Hari Raya Imlek

Unik, Akulturasi Budaya Tionghoa dan Bali di Vihara Dharmayana Kuta

Vihara Dharmayana Kuta yang berada di Jalan Blambangan, Kuta, Badung, Bali dikatakan sudah ada sejak tahun 1750.

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Firizqi Irwan
Masyarakat yang datang ke Vihara Dharmayana Kuta melaksanakan peribadatan yang dilakukan pada perayaan Tahun Baru China atau Imlek, Selasa (5/2/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Tidak hanya sebagai tempat untuk beribadah, Vihara Dharmayana Kuta juga menjadi destinasi wisata bagi wisatawan untuk mengenal tradisi Etnis Tionghoa di Bali.

Penanggung jawab Vihara Dharmayana, Adi Dharmaja Kusuma menceritakan terkait keberadaan Vihara Dharmayana kepada Tribun Bali.

Vihara Dharmayana Kuta yang berada di Jalan Blambangan, Kuta, Badung, Bali dikatakan sudah ada sejak tahun 1750.

"Vihara Dharmayana Kuta ini diperkirakan sudah berdiri sejak tahun 1750 dan menjadi salah satu destinasi wisata yang dimiliki Desa Adat Kelurahan Kuta, di Banjar Semadi Kuta," ujarnya, Selasa (5/2/2019) saat perayaan Tahun Baru China atau Imlek.

Adi juga mengatakan setiap menyambut perayaan Imlek, Vihara Dharmayana Kuta menggelar acara pertunjukan seni tradisional dan bela diri wushu dari etnis Tionghoa.

Seni tradisional seperti pertunjukan barongsai dan liang liong (naga), dimana kegiatan itu dilakukan untuk menghadirkan aura positif dalam menyambut perayaan tahun baru Imlek.

"Kita sambut acara dengan pertunjukan barongsai dan liong serta hiburan lainnya," jelasnya.

Saat perayaan Imlek, Vihara Dharmayana juga akan dihiasi berbagai pernak pernik seperti lampu lampion, angpao, dan atribut lainnya dengan warna serba merah.

Selain itu, Etnis Tionghoa Bali yang ada di Banjar Semadi Kuta sebanyak 145 KK.

Memiliki hubungan dekat dengan masyarakat Bali.

Penjor hingga canang pun selalu terlihat di Vihara Dharmayana ini, Adi pun mengaku hal itu sebagai bentuk akulturasi budaya Tionghoa dan Hindu Bali.

"Kita bisa lihat di sini ada canang hingga penjor, itu sebagai satu bentuk akulturasi budaya yang ada di sini," terangnya.

Selain menjadi tempat peribadatan bagi etnis Tionghoa, setiap harinya ada juga wisatanya yang datang berkunjung ke sini.

Vihara Dharmayana yang masuk dalam kategori wisata tradisi, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke Kuta.

Dimana Vihara Dharmayana juga menjadi tempat pemujaan pada para sin beng, Budha, Dewi Kwan Im.

"Ada ratusan wisatawan asing yang datang ke Vihara ini, ya untuk melihat-lihat secara lebih dekat tradisi di dalamnya," lanjutnya.

Wisatawan asing yang datang ke sinipun dijelaskan Adi di antaranya wisatawan asal Eropa, India, Tiongkok (China) dan juga Australia.

"Mereka datang ke sini untuk melihat-lihat, karena mungkin tempat ini menjadi destinasi wisata tradisi budaya Tionghoa dan agama Budha. Mereka melihat, kok tempat ibadah ini masih eksis di tengah-tengah umat Hindu yang ada di sini," ujarnya.

Bahkan Adi mengatakan pada tahun 1981, Dalai Lama atau tokoh spritual Budha dari Tibet pernah datang berkunjung ke Vihara Dharmayana Kuta ini.

Hal itu menjadikan Vihara Dharmayana terus dikenal hingga mancanegara, bahkan informasinya terus dirasakan dengan banyaknya wisatawan yang hadir ke Vihara Dharmayana ini.

"Pada tahun 1981 yang mulia Dalai Lama (tokoh spritual Budha) pernah datang ke sini sehingga informasi cepet menyebar dan seperti sekarang ini," terangnya.

Vihara Dharmayana Kuta  selain tempat ibadah dan wisata tradisi juga digunakan oleh wisatawan untuk foto prewedding bahkan melangsungkan pernikahan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved