Wanita Ini Kaget Lalu Melompat Dengan Celana Melorot Usai Dipatuk Ular Piton di Kloset
Seorang perempuan Australia "melompat dari kloset duduk" setelah digigit ular di toilet, kata seorang pawang ular.
TRIBUN-BALI.COM - Seorang perempuan Australia "melompat dari kloset duduk" setelah digigit ular di toilet, kata seorang pawang ular.
Helen Richards, 59 tahun, diserang seekor ular saat berada di tempat gelap di rumah seorang kerabatnya di Brisbane, Australia, pada Selasa (22/01/2019).
Meski bukan digigit ular berbisa, Helen terluka dari gigitan ular sanca karpet sepanjang 1,5 meter ini.
Sang pawang, Jasmine Zeleny, yang menarik reptil itu dari dalam kloset, mengatakan, ular lazim ditemukan di toilet-toilet sedang mencari air selama musim panas.
Richards mengatakan kepada media setempat ia merasa "ada yang mematuk".
"Saya melompat dengan celana yang melorot dan berbalik untuk melihat apa yang tampak seperti kura-kura yang dimasukkan ke dalam mangkuk," katanya kepada koran The Courier Mail.

Zeleny mengatakan luka-luka gigitan yang dialami Richards sudah diobati dengan antiseptik, sembari menjelaskan ular sanca karpet relatif tidak berbahaya.
"Sayangnya, titik keluar yang biasa dipilih ular terhalang setelah Helen menduduki kloset, dan ular itu menyerang karena ketakutan," kata Zeleny kepada BBC.
"Saat sampai di sana, Helen terlihat tenang dan sudah memerangkap ular tersebut. Dia mengatasi situasi ini layaknya seorang juara."
Ular sanca karpet adalah spesies umum di sepanjang pantai timur Australia.
Mereka tidak berbisa namun suntikan tetanus tetap direkomendasikan bila digigit ular tersebut.
Sudah dua minggu Australia dilanda cuaca panas ekstrem yang dilaporkan menjadi cuaca terpanas di negara tersebut.
Beberapa satwa liar seperti kuda, kelelawar, dan ikan-ikan dilaporkan banyak yang mati akibat cuaca panas ekstrem ini.
Benua Australia di beberapa wilayah berubah menjadi berwarna hitam dalam peta cuaca.
Penyebabnya, suhu melonjak menjadi yang terpanas sejak Perang Dunia II.
Dikutip dari laman Daily Mail (19/1/2019), kondisi berangin telah melanda pantai timur Australia sejak Selasa (15/1/2019).
Suhu di wilayah New Soyh Wales bahkan melebihi 41 derajat celcius.
Kondisi tersebut terlihat dalam peta cuaca yang menunjukkan sebagian besar timur negara itu berwarna hitam dan ungu – pertanda suhu meningkat.
Menurut MailOnline seperti dikutip dari ladbible.com (19/1/2019), Port Augusta di Australia bagian selatan juga akan menjadi salah satu tempat terpanas di dunia dengan suhu yang akan mencapai 46 derajat celcius pada Kamis (24/1/2019).
Suhu di Sydney akan mencapai 30 derajat celcius sepanjang minggu sementara Adelaide akan memanggang dengan suhu tertinggi 40 derajat celcius.
White Cliffs, sebuah kota pedalaman kecil dengan populasi hanya di bawah 150 orang, memecahkan rekor pada Rabu lalu dengan suhu 48,2 derajat celcius.
Simon Grainger, Biro klimatologi dan Meteorologi, mengatakan kepada CNN, "Berdasarkan luas dan lamanya, ini adalah gelombang panas yang paling signifikan yang mempengaruhi daratan Australia timur sejak Januari 1939."
The Macley Argus melaporkan jalan raya di New South Wales (NSW) telah mulai mencair.
Jalan tersebut membutuhkan siraman air untuk mendinginkan permukaanya agar membuatnya lebih aman untuk dilewati.
Situasi tersebut membuat Dewan Pemerintah Walcha, sebuah kota di ujung tenggara Tablelands Utara, New South Wales menggunakan air tanah dan air sungai untuk menyirami jalan.
Namun keputusan tersebut bukan hal mudah dilakukan.
Pasalnya, air menjadi langka namun bagaimana pun pemrintah perlu memastikan keselamatan pengendara dan menjaga agar jalan tetap dapat dilewati.
Orang-orang Australia pun cenderung memilih tinggal di rumah dan malas bepergian.
Artikel ini sudah tayang di bbc news indonesia berjudul: Seorang perempuan digigit ular sanca dari dalam kloset