Liputan Khusus
Jadi Waria karena Panggilan Jiwa, Pernah Dapat Penghasilan Sampai Rp 15 Juta per Bulan
Dari pengakuannya, Melani sudah 15 tahun mangkal di kawasan Bung Tomo. Mengapa Melani bisa terjerumus sebagai waria?
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Irma Budiarti
Ia sempat menjadi penyanyi karaoke di sebuah kafe.
Lulus SMA, ia sempat kuliah di Jurusan Bahasa Inggris, namun gagal.
Melani juga sempat kuliah di jurusan Teknik Ilmu Komputer, tapi tak juga berhasil.
"Keduanya gagal. Kuliah berantakan," tutur Melani.
Singkat cerita, Melani pun memutuskan minggat dari rumahnya dan merantau ke Bali hingga akhirnya ia menjadi PSK Waria.
Ia menyadari profesi ini sangat tidak mengenakkan, namun inilah yang menjadi pilihan hidup baginya.
"Saya rela dihina orang, dianggap sampah masyarakat, karena apa? Karena ini panggilan jiwa," kata Melani mantap.
Waktu awal-awal menjadi PSK, Melani harus menjaga betul bodinya agar tetap aduhai di mata lelaki.
Bahkan, ia rela berpuasa untuk bisa menjaga bodi agar tetap langsing.
"Kalau laper, saya makan buah, makan sayur. Jarang makan nasi. Itu saja. Saya jarang olahraga, cuma menjaga pola makan aja," tuturnya.
Melani kini sudah berumur 51 tahun.
Namun demikian ia tetap setia dengan profesinya meski usianya suduh setengah abad.
Dulu, ia mengklaim sebagai waria paling seksi di kawasan Bung Tomo.
Ia pun sempat memiliki suami bule tiga kali ketika bodinya masih lengkung bak gitar Spanyol.
Sejumlah lelaki lokal juga pernah jadi pacarnya.