Kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua

19 Fakta Kerusuhan di Mako Brimob, Irjen Pol Setyo Wasisto: Ini Perbuatan yang Keji

Polisi terpaksa menembak mati seorang tahanan di Mako Brimob karena berusaha merebut senjata petugas.

Tribunnews/IRWAN RISMAWAN
Aparat Brimob berjaga di depan Markas Komando (Mako) Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5), pasca kerusuhan yang melibatkan petugas dengan napi teroris. 

TRIBUN-BALI.COM, DEPOK - Kerusuhan terjadi di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (8/5/2018) malam hingga Kamis (9/5/2018) dinihari.

Kejadian ini menyita perhatian pemerintah dan seluruh masyarakat.

Baca: Miris, Kondisi Terakhir Polisi Wanita yang Sempat Disandera Para Laki-laki Napi Teroris

Baca: Suara Ledakan Berdentum Keras Kemudian Terdengar Suara Baku Tembak di Mako Brimob

Ini 5 fakta rusuh di Rutan Mako Brimob:

1.     Para narapidana teroris menyandera dan merampas senjata api milik anggota Brimob.

2.     Lima anggota kepolisian dibunuh dengan cara tak manusiawi

3.     Empat anggota polisi yang meninggal mengalami luka di leher dengan senjata tajam.

4.     Sedang seorang lagi luka tembak di kepala.

5.     Sebagian besar korban juga mengalami luka-luka di badan, lengan, dan jari.

6.     Polisi belum mengetahui ada berapa senjata yang dirampas.

7.     Polisi terpaksa menembak mati seorang tahanan di Mako Brimob karena berusaha merebut senjata petugas.

8.     Tahanan teroris tersebut bernama Benny Syamsu Tresno.

9.     Para anggota kepolisian yang dibunuh adalah Briptu Syukron Fadhli, Briptu Wahyu Catur Pamungkas, Brigjen Polisi Fandy Setyo Nugroho, dan Aipda Denny Setiadi.

10.                        Mereka diberikan kenaikan pangkat khusus yakni “Luar Biasa” dan “Anumerta” karena gugur dalam insiden tersebut.

11.                        Kelima jenazah anggota Brimob tadi malam sudah dibawa dari RS Polri ke rumah duka masing-masing.

12.                        Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, menyebut kerusuhan dipicu adanya titipan makanan dari narapidana teroris. Ada tahanan yang menanyakan titipan makanan napi dari keluarga. Dari situ, ada yang menyampaikan ada petugas memegang makanan tahanan tersebut.

13.                        Lantaran tak terima, tahanan tersebut mengajak teman-temannya untuk protes dan kemudian memicu keributan.

14.                        Kerusuhan tersebut terjadi sekira pukul 19.30 WIB.

15.                        Saat itu sejumlah napi membobol pintu dan dinding sel.

16.                        Dari situ tahanan menyebar keluar sel dan menuju ke ruangan penyidik.

17.                        Kerusuhan terjadi di Blok C dan B.

18.                        Banyak anggota Brimob berhamburan keluar dari Mako Brimob.

19.                        Lampu penerangan juga padam saat kejadian.

"Mereka (napi teroris) merampas senjata anggota kami yang gugur. Mereka melukai dan menembak anggota kami. Ini perbuatan yang keji," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto kepada awak media, Kamis (9/5/2018) malam.

Polisi terpaksa menembak mati seorang tahanan di Mako Brimob karena berusaha merebut senjata petugas.

Tahanan teroris tersebut bernama Benny Syamsu Tresno.

"Satu dari mereka terpaksa kami lakukan upaya kepolisian keras karena melawan petugas, mengancam nyawa petugas dengan mengambil senjata," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal di depan Mako Brimob, kemarin.

“Lima anggota yang gugur empat dari Densus 88, dan satu anggota merupakan anggota Polda Metro Jaya,” ujarnya.

"Dari lima anggota yang gugur, mayoritas akibat luka senjata tajam. Luka sayat di leher. Lukanya sangat dalam. Seorang luka di tembak di kepala. Silakan teman-teman (media) menyimpulkan sendiri. Apakah ini perbuatan manusiawi atau tidak," terang Iqbal saat jumpa pers, tadi malam.

Kelima jenazah anggota Brimob tadi malam sudah dibawa dari RS Polri ke rumah duka masing-masing.

Pemulangan jenazah Bripda Wahyu Catur Pamungkas dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, Rabu (9/5) malam.
Tribunnews/herudin
Pemulangan jenazah Bripda Wahyu Catur Pamungkas dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, Rabu (9/5) malam. Tribunnews/herudin ()

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, menyebut kerusuhan dipicu adanya titipan makanan dari narapidana teroris.

"Saat selesai salat Maghrib ada tahanan yang menanyakan titipan makanan napi dari keluarga," ujar Argo.

Dari situ, ada yang menyampaikan ada petugas memegang makanan tahanan tersebut.

Lantaran tak terima, tahanan tersebut mengajak teman-temannya untuk protes dan kemudian memicu keributan.

Argo mengatakan kerusuhan tersebut terjadi sekira pukul 19.30 WIB.

Saat itu sejumlah napi membobol pintu dan dinding sel.

Dari situ tahanan menyebar keluar sel dan menuju ke ruangan penyidik.

"Kerusuhan terjadi di Blok C dan B," kata Argo.

Sementara itu seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyebut saat peristiwa kerusuhan terjadi banyak anggota Brimob berhamburan keluar dari Mako Brimob.

Lampu penerangan juga padam saat kejadian.

"Enggak tahu di dalam ada apa? Tapi polisi pada keluar banyak tadi pukul 22.00 WIB lewat-lah," kata warga tersebut.

Saat peristiwa itu berlangsung dirinya tengah berada di warung depan Mako Brimob bersama rekannya.

Ia merasa janggal saat polisi berhamburan disusul padamnya lampu penerangan di Mako Brimob.

Ia tidak berani bertanya karena polisi sudah memakai lengkap seragam beserta laras panjangnya dan meminta untuk menjauh. 

"Ya sempat disuruh geser, jadi ke sini. Tadi, nongkrong di depan situ," ucapnya sembari menunjuk bangunan di depan Mako Brimob.

Bantah Klaim ISIS

Negara Islam, Iraq dan Suriah (ISIS) mengklaim sebagai dalang di balik kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Hal itu dilaporkan dalam situs kelompok intelijen SITE kemarin.

Dalam kanal Jihadist News, disebutkan laporan itu berdasarkan kantor berita ISIS "Amaq News Agency." Pesan dalam bahasa arab tersebut kemudian dipublikasikan melalui situs kelompok intelijen SITE.

"Biro berita Islamic State melaporkan pejuang mereka terlibat dalam pertarungan dengan unit anti teror di dalam penjara yang ada di Jakarta," demikian pernyataan ISIS itu.

Namun Iqbal dengan tegas membantah klaim ISIS tersebut. Menurut dia kabar tersebut tidak benar. "Ada pihak dari luar yang mengklaim bahwa mereka terlibat, tidak benar itu. Kejadian yang sudah direncanakan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Iqbal.

Sementara itu Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM), Ahmad Michdan, mengatakan masih mencari informasi terkait kabar kliennya yang berada di Mako Brimob.

Michdan mengaku mendapat informasi dari seseorang bahwa ada kerusuhan di Mako Brimob.

"Dapat informasi ada kerusuhan di dalam. Nah kemudian hari ini kan ada jadwal sidangnya (klien), jadi saya juga sedang mendalami juga," ujar Michdan.

Karena kejadian berada di institusi kepolisian, kata dia, maka pihaknya pun tidak bisa langsung mendapat informasi begitu saja terkait kliennya.

Hingga kini, ia masih berusaha mengonfirmasi keadaan sang klien yang akan menjalani sidang di PN Jakarta Timur.

Ia sendiri enggan berkomentar lebih jauh terkait penyebab atau informasi mengenai kerusuhan Mako Brimob, sebelum bertemu sang klien.

Di sisi lain, nama Aman Abdurrahman sempat disebut Setyo Wasisto dalam keterangan pers kemarin.

Nama Aman disebut setelah Setyo menjawab pertanyaan wartawan terkait tuntutan para napi teroris.

Setyo tidak membantah, salah satu tuntutan napi itu adalah terkait terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman.

Aman adalah terdakwa kasus peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada awal 2016 dan aktor aksi bom di Samarinda. Ia termasuk kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD).

"Kalau dibilang ada hubungan dengan Aman, memang ada tuntutan itu," ucap Setyo.

Para napi teroris itu ingin bertemu Aman Abdurrahman. Permintaan itu pun sudah dipenuhi. "Menurut info mereka sudah bertemu Aman kemarin," ucap Setyo. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved