Begini Suasana Melasti di Gunungkidul, Yogyakarta

Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, akan membuat calender of event, salah satunya memasukkan upacara Melasti

Editor: Widyartha Suryawan
Kompas.com/Markus Yuwono
Umat Hindu saat mengikuti upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (19/2/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, YOGYAKARTA - Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, akan membuat calender of event, salah satunya memasukkan upacara Melasti yang rutin dilaksanakan di Pantai Ngobaran, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

"Untuk Melasti yang setiap tahun di Pantai Ngobaran belum masuk kalender wisata. Saat ini tengah kita garap bersama semua elemen untuk menyusun calender of event,"kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Hary Sukmono sebagaimana dikutip Kompas.com Selasa (19/2/2019).

Pihaknya ingin upacara keagamaan yang menjadi atraksi wisata tetap dalam konteks menghormati nilai-nilai agama.

Menurutnya, hal itu seperti di Candi Borobudur Kabupaten Magelang dan di Bali, yang sudah menjadi daya tarik wisata dengan adanya upacara keagamaan yang dipadu dengan atraksi wisata.

"Semoga tahun depan Melasti sudah masuk kalender," katanya.

Pantai Ngobaran sendiri terletak di sekitar 30 km dari pusat kota Wonosari.

Pengunjung bisa melewati arah Playen menuju Paliyan, terus melewati Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di depan SMKN 1 Saptosari ada jalan baru ke selatan.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tengah membangun jalan menuju obyek wisata kawasan wisata pantai Ngrenehan, Ngobaran hingga Nguyahan.

Saat ini belum selesai semuanya namun cukup membantu untuk kendaraan besar melintas.

Pantai Ngobaran memiliki keuinikan yakni memiliki berbagai tempat ibadah. Mulai Pura, dan Candi yang digunakan umat Hindu sembahyang.

Umat Hindu mengikuti upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Yogyakarta
Umat Hindu saat mengikuti upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (19/2/2019).

Lokasi yang digunakan umat penganut kepercayaan kejawen, hingga ada masjid megah yang berada tak jauh dari lokasi pura.

Meski memiliki panjang pantai sempit, tetapi Ngobaran memiliki pemandangan yang indah karena batuan karangnya.

Suasana akan nampak berbeda ketika menjelang perayaan Hari Raya Nyepi karena di Pantai Ngobaran digunakan untuk melaksanakan upacara Melasti.

Pengunjung akan menikmati suasana mirip di Pulau Dewata Bali, karena saat itu gamelan yang digunakan seperti di Bali. Selain itu ada arak-arakan.

Upacara Melasti merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi yang bertujuan untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi.

Diawali arak-arakan gunungan, uba rampe (sesembahan) dan pura mini yang disebut pratima dari parkiran Pantai Ngobaran menuju ke tempat upacara yang berada di tepi pantai dengan diiringi mantar suci dan kidung suci.

Rombongan pembawa gunungan, sesembahan dan pratima ini dipimpin oleh seorang wasi.

Di pelataran pantai Ngobaran kelompok pawai diberikan percikan air yang berada di dalam kendi kecil dengan menggunakan janur.

Memasuki pelataran gunungan ditata pada bagian depan panggung. Persembahan itu diberikan dari 15 pura yang ada di Kabupaten Gunungkidul.

Meski demikian, umat Hindu yang datang dari berbagai wilayah di DIY dan sebagian Jawa Tengah.

"Dari seluruh Pura yang ada di Gunungkidul untuk bersama-sama dilarung di Pantai Ngobaran untuk mensucikan alam semesta," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Kabupaten Gunungkidul, Purwanto di Pantai Ngobaran, Selasa (19/2/2019).

Pemilihan Pantai Ngobaran sebagai lokasi pelaksanaan upacara Melasti ini menurut Purwanto karena memiliki atmosfer spiritual dan sejarah yang cukup kuat.

Pantai Ngobaran merupakan tempat Prabu Brawijaya V yang juga Raja Majapahit untuk melakukan tapa brata, dan memutuskan menjadi pertapa.

Selesai labuhan, rangkian upacara melasti dilanjutkan dengan grebeg gunungan yang berisi segala hasil bumi. Ratusan warga serta umat Hindu ikut berebut gunungan.

"Satu hari sebelum upacara Nyepi kami akan melakukan upacara Tawur Agung di Pelataran Candi Prambanan, upacara tersebut adalah simbol untuk membayar semua yang telah kita nikmati di bumi ini,"ucapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengikuti Upacara Melasti di Gunungkidul, Serasa di Bali" 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved