Puluhan Kamar Kos di Suwung Kauh Ludes Terbakar, Lisyanto Rasakan Pertanda Aneh : Semua Sudah Habis
Ia pun mengaku telah mengalami hal-hal buruk dalam beberapa hari terakhir. Belum lama ini, ternyata dirinya juga baru mengalami kehilangan motor.
Penulis: Busrah Ardans | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Puluhan kamar kos-kosan di Jalan By Pass Ngurah Rai, Suwung Kauh, Denpasar, Bali terbakar, Kamis (21/2/2019) pagi tadi.
Kos-kosan yang dimiliki empat orang di lokasi tersebut ludes tak tersisa.
Satu rumah kontrakan, rata-rata berisikan puluhan kamar, paling sedikit memiliki 10 kamar kos-kosan.
Lisyanto (43) pemilik kos-kosan yang berjumlah 10 kamar itu kepada tribun-bali.com mengaku beberapa waktu lalu sudah memiliki firasat tidak mengenakan.
Ternyata dari firasatnya itu, terjadi kebakaran di kos-kosannya yang juga menghabiskan 3 pemilik kos-kosan lainnya yang kesemuanya memang tampak berdempetan.
Saat mengunjungi lokasi, tribun-bali.com melihat puluhan kos-kosan itu ludes terbakar, hanya tembok-tembok yang masih berdiri dengan warna menghitam.
Puing-puing seng dan kayu-kayu rumah rata dengan tanah.
Masih ada beberapa titik-titik api yang menyala.
Dan beberapa saat kemudian petugas pemadam kebakaran kembali menyemprotkan air.
"Saya gak tahu kejadiannya, tadi pas lagi kerja ngereb pasiran di sana. Tadi lagi kerja, kaget mas ditelpon katanya kos kebakaran. Akhirnya saya tinggalin pekerjaan. Pas sampai di sini ya sudah seperti ini," kata Lisyanto sembari melihat kontrakan dengan wajah lesu.
"Sekitar jam 9.30 WITA tadi pas ditelpon, kurang lebih jam 10.00 WITA tiba sudah seperti ini (tak tersisa) dah mas, sudah habis," tambahnya lagi dengan mata berkaca-kaca.
Ia menjelaskan yang mengalami kebakaran itu, punya empat orang mengontrak termasuk dirinya.
"Saya ngontrak tanah di situ dan buat kos-kosan ada 10 kamar. Sementara yang lainnya lebih dari 10, ada yang 20 sampai 30 kamar. Jadi kira-kira ada puluhan kamar yang terbakar mas," jelasnya, pelan.
Ia menjelaskan kamar kos miliknya yang paling kecil.
Kerugian yang dideritanya mencapai Rp 40 juta, ada uang Rp 1 juta dan BPKB motor yang turut terbakar.
Sejauh ini, dirinya pun belum mengetahui pasti penyebab kebakaran itu.
Hanya saja ia mendengar, jika awalnya api muncul dari arah utara.
"Penyebabnya kurang tahu. Dengar-dengar dari arah utara, korslet atau apa kurang tahu. Cuma dibilang dari mana asal api, katanya dari ujung sana (utara). Kebanyakan yang tinggal di situ merupakan buruh dan kalau yang tua-tua seperti saya ini biasanya kerja kasar," ujarnya.
Ia pun mengaku telah mengalami hal-hal buruk dalam beberapa hari terakhir.
Belum lama ini, ternyata dirinya juga baru mengalami kehilangan motor.
"Padahal belum ada setengah bulan motor saya hilang mas di sini. Ini dikasih cobaan lagi. Memang beberapa hari ini saya rasa nggak enak. Mimpinya gak enak, terus perasaan juga gelisah gitu apalagi setelah motor hilang itu. Saya dalam hati bilang ada apalagi ini, Tuhan. Sudah motor hilang tiga hari itu, pokoknya terasa saya pikiran terus, apalagi musibah ini. Ternyata ya ini," kisahnya.
Selain itu, ia merasakan tanda-tanda seperti mata kedutan.
"Mata saya juga rasa kedutan terus. Kata orang tua kan kalau begitu katanya mau menangis. Ya betul ternyata ini. Dalam hati saya berdoa minta tolong Tuhan jangan kasih saya musibah lagi. Namanya kita punya keyakinan mas, ternyata kejadiannya ini," kisahnya lagi.
Beberapa korban kebakaran lainnya pun tampak menangisi rumah mereka yang hangus.
Duduk di bawah pohon dengan mengusap-usap air matanya.
"Kalau inikan orang banyak, jadi memang bukan saya sendiri yang susah. Lebih-lebih kami yang ngontrak ini. Kalau kos kan hanya beberapa saja barangnya tapi kami yang kontrak ini banyak barangnya. Banyak yang susah ini. Kita sama-sama buruh di sini tapi ya gitu. Sama-sama juga orang gak punya, mau gimana lagi sama-sama habis," tutur seorang penghuni yang berasal dari Jember ini. (*)
