Remaja 16 tahun yang Gantung Diri di Blitar Tinggalkan Empat Surat Wasiat, Isinya Bikin Trenyuh
Remaja 16 tahun, EPA, sempat menulis surat wasiat sebelum ditemukan tewas gantung diri di kamar kos
Tubuh Mariani langsung lemas begitu melihat anak asuhnya meninggal dengan cara tragis.
Mariani merupakan pengasuh EPA sejak kecil. Mariani ikut tinggal di tempat kos bersama EPA.
Sedangkan rumah orang tua EPA berada di Kelurahan/Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Setelah lulus SD, EPA melanjutkan di salah satu SMP negeri di Kota Blitar.
Lalu, EPA tinggal di tempat kos di Jl A Yani bersama pengasuhnya, Mariani.
Mariani tidak tahu persis apa motif yang membuat anak asuhnya nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Tetapi, belakangan, EPA memang agak kecewa karena khawatir tidak bisa masuk di salah satu SMA negeri favorit di Kota Blitar.
Sebab, sistem penerimaan siswa baru SMA di Kota Blitar menggunakan sistem zonasi.
Sistem zonasi ini memang memprioritaskan anak yang berdomisili di Kota Blitar.
Sedangkan domisili EPA masih ikut orang tuanya di Kelurahan/Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
"Soal itu, orang tuanya sudah berusaha menenangkannya. Orang tuanya meminta EPA agar melanjutkan SMA di Srengat," ujar Mariani.
Pengakuan Teman-temannya
Teman-teman sekolah EPA ramai membicarakan penyebab korban bunuh diri karena khawatir tidak bisa masuk di salah satu SMA favorit di Kota Blitar karena terbentur sistem zonasi.
Seperti dikatakan Wulan, siswa satu kelas EPA di SMPN 1 Kota Blitar.
Menurutnya, EPA memang ingin melanjutkan di SMAN 1 Kota Blitar.