Siswi SMK Jembrana Ngaku Disetrum Orang Tak Dikenal, Polisi Temukan Kejanggalan-kejanggalan ini
Siswi SMK Jembrana Ngaku Disetrum Orang Tak Dikenal, Polisi Temukan Kejanggalan-kejanggalan ini
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Seorang siswi SMK Negeri di Jembrana berinisial NLM (18), warga Kecamatan Jembrana mengaku menjadi korban alat kejut atau setrum.
Aksi ini pun ramai di jejaring sosial dan meresahkan warga.
Sayangnya, keterangan saksi korban ini berubah-ubah sehingga menyulitkan polisi dalam mengembangkan penyelidikan.
Baca: Siva Aprilia Viral Setelah Video Bagian Sensitifnya Tersenggol, Ternyata Aktif di Dunia Malam
Kabagops Polres Jembrana, Kompol Didik Mahfud Wiratmoko menyatakan, keterangan saksi ini berubah-ubah.
Ia mencontohkan, ketika dalam keterangan mengaku disetrum, maka harusnya ada bekas luka.
Namun, tidak ada bekas luka sedikitpun di tubuh korban.
Baca: Ini yang Dilakukan Sule dan Rita Tila Saat Berduaan, Ternyata Sang Pesinden Sudah Miliki Suami
Singkatnya, polisi tidak menemukan tanda-tanda tubuh korban baru alami kesetrum.
Apalagi, awalnya dikatakan oleh korban posisi sepeda motornya sedang didongkrak saat korban berbicara dengan pelaku.
"Ternyata setelah ditanyakan kembali beberapa saat setelah disetrum apakah tidak terkejut dan jatuh? dijawab terkejut dan jatuh tertimpa sepeda motor," ucapnya, Minggu (21/10/2018).
Baca: Ida Sri Bagawan Berusia 34 Tahun Meninggal, Firasat Aneh Dirasakan Almarhumah dan Orang Terdekat
Hanya saja, sambung Didik, tidak ada bekas luka kejatuhan sepeda motor pada tubuh korban.
Selain itu, pihaknya masih mempertanyakan bagaimana sepeda motor didongkrak bisa jatuh.
Padahal posisi penyetruman dari arah kanan korban.
Baca: Karma, Istri Marah Karena Suami Selingkuh, Besok Suami Tewas, Selingkuhannya Tak Sadarkan Diri
Polisi masih melakukan pendalamam keterangan saksi yang cukup membingungkan.
"Kami tetap akan menyelidiki kembali. Dan anggota Reskrim Polres Jembana sudah melakukan penyelidikan," jelasnya.
Sebelumnya, Didik menyebut, keterangan korban berubah-ubah itu dilihat dari keterangan ketika Polisi mengintrogasinya.
Awalnya, korban menyebut, bahwa ia dibuntuti oleh seorang pelaku menggunakan alat kejut.
Kemudian, ia mendongkrak motornya saat tiba di depan rumahnya.
Namun, setelah itu ia mengaku bahwa ia terjatuh.
"Bagaimana bisa ia terjatuh ketika motor didongkrak? Terus tidak ada satu pun bekas luka dan rusak atau baret di motornya," jelasnya.
Didik mengimbau, masyarakat tidak resah dengan kabar mengenai Jembrana yang rawan akan kriminalitas.
Polisi masih terus melakukan pendalaman terkait kasus tersebut, polisi juga telah menyampaikan pada korban jika yang bersangkutan berbohong maka akan dikenakan pasal Undang-Undang ITE.
"Misalkan dia berbohong, kami jerat dengan UU ITE. Tapi memang kita belum tahu bagaimana ujungnya, kami akan terus mendalami keterangan yang bersangkutan," ungkapnya.
Untuk diketahui, bahwa jagat media sosial dan jejaring sosial di beberapa grup WhatsApp mendadak ramai dengan informasi kejahatan modus menggunakan kejut listrik tersebut.
Berdasarkan penjelasan korban, kejadian yang menimpanya itu terjadi pada Rabu (10/10/2018) lalu.
Kasusnya mulai ramai di jagat media sosial pada Sabtu (13/10/2018).
Dalam pengakuannya, korban menyatakan, bahwa peristiwa yang menimpanya itu terjadi sekitar pukul 14.00 Wita.
Korban saat itu baru pulang sekolah dengan mengendarai sepeda motor.
Ia mengaku, dalam perjalanan pulang ke rumah, dirinya dibuntuti orang tak dikenal.
Orang tak dikenal itu mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter Z warna Orange.
"Orangnya sendirian, gak seberapa tinggi (pendek), kulit putih dan jaket hitam," aku korban melalui sebuah video yang diterima wartawan.
Korban menyebut, bahwa pelaku mengeluarkan benda seperti rokok elektrik, yang sebelumnya berbincang santai dengannya untuk mencari tahu alamat.
Korban mengaku lemas karena setruman pelaku.(*)