Liputan Khusus

Jadi Waria karena Panggilan Jiwa, Pernah Dapat Penghasilan Sampai Rp 15 Juta per Bulan

Dari pengakuannya, Melani sudah 15 tahun mangkal di kawasan Bung Tomo. Mengapa Melani bisa terjerumus sebagai waria?

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Irma Budiarti
info grafis/ilustrasi: Tribun Bali/Dwi Suputra

"Dulu bodiku paling oke di sini. Aku dulu itu terkenal perusak rumah tangga orang. Dulu kalau ada laki-laki lihat, pasti langsung kecantol," tutur Melani sembari tersenyum genit.

Meski sudah uzur, Melani tetap jadi primadona.

Ia mengaku sering mendapatkan pelanggan anak muda alias ABG. 

Ini tentunya sebagai ironi karena ternyata banyak anak-anak usia muda yang menjadi pelanggan waria.

Selain ABG, pelanggan para waria juga orang-orang dewasa, baik orang asing maupun lokal.

Banyak juga pria beristri.

Melani sering bertanya-tanya kepada para pelanggannya mengapa mereka menyukai waria.

"Mereka bilang sudah bosan dengan wanita. Mereka ingin mencari sensasi baru," ungkapnya.

Melani mengungkap bahwa dulu sebelum dua klub malam terkenal di Bali ditutup, jumlah lelaki hidung belang yang mencari waria di Bung Tomo sangat banyak.

"Dulu banyak tamu ke sini yang habis mabuk dan nyabu. Saya sering diajak nyabu dulu," kata Melani.

Ketika masa itu, Melani mengaku bisa mendapatkan duit rata-rata Rp 10 sampai Rp 15 juta per bulan.

Namun sekarang pemasukannya turun drastis.

"Sekarang sepi," ujarnya.

Tarif Kencan

Bergeser ke Jalan Kusuma Bangsa, yang masih berada di daerah Ubung, sejumlah waria juga tampak sedang mangkal menunggu pria hidung belang.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved