Gempa Lombok

Banjar Penyiwian Rata dengan Tanah Saat Gempa Guncang Lombok Utara, Begini Penuturan Gede Purna

Nyoman Bidru (73) bersama saudaranya terlihat semringah saat tim Solidaritas Bali untuk Lombok tiba di Banjar Penyiwian,

Penulis: Rizal Fanany | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rizal Fanany
Bangunan di Banjar Penyiwian, Desa Gumatar, Kayangan, Lombok Barat porak poranda terkena guncangan gempa. 

TRIBUN-BALI.COM, MATARAM - Nyoman Bidru (73) bersama saudaranya terlihat semringah saat tim Solidaritas Bali untuk Lombok tiba di Banjar Penyiwian, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Rabu (29/8) lalu.

Kawasan tersebut banyak dihuni warga asal Bali yang dulu mengikuti program pemerintah, transmigrasi lokal. Kini kondisi mereka sangat memprihatinkan akibat gempa yang mengguncang Lombok.

Bidru menceritakan, dia mengikuti program transmigrasi pada tahun 1969. "Dulu ikut program pemerintah, dikasih uang transport," kata pria asal Nusa Penida, Klungkung ini.

Banjar Penyiwian yang dihuni 90 KK yang sebagian besar sebagai petani jagung, terdampak cukup besar akibat gempa.

Terjadi kerusakan parah pada sebagian besar bangunan dan pura desa. Sebagian besar bangunan rata dengan tanah. Warga kini tinggal di pengungsian dengan atap terpal yang biasanya digunakan untuk menjemur jagung.

Akses menuju kawasan tersebut cukup berat dan jauh. Berada di lereng bukit Kayangan. Yang sangat dibutuhkan warga saat ini adalah air bersih, sembako dan tempat untuk tidur.

Sekretaris Klian Gede Purna menyatakan, mereka memang sudah mendapat bantuan tandon air dari Dinas PUPR.

Namun suplai air tidak menentukan, sehingga mereka sanghat berhati-hati menggunakan air agar cukup dipakai bersama-sama.

"Di sini kekurangan air bersih, dulu sudah dikasih sama PUPR tapi tidak tiap hari datang," ungkap Gede Purna saat menerima bantuan dari Solidaritas Bali untuk Lombok.

Gede Purna menceritakan, saat gempa warga kalang kabut keluar rumah.

"Saat itu saya sedang melihat TV, ada suara gemuruh dan bumi terasa berguncang, seketika itu saya menyelamatkan diri bersama keluarga," katanya.

tim Solidaritas Bali untuk Lombok dan perwakilan dari Asosiasi Penukaran Voluta Asing (APVA) Bali menyerahkan bantuan.
tim Solidaritas Bali untuk Lombok 

Malam itu suasana sangat mencekam, warga tidak berani kemana-mana. Hingga sekarang pun warga belum bekerja dan tidak berani bepergian karena masih trauma dengan munculnya gempa.

Gede Purna berterima kasih dengan bantuan dari warga Bali yang disalurkan Solidaritas Bali untuk Lombok. Karena mereka masih minim tersentuh bantuan.

Gede Purna berharap, ada bantuan pemerintah untuk kembali membangun rumah dan pura desa.

Pada Sabtu (1/9) lalu, Banjar Penyiwian kedatangan perwakilan dari Asosiasi Penukaran Voluta Asing (APVA) Bali yang juga menyerahkan bantuan. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved