Simpang Ring Banjar

Banjar Kelandis Pusat Berkembangnya Legong Kelandis, Hingga Kini Selalu Mesolah Tiap Piodalan Banjar

Banjar Kelandis Desa Sumerta Kauh sempat menjadi salah satu lokasi berkembangnya kesenian legong di Denpasar

Penulis: Ni Putu Diah paramitha ganeshwari | Editor: Irma Budiarti
Istimewa

Sesuhunan Ratu Agung

Selain melestarikan kesenian Legong, Banjar Kelandis pun merawat sesuhunan Barong Ratu Ngurah Agung.

Keberadaan sesuhunan ini sangat disucikan oleh krama Banjar Kelandis.

Seperti halnya Legong, Barong pun biasanya mesolah setiap piodalan.

Tarian barong ini biasa dibawakan oleh penari laki-laki.

Darmawan pun pernah menjadi penari Barong.

Menurut dia, ada kebanggaan tersendiri mendapat kesempatan ngayah untuk sesuhunan banjar.

Menurut cerita, tapel barong yang dimiliki Banjar Kelandis terbuat dari kayu yang didapat di Pura Petitenget.

Rambut Barong pada mulanya terbuat dari serat daun prasok.

Sekitar lima tahun lalu, rambut barong tersebut diganti dengan bahan rambut kuda karena yang lama sudah mulai lapuk.

Darmawan menjelaskan, bahan rambut kuda ini cenderung lebih berat dibandingkan serat prasok, sehingga penari barong sekarang pun harus lebih kuat membawanya.

Antusias Latihan Megambel

Berad di lingkungan perkotaan tidak membuat krama Banjar Kelandis melupakan seni dan budaya.

Sekaa-sekaa kesenian masih cukup aktif berlatih.

Beberapa sekaa kesenian yang ada di Banjar Kelandis di antaranya sekaa gong, sekaa angklung, dan sekaa shanti.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved