Serba Serbi

Jadi Tonggak Lahirnya Kota Denpasar, Ini Sejarah Berdirinya Puri Denpasar

Hari jadi Kota Denpasar ini diperingati sesuai dengan berdirinya Puri Denpasar tahun 1788

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Putu Supartika
Peringatan HUT 231 Kota Denpasar. 

Serangan gabungan ini berhasil dan menewaskan Raja I Gusti Ngurah Pukulbe Ksatria.

Bekas kekuasaan Puri Satria lalu diambil alih oleh I Gusti Ngurah Made.

Karena Puri Satria rusak, maka I Gusti Ngurah Made mendirikan keraton baru yang dijadikan pusat untuk mengendalikan pemerintahannya di sebelah selatan Puri Satria.

Karena didirikan di sebelah utara pasar, maka setelah selesai diberi nama Puri Denpasar (kini Jaya Sabha) pada tahun 1788.

Baca: Berkat JKN-KIS, Made Astawa Kini Sembuh dari Penyakit Usus Buntu

Baca: Serbu Markas ISIS di Irak, Pasukan Elit Inggris Temukan Kepala 50 Perempuan Yazidiz di Tong Sampah

I Gusti Ngurah Made dalam pemerintahannya menggunakan gelar I Gusti Ngurah Made Pamecutan (1788-1813), karena keturunannya dari Puri Pamecutan dan dari pihak raja di Puri Pemecutan pun mengakui kekuasaan raja di Puri Denpasar.

Untuk menepati janji I Gusti Ngurah Rai terhadap Raja Gianyar yang telah membantunya, Raja I Gusti Ngurah Made Pamecutan menyerahkan Desa Batubulan menjadi wilayah Kerajaan Gianyar.

Janji lainnya ialah wasiat yang diberikan oleh Raja I Gusti Ngurah Pukulbe Ksatria di Puri Satria sebelum tewas, yaitu menyerahkan permaisuri yang masih hamil kepada I Gusti Ngurah Made Pamecutan disertai syarat.

Syarat dan wasiat itu menyatakan bahwa kelak apabila lahir anak laki-laki maka dia yang berhak menduduki tahta kerajaan (Ida Cokorda Denpasar IX).

Baca: Fenny Bauty Menangis Ingat Zaskia Sungkar Dan Irwansyah Yang Belum Punya Anak : Jangan Ditinggalin

Baca: Ahok Akhirnya Klarifikasi Hubungannya Dan Isu Negatif Tentang Puput : ‘Kalau Mau Salahkan Saya’

l Gusti Ngurah Made Pamecutan adalah raja pertama dari Puri Denpasar yang memperluas wilayah Kerajaan Badung.

Pernah menyerang dan menguasai Kerajaan Jembrana (1805-1818), namun pada tahun 1818 direbut oleh raja Buleleng.

I Gusti Ngurah Made Pamecutan membagi daerah kekuasaannya kepada dua orang putranya yaitu l Gusti Gde Ngurah dan I Gusti Gde Kesiman sebelum dia wafat pada tahun 1813.

Tahta di Puri Denpasar diwariskan kepada I Gusti Gde Ngurah.

Setelah dinobatkan, ia bergelar l Gusti Ngurah Pukulbe, Raja Denpasar II (1813-1817). (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved