Gangga Pratista, Mandi Weda Saat Banyu Pinaruh

Wayan Sueca bersama istrinya datang ke Pantai Mertasari untuk mengikuti pelukatan agung Gangga Pratista

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Putu Supartika
Upacara pelukatan Gangga Pratista, di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, Minggu (14/10/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wayan Sueca bersama istrinya datang ke Pantai Mertasari untuk mengikuti penglukatan agung Gangga Pratista, yang dilaksanakan oleh Pinandita Sanggraha Nusantara Korda Denpasar.

Ia bersama hampir lima ratusan orang datang dengan keheningan pikiran untuk membersihkan diri saat Banyu Pinaruh.

"Saya sudah jam 6 pagi ke sini untuk ikut melukat. Saya dengar dari teman katanya ada acara melukat bersama di sini," katanya, Minggu (14/10/2018) pagi.

Ia datang menggunakan busana adat Bali dan membawa canang.

"Acara ini bertujuan untuk sosialisasi ke masyarakat bahwa Banyu Pinaruh tidak mandi biasa tapi dalam tatwa mereka juga mendapat pelukantan sanjiwani dari sang wiku atau sang sulinggih," kata ketua panitia I Wayan Dodi Arianta.

Rangkaian acara dimulai malam hari dengan acara pengeruakan yaitu membenamkan tirta di tengah lautan lalu paginya saat upacara pelukatan tirta tersebut dipendak.

"Nanti tirta itu yang dipakai melukat. Tirta ini juga berasal dari Kahyangan Tiga, Besakih, Batur juga tirta Sidakarya," imbuhnya.

Dalam acara itu ada juga tarian rejang, wayang, hingga Topeng Sidakarya.

Pada saat natab banten tebasan Sanjiwani, para peserta juga mesuryak sebagai simbolisasi menerima penganugerahan dari Dewi Saraswati.

Acara ini dipuput oleh 11 sulinggih dari berbagai soroh (sarwa sadhaka) di Bali, mulai dari pedanda siwa, budha baik dari Bangli, Gianyar, Denpasar, maupun Badung dan bertindak sebagai pangraja atau pemimpin yaitu Ida Pandita Mpu Jaya Prema Acharya Nanda.

Sulinggih yang muput diantaranya Sira Mpu Pande Dharma Sunu Griya Pande Tonja, Ida Bhagawan Dalem Tarukan, Ida Sri Mpu Agni Yoga Sogata, hingga Ida Pandita Mpu Dhaksa.

"Sebenarnya acara Banyu Pinaruh ini tidak kalah gaungnya dengan acara Kumbha Mela di India jika dilaksanakan secara serentak di sumber mata air," katanya.

Ketua PSN Korda Denpasar, Putu Gede Suranata mengatakan acara ini baru pertama kali digelar.

"Pertama kali ini, sejarahnya berdasarkan bhisama PHDI yang mestinya harus dilaksanakan. Sudah dua kali ini dibicarakan dalam pasamuhan PHDI, dimana untuk Banyu Pinaruh dengan prosesi ini," katanya.

Inti dari acara ini yaitu ngadegin Ida Bhatari Gangga di tengah laut dengan menghaturkan yadnya yang dilanjutkan dengan mendak (mengambil) Bhatar Tirta Sanjiwani untuk pelukatan bhuwana agung dan bhuwana alit.

Selain itu, Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda menambahkan, Gangga Pratista ini juga disebut mandi Weda.

"Kita menstanakan Dewi Gangga sebagai dewinya pembersihan pada air. Juga merupakan hari untuk upacara ruwatan mohon tirta amerta karena kemarin Saraswati dan hari ini kita meruwat diri," kata Ida. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved