7 Bencana Geologi yang Menimpa Indonesia Selama Tahun 2018
Bencana di Indonesia mengalami peningkatan dalam jumlah korban dengan rincian 378 orang pada tahun 2017 dan 4231 orang pada tahun 2018
TRIBUN-BALI.COM - Perjalanan selama 2018, Indonesia diwarnai oleh berbagai bencana geologi yang menyebabkan kerugian mulai dari jiwa hingga materi.
Berdasarkan definisinya, bencana geologi adalah ketika kekuatan geologi secara alami seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus, dan tanah longsor, yang menyebabkan penghancuran yang berdampak pada kematian di suatu daerah.
Ironisnya, berdasarkan informasi BNPB, jika dibandingkan dengan tahun 2017 dan 2018, bencana di Indonesia mengalami peningkatan dalam jumlah korban dengan rincian 378 orang pada tahun 2017 dan 4231 orang pada tahun 2018.
Menengok kembali perjalanan selama tahun 2018, apa saja bencana geologi yang terjadi pada tahun ini?
Gempa Bumi Banten, Januari 2018
Pada 23 Januari 2018, gempa berkekuatan 6,1 magnitudo menguncang Kabupaten Lebak, Banten dengan dan merusak lebih dari 8.500 bangunan.
Saking dasyatnya, gempa tersebut juga dirasakan pada beberapa wilayah di sekitarnya seperti Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah.
Menurut keterangan Kepala Bidang Indormasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, gempa bumi di Lebak diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia dan termasuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman dangkal.
Kerusakan bangunan yang disebabkan oleh gempa banyak terjadi di Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat karena wilayahnya yang berdekatan dengan Lebak sebagai episentrum gempa.
Letusan Gunung Sinabung, Februari 2018
Senin, (19/2/2018) pukul 08.53 WIB, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus.
Tinggi letusan gunung tersebut mencapai 5 km dan bertekanan kuat dengan warna kelabu kegelapan.
Letusan juga disertai dengan luncuran awan panas sejauh 4,9 km ke arah selatan dan tenggara serta 3,5 km ke arah tenggara dan timur.
Untungnya, kejadian ini tidak menyebabkan korban jiwa.
Hanya saja, fenomena ini mengganggu aktivitas masyarakat dalam radius 3 km, 7 km untuk wilayah selatan-tenggara, 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung.