Ingin Belajar Melukis Wayang Kamasan? Begini Caranya

Menurut I Ketut Mara ada beberapa langkah yang mesti dilakukan untuk membuat lukisan wayang kamasan

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Putu Supartika
Workshop lukisan Wayang Kamasan, Kamis (23/8/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Lukisan Wayang Kamasan pada awalnya digunakan untuk simbol-simbol keagamaan yang bisa dilihat pada uperengga (sarana) upacara Hindu di Bali.

Selain itu, juga digunakan sebagai hiasan pada bangunan suci di Bali dan juga pada rumah, baik berupa lukisan maupun patung.

Menurut I Ketut Mara, pembicara dalam workshop Melukis Wayang Kamasan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, ada beberapa langkah yang mesti dilakukan.

"Diawali dengan mubuhin atau mencelupkan kanvas ke dalam bubur beras, dibentangkan dan dianginkan setengah kering. Nanti baru dihaluskan dengan kerang bulih agar siap digunakan," kata Mara, Kamis (23/8/2018) di Art Center.

Langkah selanjutnya yaitu sebagai berikut.

1. Ngereka yaitu memproses ide atau tema yang akan dilukis.

2. Ngedum Karang

Merupakan tahapan untuk membagi bidang gambar sesuai dengan adegan cerita yang ingin dibuat, sehingga komposisinya seimbang.

3. Ngorten yaitu membuat sket atau pola figur tokoh wayang.

"Dalam hal penokohan harus berdasarkan pada pakem gambar pewayangan seperti tokoh manis, keras, halus hingga sikap tangan tokoh," jelasnya.

4. Manyuin yaitu proses mengkontur sketsa yang sudah dibuat dengan warna hitam lebih tebal.

5. Ngampad merupakan teknik pewarnaan berulang-ulang dari yang muda ke lebih gelap.

6. Nyawi atau proses membuat detail hiasan dengan tinta hitam mempergunakan pena berupa garis lurus, putus-putus, melengkung, bulat, dan seterusnya.

7. Meletik merupakan proses pemberian aksen warna kuning terang pada hiasan mas-masan, dan memberi soca atau permata pada hiasan.

Juga dilakukan proses memberi bulu pada badan dan rambut, memberi warna putih pada gigi dan kuku.

Penyelesaian akhirnya yaitu menggerus kembali agar warna menjadi padat dan halus. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved