Kisah Penderita Skizofrenia, 4 Kali Percobaan Bunuh Diri, Takut Wanita, hingga Lahirkan 5 Karya Buku
Dari sana, dia merasakan banyak kejadian aneh. Ida Kade Saka Rosanta bahkan sampai empat kali melakukan percobaan bunuh diri
Penulis: Putu Supartika | Editor: Rizki Laelani
Saat menulis, Ida Kade Saka Rosanta merasa idenya mengalir dan membuat dirinya masuk ke dalam tulisan yang dibuatnya.
"Menulis bagi saya adalah cara yang ampuh menyembuhkan. Ini terapi yang paling ampuh dan kini saya merasa sudah sembuh 99 persen karena menulis," katanya.
Buku pertamanya berjudul The Soul yang bercerita tentang pola asuh yang diberikan orang tuanya saat ia kecil, perjalanan masa remajanya, hingga ia bekerja di kapal pesiar.
"Perjalanan saya kecil, maupun remaja, hingga kerja di kapal pesiar saya masukkan dalam novel ini," katanya.
Buku ini lahir ketika ia memang mengalami skizofrenia berat.
Buku kedua, The Blue Ice juga masih bercerita seputar dirinya terkait ketakutannya melihat perempuan yang bukan istrinya.
"Itu saat-saat yang kritis saya rasakan. Kalau lihat wanita lain selain istri saya, saya teriak-teriak, saya akan berlari. Sangat parah," kenangnya.
Buku ketiga berjudul Buku di Atas Kertas.
Novel ketiganya ini bercerita tentang perjalanannya sewaktu masih SMA.
Juga tentang bagaimana ia mencoba bunuh diri sebanyak empat kali, namun gagal.
Baca: Link Live Streaming Bali United Vs Semen Padang, Kick-off Pukul 19.30 WITA
Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Bali United Vs Semen Padang, Ini Starting Kedua Tim
Baca: Ethiopian Airlines Jatuh, Ditjen Hubud Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Pesawat Boeing 737-8 Max
Baca: RESMI! Boeing 737- 8 Max Dilarang Terbang untuk Sementara di Indonesia
"Dalam buku ini termuat tentang sebuah paradigma, kenapa teman-teman saya memberi perhatian lebih ke saya."
"Apakah karena saya kurang atau bagaimana," kata lelaki yang kini ikut bergiat di Rumah Berdaya, Denpasar bersama teman ODS lainnya.
Novel keempat mengisahkan tentang keindahan Gunung Batur yang dilihat dari Panelokan.
Ida Kade Saka Rosanta memberinya judul Kemilau dan Delima.
Kisahnya sangat unik dikarenakan keindahannya ini diceritakan lewat penjual manik-manik di Bukit Panelokan.