Harga Tanah Tak Semahal Dulu, Tahun 2019 Dinilai Waktu Tepat Berinvestasi di Bali
Peningkatan industri sektor pariwisata di Pulau Dewata, Bali menyebabkan bertambahnya minat para investor untuk mencari peluang bisnis di Bali.
Harga Tanah Tak Semahal Dulu, Tahun 2019 Dinilai Waktu Tepat Berinvestasi di Bali
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Peningkatan industri sektor pariwisata di Pulau Dewata, Bali menyebabkan bertambahnya minat para investor untuk mencari peluang bisnis di Bali.
Bahkan, tak sedikit investor yang berupaya menguasai lahan di Bali meskipun harga lahan di Bali sempat meroket pada beberapa tahun sebelumnya.
Seperti diketahui, dalam dua tahun terakhir, harga tanah sempat mencapai dua hingga lima kali lipat dibandingkan harga tahun sebelum adanya kenaikan.
Meski demikian, 2019 adalah saat yang tepat untuk berinvestasi lahan di Bali.
Pasalnya, tahun 2019 harga tanah di Bali, tak terlalu melonjak signifikan.
“Kondisi tahun politik dan pasar perumahan primer yang dua tahun belakangan tengah jenuh, memicu pelambatan kenaikan harga lahan di Bali. Ini momen yang tepat untuk berinvestasi,” ujar Direktur Marketingt Permata Graha Land Group, Satya Adi, di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Menurut Satya, dengan membeli tanah di Bali, investor bisa mendapatkan imbal hasil yang tinggi di tahun mendatang.
Pasalnya, akibat aksi wait and see, banyak pemilik lahan yang cenderung menahan harga atau bahkan menurunkan harga lahan.
Sehingga, di saat kondisi normal, imbal hasil yang didapatkan investor bisa melonjak tajam.
Dipaparkan Satya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tajamnya lonjakan harga tanah di Bali akhir-akhir ini.
Pertama, dalam pandangan investor Bali adalah pulau yang relatif kecil.
Luas tanah Bali terbatas. Kedua, industri pariwisata menjanjikan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan ke depan.
Oleh karena itu, potensi nilai komersial tanah Bali juga sangat tinggi.
Untuk menjawab kebutuhan investor akan harga lahan yang terjangkau di kawasan Uluwatu, Permata Graha Land melalui anak perusahaannya PT Nuansa Permata Bali mulai memasarkan tanah kavling di wilayah Uluwatu Bali, yaitu Marina Clifftop.