Liputan Khusus

Kisah Pengakuan Mantan Pecandu, Agus Justru Makin Banyak Kenal Narkoba di RSJ

Bahkan, banyak narkoba jenis baru yang ia kenal setelah bergaul dengan teman-temannya di RSJ

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
KOMPAS.com
Ilustrasi 

Meski aktif menjadi pengguna narkoba kala itu, namun Agus masih bisa menyelesaikan sekolahnya. Tamat SMA, ia pun kuliah sebagaimana teman-temannya yang lain.

Namun akhirnya karena tingkat kecanduan yang sudah parah, Agus tak mampu melanjutkan kuliahnya.

Dikasi Obat Penenang

Keseharian Agus yang seorang pecandu berat membuat orangtuanya curiga dan akhirnya mengetahui bahwa anaknya telah menjadi pengguna narkoba.

"Waktu itu dosis yang saya gunakan sudah parah. Akhirnya saya direhabilitasi di RSJ Bangli tahun 2000,” ujarnya.

Namun Agus justru merasa proses rehabilitasi di RSJ Bangli sangat tidak efektif. Malah ia makin terjerumus dengan narkoba.

“Di sana aktivitas saya cuma makan tidur makan tidur saja. Kalau sakau dikasih obat penenang oleh dokter. Gitu-gitu aja di sana dan menurut saya kurang efektif," katanya.

Alih-alih lepas dari jeratan zat adiktif itu, setelah masa perawatan di RSJ Bangli Agus Broklin justru kembali menjadi pengguna.

Bahkan, banyak narkoba jenis baru yang ia kenal setelah bergaul dengan teman-temannya di RSJ Bangli yang juga pengguna narkoba.

"Awalnya kan cuma teman-teman yang biasa ajak kumpul saja saya kenalnya dengan barang itu. Nah akhirnya di Bangli juga dikenalkan dengan barang baru lagi. Jadinya semakin tambah teman pengguna, dan jaringan, akhirnya saya makai lagi," tutur pria yang kini berusia 37 tahun itu. 

Tingkah Agus kembali diketahui oleh orangtuanya, ia pun kembali harus direhab di RSJ Bangli. Namun, hal yang sama kembali terjadi: setelah keluar, ia tetap menjadi pecandu bahkan semakin parah.

RSJ Bangli rupanya benar-benar ajang berbagi pengalaman kenikmatan berbagai jenis zat adiktif bagi mereka.

Dikeroyok Massa

Uang jajan dari orangtua yang semakin dibatasi sempat membuat Agus frustasi lantaran tak bisa membeli obat haram tersebut.

Namun, yang namanya pecandu, ia pun melakukan segala cara agar mendapatkan uang. Awalnya ia cuma menjual barang-barang miliknya di kamar.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved