah Ubud aman. Kadang-kadang ada orang yang tidak mau minta maaf saat kalah perang akan sakit mendadak. Yang sakit akan nunas peneduh di Merajan Puri Saren Kauh. Kalau minta maaf akan sembuh kalau tidak bisa meninggal," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved