Teror Bom Di Surabaya
5 Fakta Tri Murtiono, Bomber Polrestabes Surabaya, Keganjilan Ini Terlihat Semasa Hidup
Setelah meledakkan diri saat dihadang polisi, empat di antaranya tewas di tempat dan menyisakan gadis kecil berusia 7 tahun
Tri Murtiono dan keluarganya rupanya tinggal di rumah kontrakan seharga Rp 32 juta.
Meski berstatus rumah kontrakan, kediaman Tri di Surabaya terbilang cukup besar.
Rumah berwarna oranye dua lantai itu dikontrak Tri Murtiono sekeluarga melalui situs jual beli online.
"Ngontrak dua tahun seharga Rp 32 juta, tapi baru dibayar sekitar Rp 16 sampai 20 juta. Lewat situs jual beli online. Dia hanya ketemu sekali sama pemilik rumahnya," ungkap Hamid, Ketua RW 02 Medokan Ayu saat ditemui di lokasi, Selasa (15/5/2018).
3. Sudah persiapkan peledakan di Polrestabes Surabaya
Keluarga Tri Murtino yang melakukan bom bunuh diri di Mako Polrestabes Surabaya telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera menjelakan, pelaku serangan bom di Polrestabes Surabaya itu satu keluarga.
"Mereka (pelaku) sudah dipersiapkan ledakan bom," sebut Barung di Mapolda Jatim, Selasa (15/5/2018) pagi.
4. Selalu keluar rumah setiap maghrib tiba
Dalam kesehariannya yang tertutup, Tri Murtiono sempat sesekali terlihat berpartisipasi pada kegiatan warga seperti penjagaan siskamling.
Saat ditanya perihal aktivitas di rumahnya, Suwito mengatakan tidak pernah melihat ada pengajian ataupun perkumpulan orang di rumah warna oranye tersebut.
"Tidak pernah mengundang orang, di samping itu (rumah) ada musala dan gak pernah terlihat (ada kegiatan perkumpulan)," jelas Suwito.
Selama ini, warga sekitar tidak menaruh curiga lantaran menurut mereka aktivitas Tri Murtiono biasa saja.
"Setahu saya mereka justru keluar. Setelah maghrib keluar dan gak tahu pulangnya kapan," pungkas Suwito.
5. Membuka usaha kusen pintu