Ramalkan Datangnya Zaman Edan Hingga Hari Kematiannya Sendiri, Begini Sosok Pujangga Ronggowarsito
Ronggowarsito dalam puisinya telah menyebutkan secara jelas bahwa ia akan meninggal dunia pada Rebo Pon
Terlibat indikasi
Pupuh ke 7 dari Kalatida berbunyi:
A menangi jaman edan, ewuh aya ing pambudi, Melu edan nora tahan, yen tan melu anglakoni, soya kaduman melik, kaliren wekasanipun, Oilalah kersa Allah, begja-begjane kang lali, luwih begja kang eling Ian waspada.
Terjemahan bebasnya kurang lebih adalah:
Mengalami jaman edan, sangat mempersulit segala usaha, ikut gila tidak tahan, tapi jika tidak ikut, lenyap kemungkinan mendapatkan hasil, yang terjadi hanyalah kelaparan.
Meskipun demikian takdir kehendak Tuhan, betapapun bahagia mereka yang terlupa, masih berbahagia mereka yang sadar dan waspada.
Mungkin, ada mereka yang tetap menduga, jaman edan yang disebutkan oleh Pujangga Ronggowarsito berlaku masa kini.
Tegasnya, tahun 1975 adalahh jaman edan. Tentu saja, kemungkinan semacam itu tetap tidak tertutup. Orang bebas menduga dan memperkirakan, kapan jaman edan berlangsung.
Baca : Gugatan Pembatalan Nikah Hilda Vitria Pada Kriss Hatta Ditolak, Pengacara Beberkan Perasaan Kriss
Meskipun demikian, dilihat dari situasi yang melatarbelakangi Ronggowarsito, di kala ia menyelesaikan buku Kalatida, lebih banyak kecenderungan menduga, jaman edan yang ia maksudkan, justru berlangsung dimasa ia menuliskan karangannya tersebut.
Suasana Kraton Surakarta yang semakin menyuram, lingkungan Istana yang main intrik, menambah beban di hatinya. Perasaannya yang halus terluka, mengapa segala kebobrokan justru berkuasa. Mengapa keadilan justru harus dikalahkan oleh segala keangkaraian. Apalagi keadaan tersebut, secara langsung harus diderita Ronggowarsito.
Sri Susuhunan Paku Buwono ke IX, yang memangku jabatan sejak tahun 1862, mungkin Raja baik.
Tetapi bagaimanapun besar penghargaannya terhadap Pujangga Kraton Surakarta, yang sudah diangkat sejak Sunan terdahulu pada tahun 1845, Sunan tetap mempunyai dugaan keras, keluarga Ronggowarsito, termasuk salah satu keluarga di lingkungan Kraton yang diindikasikan sebagai menyetujui pengasingan Susuhunan Paku Buwono ke IV ke pulau Ambon.
Baca : Limp Bizkit Siap Getarkan Festival Musik Terbesar Asia Tenggara di GWK Bali
Ini mengakibatkan Raja tetap mengambil jarak tertentu dengan Ronggowarsito. Begitulah yang terjadi, akibat "jaman edan" yang berkuasa dalam lingkungan Kraton Solo, meskipun sang Pujangga sejak tahun 1845 sudah menggantikan kedudukan kakeknya.