20 Tahun Reformasi, Ternyata Ini Alasan Soeharto Tidak Pernah Mau Bertemu Dengan Habibie

Rupanya, hari itu menjadi pertemuan terakhir antara Soeharto dengan Habibie.

Editor: Vita Nabdiyana
Presiden Soeharto saat mengumumkan mundur dari jabatannya di Istana Merdeka, pada 21 Mei 1998. 

"Baginya, itu adalah sebuah penghinaan besar. Pengadilan terhadap Mas Harto terus dilakukan dan Habibie membiarkan hal itu terjadi", kata Probosutedjo.

Soeharto sempat satu kali dimintai keterangan oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Sejumlah saksi juga telah diperiksa.

Namun sayangnya, Soeharto terkena stroke dan harus dirawat di RS Pertamina.

Ketika Habibie hendak menjenguk Soeharto, Tim Dokter Kepresidenan melarangnya.

Larangan itu bukan tanpa alasan.

Baca: Belajar dari Kisah Adara Taista, Berikut 4 Tips Mencegah Kanker Kulit Melanoma

Ketika Soeharto bertemu dengan Habibie, ada dua kemungkinan yang akan terjadi pada emosi Pimpinan Orde Baru itu.

Bisa jadi senang atau marah.

Kedua kemungkinan itu akan mengakibatkan gejolak emosi yang dapat meningkatkan pendarahan otak dan mengakibatkan hal yang fatal.

Setelah menerima laporan dari Kejaksaan Agung dan Tim Dokter Kepresidenan, Habibie mengajukan agar kasus Soeharto dideponir (ditutup dan tidak dapat dibuka lagi).

Setelah melalui diskusi yang mendalam dan profesional.

Hasilnya adalah kesimpulan untuk menyelesaikan masalah Soeharto dengan mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyelidikan atau SP3 oleh Jaksa Agung. (*)

Baca: Pesawat Berhulu Ledak Nuklir China Berkeliaran di Atas LCS, Jadi Ancaman Nyata Bagi Indonesia

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved