Liputan Khusus

Kisah Pengakuan Mantan Pecandu, Agus Justru Makin Banyak Kenal Narkoba di RSJ

Bahkan, banyak narkoba jenis baru yang ia kenal setelah bergaul dengan teman-temannya di RSJ

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
KOMPAS.com
Ilustrasi 

"Barang-barang di kamar semua habis terjual. Tape, televisi, semua habis. Setelah barang-barang di kamar habis, motor saya gadaikan untuk dapatkan barang, terus barang-barang di rumah juga semua saya jual. uang ibu saya curi, uang bapak saya curi," terang Agus menceritakan kelakukannya saat masih menjadi pecandu berat.

Setelah hampir semua barang-barang miliknya dan keluarganya ludes akibat narkoba, orangtua Agus akhirnya tak tahan lagi. Agus pun diusir secara paksa oleh orangtuanya.

Hampir enam bulan Agus menjalani kehidupan di luar rumahnya. Selama itu, ia tidur di emperan toko, di terminal, dan menginap di rumah teman-temannya yang sesama pengguna.

Meski di luar rumah, Agus tetap melakukan segala cara untuk mendapatkan uang. Mulai dari mencuri helm, dan digadaikan dengan obat-obatan, hingga menipu orang.

"Pokoknya waktu itu apapun akan saya lakukan. Pikiran saya waktu itu, gimana pun caranya pagi saya harus dapat obat. Semua saya lakukan termasuk kriminal. Mencuri di supermarket juga pernah," tutur Agus Broklin.

Bagi Broklin, hidupnya ketika berada di luar rumah sangat broken, dan penuh dengan aksi kriminalitas. Hampir semua bentuk kejahatan pernah ia perbuat demi mendapatkan barang haram tersebut.

"Pernah saya kepergok waktu maling helm di Kesiman. Saya dikeroyok habis-habisan oleh warga, untung saya tidak sampai meninggal waktu itu," kenangnya.

Selama masih menjadi pengguna narkoba, Agus dan kawan-kawannya mengaku sempat beberapa kali digerebek oleh pihak kepolisian. Hanya saja, ia mengaku setiap diproses di pengadilan selalu bisa lolos lantaran ada yang “mengurus”.

"Pernah saya ketangkep di Sukawati, tapi sudah diurus, dan bisa bebas. Yang bikin keluarga saya malu justru bukan karena saya ditangkap pakai narkoba, tapi pada saat saya ditangkap mencuri barang. Waktu itu keluarga benar-benar malu," tutur ayah satu anak ini.

Meski pernah tertangkap mencuri, namun Agus tak juga mendekam di dalam sel tahanan. Ia cuma merasakan ruangan jeruji besi itu paling lama sebulan.

Hingga akhirnya pada tahun 2002, Broklin mulai dikenalkan dengan Yayasan Kesehatan Bali (Yakeba) yang beralamat di Jalan Ciung Wanara IV B No 2 Renon, Denpasar. Di sana ia kembali menjalani rehabilitasi.

Menghilangkan candu narkoba rupanya bukan perkara yang mudah. Walau sudah direhabilitasi di Yakeba, Broklin awalnya belum konsisten untuk berhenti. Ia cuma bisa mengendalikan diri dari candu narkoba selama dua tahun.

Setelah dua tahun dirawat dan ikut terlibat dalam berbagai kegiatan di Yakeba, Broklin ternyata kembali terjerumus.

"Karena sering bawa jarum suntik ke teman-teman, saya tidak bisa mengendalikan diri, dan akhirnya makai lagi. Gitu-gitu aja terus hidup saya dulu," ujar Broklin.

Broklin baru bisa putus dari ketergantungan obat terlarang itu sejak 2010 silam. Waktu itu, selain karena faktor barang yang memang sudah semakin sulit didapatkan, bimbingan teman-temannya di Yakeba yang selalu mendukung dirinya membuat Broklin benar-benar meneguhkan hatinya untuk berhenti menggunakan narkoba. Sampai saat ini, Broklin mengaku tidak pernah lagi menggunakan narkoba.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved