Kenal Korban di Facebook, Wagiran Langsung Nyatakan Cinta, Saat Ditolak Korban Diperkosa dan Dibunuh

Ulahnya begitu bengis memperkosa serta membunuh wanita pujaan hatinya sendiri berinisial RA warga Dusun Dua Bangun Sari, Labuhanratu Pasar,

Editor: Rizki Laelani
World of Buzz
Ilustrasi pencabulan 

Kenal Korban di Facebook, Wagiran Langsung Nyatakan Cinta, Saat Ditolak Korban Diperkosa dan Dibunuh

TRIBUN-BALI.COM, LAMPUNG - Warga Dusun Purwodadi, Desa Gedung Ketapang, Sungkai Selatan, Lampung Utara, Wagiran harus bertanggung jawab di hadapan hukum.

Ulahnya begitu bengis memperkosa serta membunuh wanita pujaan hatinya sendiri berinisial RA warga Dusun Dua Bangun Sari, Labuhanratu Pasar, Kecamatan Sungkai Selatan, Lampung Utara.

Penyebabnya, pelaku merasa sakit hati kepada korban karena cintanya ditolak dan dikatakan jelek serta hitam.

Anak pertama dari buah hati IS dan WA itu sebelumnya hilang kontak pada Senin, 1 Oktober 2018.

Perempuan berusia 15 tahun itu berpamitan dengan pamannya, NU pada Minggu, 30 September 2018 untuk pergi bersama Wagiran, kawan prianya yang dikenal korban melalui pertemanan Facebook.

Baca: Kenal Korban di Facebook, Wagiran Langsung Nyatakan Cinta, Saat Ditolak Korban Diperkosa dan Dibunuh

Baca: Risiko Main Ponsel Saat Hujan Bisa Tersambar Petir? Ini Penjelasan dan Tips-nya

Baca: Kesaksian Perbakel Pangkung Tibah: Sudah Tiga Korban Terseret Ombak, Tak Ada yang Selamat

Baca: Detik-detik Tubuh I Kadek Rea Andika Ditelan Ombak di Pantai Pangkung Menurut Kesaksian Sang Kakak

Baca: Ombak Besar di Pantai Pangkung Telan Tubuh Andika, Sang Kakak Berupaya Menolong, Namun Gagal

Baca: BREAKING NEWS: Putu Anggadita Gagal Tarik Tangan Adiknya yang Terseret Ombak di Pantai Pangkung

RA dijanjikan suatu pekerjaan di sebuah butik pakaian di Kecamatan Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara.

Kepada awak media tersangka mengakui perbuataanya dikarenakan khilaf dan sakit hati terhadap korban.

"Pertamanya saya bawa keliling dulu, di perjalanan saya katakan ke dia kalau saya suka, tiga kali mengatakan suka sama dia tapi ditolak, dia bilang kalau saya ini jelek dan hitam,” katanya.

Dijelaskannya, dirinya sakit hati atas ucapan korban, dan korban dibawa tersangka ke tempat kejadian peristiwa (TKP) lalu mencekik dan memperkosa korban.

"Setelah saya perkosa saya cekik lagi, dan mayatnya saya gendong lalu di kubur di perkebunan.

"Saya menggali tanah menggunakan kayu dan saya lari ke Lampung Timur,” jelasnya.

Kapolsek Sungkai Selatan, AKP Yaya Karyadi menerangkan jika pihaknya mencokok tersangka di tempat pelariannya Kecamatan Lambuhan Maringgai, Lampung Timur.

Baca: Unggah Video Mainan Tiap Hari, Anak 7 Tahun Raup Rp 314 Miliar, Ini Alasan Lucu Sang Bocah

Baca: Sering Jadi Cadangan di Musim 2018, Ini Langkah yang Diambil Gede Sukadana, Terburuk Pergi

Baca: Nekat Ancam Anggota TNI Pakai Celurit, Begini Nasib Warga Banjar Tegal

Baca: Cerita Kanibal Joe Metheny, Jual Daging Korbannya di Kios BBQ, Ungkap Rasa Daging Manusia dan Babi

Baca: Bukan Via Vallen, Artis Cantik Ini yang Paling Laris di YouTube Tahun 2018, Ini Video Populernya

Baca: Video Telanjang di Kamar Mandi Hotel Viral, Wanita Ini Gugat Manajemen Hotel Rp 1,4 Triliun

"Penangkapan tersangka berkat kerja sama dengan Kepala Desa dan masyarakat, korban dilaporkan di Polsek sejak 30 September 2018 lalu."

"Terdapat ada hal tindak pidana, kami fokus dan mengungkap hal tersebut serta menangkap tersangka,” jelas Kapolsek.

Ditambahkannya, berdasarkan keterangan tersangka dia melakukannya seorang diri.

”Ini masih kita dalami, tersangka telah mengakui perbuatannya dikarenakan sakit hati kepada korban karena cintanya ditolak,” tukasnya.

Korban sebelumnya hilang kontak pada Senin, 1 Oktober 2018.

Perempuan berusia 15 tahun itu berpamitan dengan pamannya, NU pada Minggu, 30 September 2018 untuk pergi bersama Wagiran, kawan prianya yang kenal melalui Facebook.

Korban dijanjikan suatu pekerjaan di sebuah butik pakaian di Kecamatan Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara.

Sesampainya di Kecamatan Bungamayang, korban memberikan kabar kepada keluarganya melalui pesan singkat, sekitar pukul 16.10 WIB bahwa sudah sampai Bungamayang dan sedang menunggu mobil.

Kemudian pukul 21.00 WIB memberikan kabar lagi bahwa sudah sampai ke lokasi.

Kecurigaan keluarga pun muncul ketika pesan kedua serta komunikasi melalui telepon sedikit janggal lantaran antara pesan dan telepon tersebut dengan pernyataan rekan korban berbeda saat di telepon keluarga Rantika.

‎Saat di telepon keponakannya tersebut mengaku sedang berhenti di kebun sawit, sekitar pukul 18.00.

Keterangan berbeda di lontarkan, ketika Wagiran mengirimkan pesan singkat mengaku sudah tiba di tempat kerjanya pukul 17.00 WIB.

"Saya curiga keduanya kasih informasi berbeda," kata paman korban, NU.

Ia menjelaskan bahwa sempat berkomunikasi dengan Wagiran tiga hari setelah kepergian keponakannya dari rumah.

"Pelaku mengaku sinyal disana tidak ada," ungkapnya seraya mengatakan keluarga masih berusaha mencari keberadaan korban. (*) 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved