Bayi Kembar 4 Lahir di Denpasar
Inilah Nama 4 Bayi Kembar Pasangan Pasek Eka & Kadek Upik, Sebut Kelahiran Mereka Bak Mimpi
Seperti mimpi bagi kedua pasangan berbahagia, Nyoman Pasek Eka Suadnyana (38) dan Kadek Upik Lilian Mahayanthy (35).
Penulis: Busrah Ardans | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seperti mimpi bagi kedua pasangan berbahagia, Nyoman Pasek Eka Suadnyana (38) dan Kadek Upik Lilian Mahayanthy (35).
Siapa sangka dan tak pernah terbayangkan sedikit pun, bahwa mereka akan kehadiran tiga bayi lelaki ganteng dan satu bayi perempuan cantik, Rabu (6/2/2019), lalu.
Bayi kembar empat itu lahir dengan selamat di Rumah Sakit Prima Medika yang sudah dikandung ibunya dengan program bayi tabung selama kurang lebih 37 minggu.
Raut kegembiraan tak lepas dari wajah keduanya. Para keluarga satu persatu datang menjenguk dan memberikan ucapan selamat, doa, dan dukungan kepada Pasek dan Kadek Upik.
Baca: Bayi Kembar Empat Lahir di Denpasar, Pekak Made Subada Mimpi Didatangi Leluhur & Diberi Petunjuk Ini
Pasek Eka berulang kali meluapkan rasa syukurnya sembari membayangkan kenyataan yang tidak pernah diduganya itu.
Sejak menikah 2014 silam, keduanya memang sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan momongan.
Perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh memang tidak pernah mengkhianati hasil.

Berkat perhatian khususnya kepada sang istri hingga kemauan kuat istrinya keduanya mampu melewati itu semua.
Tidak lupa, di sela-sela obrolan dengan tribun-bali.com ia mengutarakan hasilnya sekarang berkat restu orangtuanya dan doa yang selama ini dipanjatkan.
Jauh sebelum kelahiran keempat bayi kembar mereka, pihak keluarga pun telah menyiapkan nama-nama indah.
Nama-nama istimewa itu ditunjuknya kepada tribun-bali.com, yakni Putu Radevawiguna Pasmadinatha, Kadek Azkawiraguna Pasmadinatha, Komang Arsyanendra Pasmadinatha, dan Ketut Arsyaqianzy Pasmadinatha.
Kisah perjuangan kedua pasangan itu sedikit-banyak diabadikan dalam wawancara singkat siang tadi.
Dengan semangat yang membara segala pengobatan yang dulu dilakoninya, kata Pasek Eka hampir sudah semua dijalaninya dengan istri.
"Sudah ke mana-mana dokter kandungan, program biasa, terapi, ya itu semua selama empat tahun itu dijalani semua. Tradisional, dokter-dokter kemana pun orang beri petunjuk langsung ta jalanin, gak ada nunggu-nunggu, istilahnya sudah semua. Tidak pernah berhenti," kata dia mengisahkan.
Ia katakan, dua jalan, yakni medis dan non medis dipercayai dalam perjalanan mencari momongan itu.
"Medis dan non medis itu sama bagi Tyang. Karena tanpa restu dari Tuhan tidak akan mungkin kita bisa. Paling Tyang ke Pura-pura yang disarankan orang. Kalau ke sana itu ya tanpa kita sadari pikiran dan diri kita itu jadi tenang. Di tahun ke tiga saya sama istri berembug bagaimana kalau coba bayi tabung kebetulan orangtua setuju, akhirnya kami jalan," kata dia bercerita.
Selama program, dia benar-benar serius menjalani, saking seriusnya, sang istri diberikan bed rest artinya tidak banyak bergerak.
"Memang istri tyang itu saya kasih tahu khusus gak boleh ngapa-ngapain. Betul-betul bed rest. Nyapu tidak, pegang sapu pun nggak ta kasih. Jadi biar santai di rumah saja, di tempat tidur. Jadi cuma bangun, makan, ke toilet itu aja. Intinya istri meminimalkan gerakan dia. Saking semangatnya. Jadi harus maksimal," beber pria asal Karangasem, Manggis, ini.
Pengurangan aktivitas itu, jelas dia dilakukan sejak awal program sampai dengan melahirkan.
Baca: Ini Usia Ideal untuk Ikuti Program Bayi Tabung, Biaya Lebih Murah & Tingkat Keberhasilan Lebih Besar
Mengetahui program bayi tabung di RS Prima Medika dari informasi teman-teman juga dengan rekomendasi dari kerabat.
"Kami memilih bayi tabung karena rekomendasi dan informasi yang kami terima. Setelah itu kita jelaskan kepada keluarga dan orangtua merestui akhirnya kita langsung sepakat ke sini. Saat kehamilan normal saja, seperti kehamilan biasa tidak ada keluhan sama sekali. Saat pendaftaran awal kita jalani dan tanpa ada halangan begitu. Semuanya berjalan mudah dan kami berdua diberikan kelancaran tidak ada permasalahan berarti.
"Kata orang sih anak itu bawa rezeki, itu sudah terbukti. Saat baru hamil seperti apa yang saya inginkan di tempat kerja saya dapatkan, misalnya posisi saya. Dan begitu lancar tidak ada masalah. Juga istri yang jadi guru di SMP ini di tempat kerja dia banyak yang support. Jadi cukup mendukung dan berjalan lancar." ujar Nyoman Pasek menerangkan.
Baca: Perang Tarif Bayi Tabung di Rumah Sakit Bali, dari yang Paling Mahal Hingga Beri Harga Promo
Ditanya mengenai apakah ada keturunan kembar dari keluarga Nyoman Pasek Eka Suadnyana, disebutnya tidak ada. Hanya saja ada cerita bahwa pada leluhur dulu ada.
"Setahu saya keluarga belum ada garis keturunan kembar, tapi katanya dulu kakeknya ada. Juga ada di rumah keluarga Pura Kembar. Jadi katanya dulu leluhur ada yang kembar, cuma di generasi saya belum. Tepatnya Pelinggih kembar, di pekarangan rumah itu ada Pura dengan Pelinggih kembar.
"Keluarga, seingat saya belum, generasi saya juga. Tapi ada pelinggih kembar mungkin waktu itu ada keluarga. makanya dibuat," jawabnya.
Sementara itu, Direktur RS Prima Medika dan Wadir RS Prima Medika yang hadir dalam jumpa pers dengan wartawan, di ruang Orchid, RS Prima Medika mengatakan turut berbahagia kepada kedua pasangan itu.
Sejak tahun 2012 hingga 2018 pihak RS Prima Medika berhasil melahirkan bayi dengan program bayi tabung sebanyak 182 kali bayi lahir tunggal, 72 kali bayi lahir kembar 2, 24 kali bayi lahir kembar 3 dan 2 kali bayi lahir kembar 4.
"Memang di RS Prima Medika ini program bayi tabungnya kita lakukan low cost gitu. Kita setting dari awal biayanya rendah dengan kualitas bagus," kata dr Putu Sarjana SpOG (K) yang menjabat sebagai Wadir Yanmed Prima Medika di hadapan wartawan.
Ia juga menuturkan, dilihat dari perbandingan dengan beberapa RS lainnya terdapat cost yang lebih tinggi dibanding di RS Prima Medika.
"Misalnya saya lihat di Surabaya itu kalau biayanya Rp 100-150 Juta dan kalau tidak berhasil tetap hilang segitu uangnya, tapi kita tidak begitu. Apalagi di sini juga tingkat keberhasilan sudah bagus dan berstandar internasional," tuturnya.
Pada mulanya dijelaskannya, pihak RS Prima Medika sempat khawatir lahir pada tidak cukup bulan.
"Kita khawatirnya lahirnya tidak cukup bulan. Biasanya jarang sampai 36 atau 9 bulan. Nah ini malah lewat 9 bulan. Itu yang betul-betul hadiahnya, kebahagiaan buat kita semua.
"Awalnya juga dari proses kontrol dan sebagainya, Ibunya juga mau diarahkan, bapaknya juga. Artinya berbeda kelahiran ini dengan kelahiran lainnya. kita sempat merasa tegang, sering mengadakan rapat dan lakukan antisipasi lain. Tapi ada berhasil," jelas dia, bercerita.
Sedangkan, Direktur RS Prima Medika, dr Putu Dian Ekawati MPH yang juga hadir di sela-sela acara mengutarakan ucapan selamat kepada keluarga Nyoman Pasek Eka Suadnyana.
Keberhasilan tersebut ucapnya, merupakan yang kedua kalinya.
"Keberhasilan kelahiran bayi kembar empat ini merupakan yang kedua. Sebelumnya pasangan itu juga melakukan program bayi tabung di sini tetapi memilih melahirkan di RS lain," ucapnya.
Ia menjelaskan, kembar empat itu ada satu pasangan yang kembar identik.
"Kalau kembar empat ini ada satu kembar yang identik yang jelas tiga laki-laki nanti ini pasti ada yang mirip. Apa dua sama tiga yang identik atau satu sama dua, nanti biar bapaknya yang mengamati.
Perkembangan dari anak yang identik itu hampir 99 persen. Baik dari fisiknya sampai sifatnya. Perlakuan dari kita sih sama dan orangtua juga harus memberikan perlakuan yang sama," jelas dia, sembari memberikan senyum kepada orangtua anak.
Proses itu diungkapkannya, dari tiga itu ada satu yang membelah lagi dalam perkembangannya.
Pihaknya belum bisa identifikasi yang mana, tapi yang pasti ada satu yang membelah sehingga menjadi identik dengan yang satu bayi. Sama persis, karena berasal dari satu telur.
"Empat-empatnya ini dari kami beratnya sudah lumayan dan sehat. Memang kemarin kita semua berdoa mudah-mudahan tidak meleset. Padahal sejak dari awal kita kasih tahu risiko terhadap anak dan ibunya.
"Kita bisa berbangga untuk ini. Apalagi di kami kan untuk menangani bayi kembar empat, pihak kami sudah siap-lah. Kalau bayi tabung saja kita unggulkan tanpa alat penunjang tidak mungkin. Kita sudah siap semua. SDM dan alat-alatnya,"
Ditambahkannya, persiapan terhadap bayi pun kian lengkap dengan adanya ruangan khusus seperti NICU dan PICU.
"Ruangan khusus buat bayi perawatan intensif bagi usia dari 0 hari. Selain itu dengan dokter dan alatnya serta memiliki fasilitas dan siap menerima rujukan. Tidak hanya bayi tabung," tambahnya.
Dr Dian Savitri, Sp A yang mewakili tim dari Dokter Spesialis Anak yang turut menangani kelahiran empat bayi kembar menuturkan ada pihaknya memprediksi ada risiko prematur, namun semua itu diluar dugaan.
"Awalnya ya, memprediksi ada risiko prematur. Tapi kemudian bayi bisa lahir cukup bulan tapi kecil dalam kandungan. Kita menyebutnya kecil masa kehamilan, istilahnya bayi berat lahir rendah tapi cukup bulan karena usia kehamilannya 37 minggu.
Jadi kita sudah persiapkan dari tahap awal dan pasca lahir. Kami siapkan empat tim, sudah siap juga dengan inkubator, alat bantu napas, apalagi kita memiliki NICU dan PICU. Kami dari tim Mediatri mempersiapkan proses persalinannya," tutur dia ditemani beberapa perawat RS Prima Medika.
Ia menyebut perawatan terhadap bayi ini long term treatment di situ meliputi nutrisi, tetap utamanya ASI, juga susu penambah berat badan.
Kedepannya kesiapan orangtua dalam perawatan bayi seperti ini selalu dikasih tahu bagaimana perawatannya kepada orangtuanya.
"Perawatan tali pusar, pemberian minum, kontrol imunisasi, nutrisi itu sudah semua kita beri tahu keluarga. Asupan gizi dan ASI. Juga pekerjaan buat keluarga memberikan kasih sayang yang sama dan adil bagi setiap bayi kembar," sebut dia berpesan. (*)