Cerita Shortcut Canggu di Jalan Echo Beach di Tahun 2007 yang Mungkin Belum Kamu Ketahui
“Kondisi shortcut Canggu sangat memprihatinkan sekarang. Sudah sangat krodit luar biasa. Meski sudah dijadikan satu arah, tetap dilabrak,”
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Shortcut Canggu seringkali menjadi pembicaraan namun belum ada solusi yang berhasil mengatasi kemacetan di jalur yang menghubungkan Canggu dan Tibubenneg ini.
Saban hari, banyak kendaraan baik roda dua dan roda empat melintas di shortcut Canggu ini.
Meski rambu lalu lintas yang dipasang tak mengizinkan kendaraan melintas dua arah, namun pengendara tetap melabrak.
Baca: Shotcut Canggu yang Viral dengan Kendaraan Nyemplung di Sawah, Ada Rencana Pelebaran
Inilah akar masalah yang menyebabkan shortcut Canggu yang ada di Jalan Echo Beach, Canggu, ini sering dikeluhkan karena macet dan rawan terperosok ke tengah sawah.
“Memang ini satu arah, tapi orang-orang sini saja tidak mematuhi rambu ya kami ikut-ikutan saja. Kan semua nyari cepat. Kalau lewat jalan utama bisa satu jam muter,” tutur Agus, yang setiap hari melintas di jalan ini.
Dulunya, di shortcut ini sering dilakukan razia kendaraan oleh Polsek Kuta Utara.
Semua kendaraan yang melabrak rambu ditilang.
Namun rupanya upaya itu tidak bisa membuat para pengendara jera.
Mereka tetap memilih melabrak rambu ketika tidak ada polisi yang bertugas.

Padatnya jalur tersebut membuat kendaraan roda empat seringkali masuk sawah.
Menurut penuturan seorang warga di sekitar lokasi Shortcut Canggu yang biasa dipanggil Pak Jagung, selalu ada saja kendaraan yang nyungsep ke sawah.
Bahkan menurutnya, rata-rata selalu ada satu kejadian setiap minggunya.
Kelian Dinas Banjar Tegal Gundul, Desa Tibubeneng, I Wayan Surianta, mengaku geleng-geleng kepala melihat kondisi shortcut Canggu saat ini.
Ia pun tak menampik shortcut tersebut sekarang memang menjadi sorotan buruk di mata wisatawan asing.
Sebab, kendaraan yang jatuh di sana kebanyakan dikemudikan oleh para wisatawan yang melintas.
Mereka yang tak terbiasa mengemudikan kendaraan di jalan kecil berpotensi terperosok ke sawah ketika berpapasan.
“Kondisi shortcut Canggu sangat memprihatinkan sekarang. Sudah sangat krodit luar biasa. Meski sudah dijadikan satu arah, tetap dilabrak,” kata Surianta saat ditemui di kediamannya pekan lalu.
Mungkin belum banyak yang tahu bagaimana Shortcut Canggu tersebut awalnya dibuat dan peruntukannya.
Shortcut Canggu, kata Surianta, dibangun pertama pada tahun 2007 silam, yakni pada masa kepemimpinan Bupati AA Gede Agung.
Panjang jalan ini sekitar 1,5 kilometer.
Saat dibangun, pariwisata di Canggu belum begitu menggeliat seperti sekarang.
Shortcut Canggu dulunya adalah jalan subak yang lebarnya cuma cukup untuk satu sepeda motor.
Jalan ini dulunya digunakan oleh para petani untuk ke sawah.
“Jalan ini kan menghubungkan dua desa. Nah waktu itu desa meminta bantuan ke kabupaten agar dibuatkan jalan. Akhirnya dibuatlah seperti sekarang ini dengan dana APBD dulu,” jelas Surianta.
Karena terkendala faktor pembebasan lahan, maka shortcut Canggu dulunya cuma bisa dibuat dengan lebar tidak lebih dari tiga meter.
Itupun, sebetulnya pihak yang mempunyai tanah di sekitar shortcut Canggu sudah merelakan tanah mereka digunakan jalan sekitar satu setengah meter.
“Dulu warga yang punya tanah sudah merelakan tanahnya dijadikan jalan. Makanya cuma bisa segitu lebarnya,” kata Surianta.
Waktu awal-awal dibangun, shortcut Canggu belum seperti sekarang karena wisatawan belum begitu banyak yang berkunjung ke daerah tersebut.
Namun setelah Desa Canggu dan Tibubeneng dibanjiri wisatawan sekitar tahun 2013-2014, mulailah shortcut Canggu menimbulkan masalah.
Mulai dari kemacetan, dan kendaraan yang terperosok ke sawah.
“Di desa ini ada pantai dengan sunset-nya. Itu yang dicari wisatawan ke sini. Selain itu tidak ada,” ucap Surianta.
Sebetulnya Desa Canggu dan Tibubeneng sudah sejak beberapa tahun silam mengusulkan adanya perbaikan dan pelebaran shortcut Canggu ini.
Namun usulan tersebut tak kunjung mendapat tanggapan dan perhatian dari Pemkab Badung.
Surianta sempat mendengar kabar bahwa shortcut Canggu akan segera diperlebar oleh Pemkab Badung.
Namun informasi itu baru ia dengar dari Camat Kuta Utara alias belum jelas kepastiannya.
“Saya harap itu memang benar-benar dilakukan oleh Pemkab Badung. Sebab, dengan perkembangan wisatawan di Canggu dan Tibubeneng, tentu shortcut ini sangat vital,” tandasnya.
Terpisah, Kapolsek Kuta Utara AKP I Dewa Gede Putu Anom Danujaya, juga mengungkapkan rencana pelebaran shortcut Canggu yang menjadi jalur wisatawan asing ini.
Pelebaran ini jadi solusi jangka panjang untuk atasi kemacetan.
"Untuk langkah jangka panjang dari muspika sudah mendorong jalur tersebut untuk dilebarkan dan sudah dianggarkan dari Kabupaten Badung yang rencana mulai dianggarkan tahun ini. Sehingga ke depannya tidak ada lgi permasalahan kemacetan yang terjadi di shortcut Canggu," kata Anom, kemarin.
Adapun untuk langkah jangka pendek, Anom menyatakan pihaknya akan tetap melakukan razia dan imbaun-imbauan terhadap pengendara di shortcut Canggu. (*)