Dinas Kesehatan Stop Pasokan Vaksin Anti Rabies, RSUP Sanglah Tak Lagi Sediakan VAR
Vaksin Anti Rabies (VAR) yang selama ini tersedia di RSUP Sanglah Denpasar tak lagi disediakan karena pasokannya distop Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Penulis: eurazmy | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Vaksin Anti Rabies (VAR) yang selama ini tersedia di RSUP Sanglah Denpasar tak lagi disediakan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali secara resmi sudah mensetop pasokan khusus di RS terbesar di Bali ini.
"Rencananya mau suntik Vaksin Anti Rabies (VAR) buat pencegahan, eh ternyata gak ada," kata seorang pengunjung RSUP Sanglah yang enggan namanya disebut kepada Tribun Bali belum lama ini.
Warga yang tinggal di bilangan Jalan Letda Reta Denpasar ini mengaku diberitahu petugas di UGD RSUP Sanglah bahwa stok VAR tidak lagi disediakan di sana.
"Ya saya juga tidak tahu, ternyata di sini juga bisa habis. Mungkin coba ke puskesmas aja kali ya," ujarnya sambil lalu.
Informasi serupa juga didapatkan Tribun Bali saat berkunjung. Salah seorang petugas mengatakan, bahwa dulu saat stok VAR masih ada, memang banyak yang berkunjung untuk mengakses vaksin ini.
"Tapi dari pihak kami hanya beri vaksin sekali saja. Untuk vaksin selanjutnya kami arahkan untuk mengakses VAR di puskesmas daerah masing-masing," ujarnya dikonfirmasi, Sabtu (16/2/2019).
Dikonfirmasi soal kekosongan stok vaksin ini, Kasubbag Humas RSUP Sanglah Ketut Dewa Kresna membenarkan bahwa VAR tidak lagi disediakan di RSUP Sanglah.
Padahal, langkah pemberian VAR menjadi langkah terbaik dalam mencegah virus rabies menyebar setelah seseorang digigit anjing.
"Sudah sejak lama sekitar 3-4 bulan lalu sudah tidak ada dropping (pengiriman) dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali," ungkapnya dikonfirmasi, Sabtu (16/2/2019).
Sehingga, jika ada pasien yang datang ke RSUP Sanglah hanya dilakukan tindakan medis sebatas perawatan luka saja.
''Kalau ingin dapatkan layanan VAR, maka kami sarankan untuk pergi ke puskesmas terdekat di wilayahnya masing-masing,'' ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya mengakui pihaknya sudah tak lagi menaruh stok VAR di RSUP Sanglah.
"Sudah sejak lama. Kami memang gak naruh VAR di sana karena kami anggap boros. Seringkali jatah VAR habis banyak di sana," ungkapnya.
Sebelumnya, pihaknya menyediakan stok VAR di RSUP Sanglah dijatah menerima 200-300 vaksin yang diperkirakan habis dalam waktu sebulan itu juga. Jika habis, maka jatah akan dipasok lagi.
Sementara, angka kasus jumlah gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Denpasar minim (zero kasus) jika dibandingkan dengan wilayah lain seperti Karangasem, Gianyar, Klungkung dan Buleleng.
Ia menerangkan, melimpahnya permintaan vaksin di RSUP Sanglah seharusnya hanya mengakomodasi kasus positif GHPR saja.
Di sinilah letak pertimbangan Dinkes Provinsi Bali untuk tidak lagi menyetok VAR di RSUP Sanglah.
Ia menerangkan, hingga saat ini pihaknya telah memiliki total 77 rabies center dan puskesmas yang tersebar di setiap wilayah Bali dengan sediaan stok VAR masing-masing.
Itupun, lanjut dia, di Rabies Center juga tetap memberlakukan proses verifikasi.
"Jika hanya sekadar untuk pencegahan tidak akan kami kasih. Kami fokuskan VAR hanya untuk korban tergigit saja," terangnya.
Seperti diketahui, Bali ditargetkan bebas virus anjing gila hingga 2020 mendatang dengan melakukan tindakan pencegahan dini seperti vaksinasi. Dalam setahun, Bali menganggarkan sekitar 75 ribu vaksin setiap tahunnya.
"Semoga hingga tahun 2020 mendatang, Bali Bebas Rabies bisa terlaksana. Kami dukung dan lakukan upaya seoptimal mungkin," harapnya.
RS Dianggap Terlalu Gampang Beri VAR
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya mengatakan, permintaan VAR di RSUP Sanglah, tidak dibarengi dengan proses verifikasi petugas di IGD.
Jadi setiap ada yang minta langsung diberikan begitu saja, entah dia mengalami gigitan atau hanya untuk pencegahan saja.
"Harusnya kan ditanya dulu, diobservasi. Kalau memang digigit, anjing yang gigit liar apa tidak, kalau anjing rumahan kan gak perlu VAR, anjing rumahan kan sudah divaksin pastinya," jelasnya.
Disamping itu, menurut dia, pelayanan VAR di RSUP Sanglah juga dianggap tidak perlu mengingat status RSUP Sanglah sebagai rumah sakit rujukan, lebih difokuskan untuk kasus-kasus besar dan darurat.
"Kalau hanya untuk suntik VAR kan gak harus kesana. Cukup di Rabies Center di puskesmas terdekat masing-masing," ujarnya.
Sebab itu, sediaan stok VAR ini akan lebih dipusatkan dipasok ke daerah-daerah zona merah yang memiliki angka kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) yang tinggi. (*)