Kisah Pilu Bayi Azzahra Divonis Gagal Jantung, Sang Ibu: Kalau Mandiin Bibirnya Sampai Lidahnya Biru
Malang nian nasib bayi mungil asal Banyuwangi, Jawa Timur, Cantik Qolisya Azzahra.
Penulis: eurazmy | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Malang nian nasib bayi mungil asal Banyuwangi, Jawa Timur, Cantik Qolisya Azzahra.
Di usianya yang masih hitungan bulan, bayi perempuan yang lahir dari pasangan suami istri Nepu Setiawan dan Eka Puspita Dewi ini sudah harus bergelut dengan alat medis akibat kelainan jantung yang dideritanya.
Oleh dokter, ia divonis gagal jantung dan jantung bocor.
Sang ibu, Eka Setiawan saat ditemui di ruang perawatan bayinya di sal Cempaka RSUP Sanglah, Selasa (8/1) menuturkan, anak keduanya divonis mengalami kebocoran jantung sejak usia masih 3 bulan.
Saat itu, kisah dia, anaknya itu tetiba sakit.
Namun, saat dibawa ke Rumah Sakit di Banyuwangi divonis mengalami gagal jantung atau jantung bocor.
Namun karena keterbatasan alat medis, maka si bayi disarankan untuk rujuk ke salah satu rumah sakit di Surabaya.
Namun karena keterbatasan ekonomi dan saudara, ia lebih memilih merujuk anaknya ke RSUP Sanglah.
"Kata dokter, gagal jantung. Jantungnya itu bocor, bocor dua. Yang satu bocor di tengah pembuluh darahnya, yang satu di tengah bocornya gede juga. Terus juga divonis gagal jantung, empat katupnya salah tempat mbak. Kata dokter lagi juga ada gizi buruk," jelasnya dengan mata nanar.
"Kaget juga, saya sampai gak nyangka ternyata dia sampai begini (kelainan jantung). Aku sering lihat kalau saya mandiin itu bibirnya biru sampai lidah-lidahnya, kukunya juga biru," imbuhnya.
Tak hanya disitu, bayi mungil yang sudah berusia 4 bulan ini hingga kini hanya memiliki berat badan 3,2 kg yang seharusnya bisa mencapai 5-6 kg.
Oleh dokter, kata dia, sang bayi juga dikatakan mengalami gizi buruk.
"Saat umur 2 bulan beratnya 4 kilo. Lalu turun menjadi 3,2 kilo dan terus merosot turun jadi 3 kilo. Dari dalam kandungan itu sudah dibilang kalau kurang gizi. Padahal nafsu makan saya saat hamil tergolong besar," kisahnya.
Setelah melalui masa perawatan di RSUP Sanglah, kondisi bayi terbilang terus membaik.
Bahkan, sudah sempat dibawa pulang ke rumah kos sementara pada Jumat (4/1). Namun, tujuh jam selang kemudian, kembali dirawat masuk rumah sakit.
"Sama dokter yang menangani disarankan dibawa ke RS Harapan Kita Jakarta. Tapi saya bilang udah gak sanggup, karena sudah gak punya biaya lagi. Lagipula, kondisi anak saya juga tidak memungkinkan karena gak bisa lepas dari tabung oksigen," tuturnya.
Bayi ini masuk sebagai kategori pasien umum. Biaya yang dihabiskan pasutri ini sudah sampai Rp 200 Juta. Dengan kondisi bayi yang tak kunjung membaik, dipastikan biaya akan terus bertambah.
Eka mengaku sudah habis-habisan, semua harta bendanya di Genteng, Banyuwangi sudah habis dijual. Ia mengaku hanya bisa pasrah, berharap ada uluran tangan dari sesama.
"Sekarang saja sudah habis Rp 200 juta lebih. Untung masih ada BPJS. Kosan saja saya masih ngutang tapi ndak saya tempati. Semuanya demi dia," tandasnya. (*)