Kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua
Nyawa Bripka Iwan Dibarter Nasi Bungkus, Berhasil Dibebaskan Usai Disandera 29 Jam
Polri berhasil menaklukkan sebanyak 155 teroris yang menyandera dan membunuh lima polisi saat kerusuhan di Mako Brimob
Ia juga tidak menanggapi pertanyaan wartawan yang mencoba mengonfirmasi keberadaan Iwan Sarjana, yang diduga dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta.
"Dia di rumah sakit," jawabnya singkat.
Selain Bripka Iwan, ternyata di dalam Mako Brimob saat terjadi kerusuhan ada seorang bayi.
Setyo menjelaskan bayi itu merupakan anak salah seorang tahanan.
Bayi itu belum lama ini dilahirkan di rumah sakit dan kini dirawat ibunya di Mako Brimob.
"Ya dia (ibunya) di tahanan," ujar Setyo.
Selain itu, ada juga polisi wanita (polwan) yang menjadi korban sandera dan perlakuan keji para napi teroris.
Polisi wanita ini mengalami sejumlah luka pada wajahnya.
Bahkan giginya habis dihajar oleh narapidana teroris yang notabenenya laki-laki.
Sempat Kuasai Bom
Komandan Korps (Dankor) Brimob Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan, para napi teroris yang melakukan pemberontakan di Rutan Cabang Salemba di Kompleks Mako Brimob sempat menguasai bom.
Bom itu dipakai mereka untuk ranjau namun kemudian diledakkan oleh tim Gegana.
"Saya hanya melakukan penindakan. Bahwa saya akan melakukan penindakan. Jadi tadi itu dilakukan penindakan. Suara ledakan itu adalah bridging untuk meledakkan tembok, untuk menjatuhkan tembok karena patut diduga dan mereka juga sudah sampaikan bahwa mereka menyimpan bom-bom," kata Rudy.
"Bom-bom itu didapat adalah barang bukti yang kemarin-kemarin disita itu belum sempat digudangkan oleh penyidik Densus di ruang pemeriksaan. Itu yang mereka ambil lagi, itu yang mereka rebut lagi. Itulah yang dijadikan bahan bom buat ranjau di sini dan sudah kita ledakkan semua," lanjut dia.
Rudy menyatakan ada cukup banyak bom yang direbut para napi.