Smart Woman

Refleksi Emosi dalam Warna Ilustrasi Flora

Bagi Flora, pemilihan warna dalam ilustrasinya dapat merefleksikan emosinya ketika sedang menggambar

Penulis: Ni Putu Diah paramitha ganeshwari | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali
Flora Marcella Ruslin bersama karya ilustrasinya. 

TRIBUN-BALI.COM - Menggambar ilustrasi bagi Flora adalah sesuatu yang menyenangkan. Ia merasa bebas berimajinasi, kemudian menuangkannya pada kertas. Hobi ini pun kemudian menjadi profesinya.

Sejumlah proyek ilustrasi telah dikerjakan wanita kelahiran 11 Maret 1987 ini. Beberapa di antaranya Ilustrator for Indonesian Night Annual Meeting World Economic Forum, buku puisi "Wilder Heart" bersama Isabella Jan, buku cerita “Little Witch & Little Wolf” bersama Cynthia Sunjaya, dan lainnya.

Namun yang dicari Flora dalam membuat ilustrasi bukan sekadar penghasilan yang akan didapat. Lebih dari itu adalah kepuasan hatinya. Dengan membuat ilustrasi, Flora merasa dirinya berharga.

Senyuman orang lain yang melihat karyanya adalah pencapaian bagi dirinya.

“Rasanya menyenangkan bisa membuat orang lain bahagia karena ilustrasi yang saya buat,” ungkapnya.

Selain membahagian diri sendiri, Flora menjadikan dunia ilustrasi sebagai alat mengungkapkan emosinya.

Jika perasaannya sedang sedih, secara intuisi ia akan memilih warna biru sebagai dominan dalam karyanya. Ketika marah, warna nyala seperti merah, kuning, dan jingga yang memenuhi kertas.

“Menurut saya, warna dapat merefleksikan emosi. Ketika sedang dalam mood tertentu, tanpa pikir panjang memilih warna-warna yang dianggap mewakili. Namun hal ini tentunya tidak dapat dilakukan ketika sedang mengerjakan ilustrasi atau desain pesanan orang. Kalau untuk pesanan, tentu saja cara pengerjaannya beda lagi,” tutur Flora.

Perempuan bernama lengkap Flora Marcella Ruslin tertarik pada dunia seni sejak kecil.

Ia ingat dulu lebih memilih bermain dengan pensil warna dan kertas, dibandingkan mainan anak-anak lainnya. Hobi ini pun diteruskan hingga kini, tanpa ada pikiran sedikit pun untuk berhenti.

Flora pun memutuskan mengikuti kuliah Desain Komunikasi Visual di Bina Nusantara Jakarta. Sambil kuliah, ia magang di sebuah perusahaan iklan. Pengalaman magang inilah yang semakin mematangkan kemampuan desain Flora.

“Saya belajar bagaimana membuat desain yang akan disukai pelanggan. Saat berhadapan dengan industri, mau tidak mau saya harus menahan ego,” ujarnya.

Tak hanya belajar menghadapi klien, bekerja ini pun membawanya pada pengalaman baru. Ia mendapat kesempatan untuk mengikuti beberapa perlombaan dan mendesain untuk perusahaan besar.

Hingga saat ini pun Flora masih dipercaya beberapa klien untuk membuat desain logo, undangan, backdrop, dan lainnya.

“Membuat desain dan ilustrasi itu sesungguhnya ada sedikit perbedaan. Kalau saya pribadi lebih menyukai ilustrasi karena lebih banyak cerita yang bisa saya sampaikan. Ke depannya saya masih ingin terus mencoba hal-hal baru, barangkali mencoba membuat animasi dan bermusik. Saya ingin menantang diri saya untuk terus berkarya dan berinovasi,” kata Flora.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved