Serba serbi

7 Kala Ini Hadir di Minggu Wuku Pujut, Lihat Hari Baik-Buruknya

Dalam susunan kalender Bali dikenal istilah ala ayuning dewasa yang berarti baik-buruknya suatu hari dalam melakukan aktivitas atau kegiatan tertentu.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Kalender Bali karya Alm. Drs. I Nyoman Singgir Wikarman dan buku Ala Ayuning Dewasa Ketut Bambang Gede Rawi yang ditulis oleh Ida Bagus Putra Manik Ariana dan Ida Bagus Budayoga. 

Sementara Kala Jangkut Tribun Bali melansir dari laman kalenderbali org.

1. Kala Temah
Kala Temah sendiri dipercayai sebagai hari yang tidak baik untuk dewasa ayu.

Kehadirannya lumayan sering dalam sistem padewasan yakni pada Redite Wuku Medangsia, Pujut, Kulawu dan Dukut; Soma Wuku Sinta, Landep, Tolu, Wariga, Warigadean, Julungwangi, Langkir, Pahang, Medangkungan, Menail, Watugunung; Anggara Wuku Ukir, Sungsang, Kuningan, Krulut, Tambir; Budha Wuku Kulantir, dan Dunggulan.

Selain itu hadir pula pada Wraspati Wuku Ukir, Tolu, Sungsang, Kuningan, Krulut, Tambir; Sukra Wuku Ukir, Tolu, Julungwangi, Langkir, Pahang, Medangkungan, Menail, Watugunung; serta Saniscara Wuku Ukir, Medangsia, Pujut dan Dukut.

2. Kala Ngadeg
Padewasan yang berisi Kala Ngadeg sebagai waktu yang baik untuk membuat pintu rumah (kori), tembok, pagar, mulai memelihara unggas atau ayam aduan dan membuat sangkar.

Kedatangannya yakni pada Redite Wuku Pujut dan Kerulut; Soma Wuku Tambir dan Kelawu; serta Sukra Wuku Watugunung.

3. Kala Kutila
Kemudian padewasan melalui Kala Kutila ada dua, yakni Kala Kutila munggah (naik) dan Kala Kutila turun.

Kemunculan Kala Kutila ini berdasarkan pertemuan antara Urukung-Maulu dari Sad Wara dengan Kliwon (Panca Wara).

Kala Kutila munggah (naik) ditandai sebagai dewasa baik untuk berburu, sedangkan jika Kala Kutila turun dewasa baik untuk membuat ranjau (sungga), membuat pagar dan membuat alat penangkap binatang (blantik/jebakan).

Kala Kutila naik ini yakni hadir pada Redite Wuku Pujut, Soma Wuku Landep, Anggara Wuku Tambir, Budha Wuku Gunbreg, Wrespasti Wuku Menahil, Sukra Wuku Sungsang dan Saniscara Wuku Wayang.

Sementara Kala Kutila turun kehadirannya pada Redite Wuku Watugunung, Soma Wuku Kerulut, Anggara Wuku Kulantir, Budha Wuku Merakih, Wrespasti Wuku Warigadean, Sukra Wuku Bala dan Saniscara Wuku Kuningan.

4. Semut Sedulur (Kala Sadulur)
Berdasarkan konvensi Wariga, Kala Katututan yang lebih lumrah disebut dengan Semut Sadulur, muncul dalam gabungan Wewaran Panca Wara dan Sapta Wara apabila urip (neptu) gabungannya menunjukan jumlah 13 berturut-turut.

Kemunculan Kala Katututan (semut Sadulur) ini tidak baik untuk upacara Pitra Yadnya (atiwa-tiwa), sedangkan baik untuk mulai usaha, berdagang dan sebagainya yang berhubungan dengan perekonomian.

Semut sedulur jatuh pada Sukra Pon (7+6=13, Sukra Wage (4+9=13) dan Redite Kliwon (8+5=13).

5. Kala Sor
Kala Sor ditandai sebagai dewasa yang tidak baik untuk melakukan kerja di tanah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved