Dramatis, Sarisa Seret Abdullah dari Lantai Dua Rumah Sakit Sambil Sebut Nama Tuhan Saat Gempa

Tanpa pikir panjang, dengan kondisi panik dan melihat semua orang menuju lantai bawah, ia pun berusaha keluar

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Aloisius H Manggol
Tribun Bali/Busrah Ardans
Abdullah saat ditemui di RSUD Kota Mataram H Moh Roeslan, Ampenan, Bintaro Jaya, kota Mataram, Senin (7/8/2018). 

TRIBUN-BALI.COM, MATARAM - Rumah Sakit RSUD Kota Mataram H Moh Roeslan, Ampenan, Bintaro Jaya, kota Mataram kini dipadati ratusan pasien yang kini tengah dirawat di lapangan parkir rumah sakit akibat gempa kemarin.

Satu di antara pasien yang tengah dirawat inap di rumah sakit RSUD H Moh Roeslan, Abdullah yang kini menjalani rawat inap karena sakit baruk, yang selama sepekan di rs itu harus kembali mengalami kesakitan.

Bagaimana tidak, gempa berkekuatan 7 SR itu meluluhkan-lantahkan isi rumah sakit.

Baca: BREAKING NEWS: Mataram Kembali Diguncang Gempang 5,4 SR, Terasa Hingga Bali

Para pasien berhamburan keluar.

Sarisa (43) istri Abdullah yang tengah menjaga suaminya tidak banyak berpikir.

Menurutnya, tanpa pikir panjang, dengan kondisi panik dan melihat semua orang menuju lantai bawah, ia pun berusaha keluar.

Suaminya yang masih berkalung infus, dengan tubuh kurus tak bertenaga itu diseretnya keluar.

Dengan infus yang masih melekat, dipegangnya erat bersama kantong infus.

Abdullah tak berdaya, dibiarkannya sang istri menyeret hingga ke lantai dasar.

Baca: Siswi SMK Gianyar Meninggal Usai Latihan Lomba Gerak Jalan, Ni Kadek Irawati Sempat Kejang-kejang

"Kondisinya panik, jadi saya seret dia ke bawah karena guncangan yang besar apalagi semua orang turun. Sambil teriak Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Astagfirullah ku seret dia ke bawah," kata Sarisa dengan mata yang berkaca.

Ia juga mengutarakan kalau kondisi suaminya akan sembuh tetapi dengan musibah ini kembali harus dirawat.

"Padahal senin ini mau keluar, tapi kena musibah lagi jadi mau bilang apa. Pas itu keluarga nelpon nanya gimana kabar, saya bilang e saya tarik pamanmu dari atas," ujar dia yang tampak lesu.

Abdullah saat ditanya mengenai keadaannya mengungkapkan kalau dirinya tidak bisa apa-apa lagi.

"Sudah tidak punya kekuatan lagi. Pasrah saja. Banyak itu yang di samping kiri kanan saya sepertinya ada yang meninggal," ungkapnya.

Sarisa pun melanjutkan bahwa kalau dirinya pun sempat naik ke lantai dua karena melupakan tasnya.

"Pas tarik bapak ini tas saya lupa di atas. Ya udah saya minta saja petugas medis untuk menemani ke lantai dua, akhirnya dia mau," lanjut dia.

Sementara dr Jack sebagai Direktur RSUD Kota Mataram saat ditemui tribun-bali.com malam tadi mengatakan kini ada 151 orang pasien yang masuk maupun rawat inap di RSUD.

Baca: Luh Widya Meninggal, Sang Ayah Meninggal Sehari Sebelumnya, Kabar Duka itu Belum Diketahui Ibunya

"Ini ada 151 orang. 50:50 lah yang masuk juga rawat inap. Ini sudah berkurang, kemarin ada 203 orang. Kami di sini terima semua pasien sih dari Lombok Utara, Mataram juga," kata dia.

Hari kedua ini ucap Jack pihaknya tetap waspada karena mengeliminasi rasa trauma dengan korban.

"Kami sementara menurunkan dokter jiwa untuk penanganan trauma itu. Saat ini kita fokus di luar rs di sini. Kalau ada reda kita pindah ke Ruang induk, yang lengkap," ucapnya.

Kendalanya saat ini sambung dia adalah ialah tenda.

Karena kemungkinan pasien akan bertambah jadi memerlukan tanda lagi.

"Kami harapa tenda yang kebih besar, agar semua terintegrasi. Kalau tenaga medis sudah cukup dan belum buruh tambahan." sambungnya.

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved