Simpang Ring Banjar

Simpan Sejarah Nyoman Rai Serimben yang Dipercaya Mengandung Soekarno Saat Masih di Buleleng

Dari rahimn Nyoman Rai Serimben, lahir sang proklamator, presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Nyoman Rai Serimben, nama yang tidak asing lagi di telinga seluruh masyarakat Indonesia.

Dari rahimnyalah, lahir sang proklamator, presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Rai Serimben berasal dari Banjar Adat Bale Agung, Desa Pakraman Buleleng.

Warga di tempat asalnya menilai, Nyoman Rai Serimben merupakan wanita yang santun, gemar menari, dan pandai menenun.

Hingga saat ini, jejak kehidupan Rai Serimben masih tersimpan jelas di Banjar Adat Bale Agung.

Rumah sederhana yang terbuat dari bahan batu bata itu masih berdiri kokoh.

Tidak ada yang direnovasi.

Keluarga tetap mempertahankan rumah berusia ratusan tahun tersebut.

Nyoman Rai Serimben adalah anak kedua dari pasangan I Nyoman Pasek dan Ni Made Liran.

Saat usianya mamasuki empat tahun, kedua orang tuanya bercerai.

Ia dibesarkan oleh kakek dan neneknya, yang lokasi rumahnya juga tidak jauh dari rumah orang tua Nyoman Rai Serimben.

Saat dibesarkan oleh kakek dan neneknya, Rai Serimben tidak mengikuti pendidikan formal.

Ia hanya diajarkan oleh sang kakek untuk menguasai adat dan budaya Bali.

Hingga memasuki umur sekitar 17 tahun, tepat saat manis Galungan, Nyoman Rai Serimben menari di lapangan sekitar areal pura Desa Pakraman Buleleng, yang lokasinya bersebelahan dengan kediaman kakek dan neneknya.

Saat menari itu, Raden Soekami (ayah Soekarno) rupanya memperhatikan.

Seperti diketahui Raden Soekami datang ke Buleleng, dan bekerja sebagai guru di sekolah rakyat, yang kini diberi nama SDN 1 dan 2 Paket Agung.

Selama mengadu nasib di Bumi Panji Sakti, Raden Soekami tinggal di sebuah kos-kosan, yang jaraknya tidak jauh dari kediaman Nyoman Rai Serimben.

Melihat kecantikan Nyoman Rai Srimben saat menari itulah, Raden Soekami pun jatuh cinta.

Konon hubungan mereka tidak direstui oleh keluarga Nyoman Rai Serimben.

Hingga keduanya memutuskan untuk menjalin asmara secara sembunyi-sembunyi, hingga Raden Soekami nekat membawa lari Rai Serimben, dan mempersuntingnya tanpa restu.

"Raden Soekami dan Rai Serimben sempat tinggal di kos yang ada di Banjar Paketan. Hubungannya dengan keluarga di Banjar Bale Agung mulai membaik, namun hubungan Rai Serimben dengan adat dan agama sudah terputus. Rai Serimben sempat melahirkan anak pertamanya, Raden Soekarmini. Sampai usia Raden Soekarmini sekitar dua tahun, mereka memutuskan untuk pindah ke Surabaya. Konon saat pindah itu, Rai Serimben tengah hamil muda. Bayi yang dikandung itu adalah Soekarno," tutur penglingsir di Banjar Bale Agung, Jro Mangku Made Arsana.

Pertahankan Rumah Berusia Ratusan Tahun

Pemerintah Kabupaten Buleleng telah merancang Banjar Adat Bale Agung, utamanya kediaman Nyoman Rai Serimben sebagai salah-satu kawasan heritage atau destinasi wisata di wilayah perkotaan bertemakan Bung Karno.

Hal tersebutlah yang membuat keluarga besar Nyoman Rai Serimben ingin tetap mempertahankan rumah berusia ratusan tahun itu untuk tidak direnovasi.

Seperti diketahui, karena sejarah Bung Karno banyak ditemukan di wilayah Bumi Panji Sakti, Pemkab Buleleng pun membentuk destinasi wisata bertemakan Bung Karno mulai dari Kelurahan Sukasada, Bale Agung, hingga Kantor Bupati.

Pemerintah telah membuat ruang terbuka hijau (RTH) di kelurahan Sukasada, yang kemudian akan dilengkapi dengan patung sang proklamator senilai miliaran rupiah.

Sementara di Banjar Adat Bale Agung, terdapat rumah milik Nyoman Rai Serimben.

Di sekitar rumah tersebut juga dapat ditemukan lima unit lumbung padi yang juga berusia hingga ratusan tahun.

Lumbung padi itu menandakan bahwa keluarga Nyoman Rai Serimben dahulu merupakan seorang saudagar padi, dengan kehidupan ekonomi yang serba berkecukupan.

Sedangkan Kantor Bupati, pernah disinggahi oleh Soekarno saat datang ke Singaraja.

Saat itu ia telah menyandang sebagai presiden pertama Republik Indonesia.

"Kalau wisatawan, banyak yang sudah berkunjung ke rumah Nyoman Rai Serimben. Kami selalu terbuka jika ada wisatawan yang datang untuk melihat-lihat kondisi rumahnya. Banggalah, Presiden pertama kita itu dilahirkan oleh perempuan asal Banjar Adat Bale Agung," ungkap Made Hardika, Kelian Krama Pemaksan Pesaren Pura Desa Bale Agung Buleleng. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved