Kisah Penderita Skizofrenia, 4 Kali Percobaan Bunuh Diri, Takut Wanita, hingga Lahirkan 5 Karya Buku

Dari sana, dia merasakan banyak kejadian aneh. Ida Kade Saka Rosanta bahkan sampai empat kali melakukan percobaan bunuh diri

Penulis: Putu Supartika | Editor: Rizki Laelani
Koleksi Pribadi Gus Moyo
Ida Kade Saka Rosanta saat mengikuti pameran di Galeri Nasional Jakarta, belum lama ini. Tahun 2015 lalu, Ida Kade Saka Rosanta mengalami skizofrenia (gangguang jiwa) berat. Bahkan, Ida Kade Saka Rosanta mengurung diri di kamar hingga setahun lamanya. Dari sana, dia merasakan banyak kejadian aneh. Ida Kade Saka Rosanta bahkan sampai empat kali melakukan percobaan bunuh diri 

Alami Skizofrenia hingga 4 Kali Percobaan Bunuh Diri, Takut Wanita, Ida Kade Saka Rosanta Justru Lahirkan Karya.Tahun 2015 lalu, Ida Kade Saka Rosanta mengalami skizofrenia (gangguang jiwa) berat.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tahun 2015 lalu, Ida Kade Saka Rosanta mengalami skizofrenia (gangguang jiwa) berat.

Bahkan, Ida Kade Saka Rosanta mengurung diri di kamar hingga setahun lamanya.

Dari sana, dia merasakan banyak kejadian aneh. Ida Kade Saka Rosanta bahkan sampai empat kali melakukan percobaan bunuh diri

Mulai dari menenggak racun, hingga tiga kali mencoba mengakhiri hidup dengan cara gantung.

Syukur, Tuhan memberinya hidup, ia kuat, ia bertahan, dan ia menulis.

Bahkan yang aneh, ia takut melihat perempuan selain istrinya sendiri.

Setiap melihat perempuan yang bukan istrinya, Gus Moyo, panggilannya, selalu berlari dan berteriak-teriak tidak jelas.

Dalam tekanan penyakitnya yang dikenal dengan Orang Dengan Skizofrenia (ODS), istrinya memberinya dua pilihan.

Pertama, tetap bekerja yang saat itu ia bekerja di bidang pariwisata atau pilihan kedua, larut ke dalam dunianya sendiri.

Pilihan tersebut diberikan padanya, karena istrinya tahu bahwa ia sedang sakit. Ida Kade Saka Rosanta bisa tiba-tiba ingin mengamuk, dan selalu ada perasaan aneh dalam dirinya.

"Lama saya berpikir, apa-sih yang dimaksud dunia saya sendiri. Sedangkan saya kerja sudah tak bisa. Dan saat mengurung diri, saya belajar trauma healing," kata lelaki kelahiran Singaraja, 27 Oktober 1941 ini, Senin (11/3/2019) kepada Tribun-Bali.com.

"Saya merasa terbang dengan burung-burung, menari bersama ombak, dan itu kebahagiaan yang luar biasa yang saya rasakan."

Dari sana, muncullah ketertarikan untuk menulis.

Dalam tekanan skizofrenia, ia menulis hingga melahirkan lima buah buku dalam bentuk novel.

Saat menulis, Ida Kade Saka Rosanta merasa idenya mengalir dan membuat dirinya masuk ke dalam tulisan yang dibuatnya.

"Menulis bagi saya adalah cara yang ampuh menyembuhkan. Ini terapi yang paling ampuh dan kini saya merasa sudah sembuh 99 persen karena menulis," katanya.

Buku pertamanya berjudul The Soul yang bercerita tentang pola asuh yang diberikan orang tuanya saat ia kecil, perjalanan masa remajanya, hingga ia bekerja di kapal pesiar.

"Perjalanan saya kecil, maupun remaja, hingga kerja di kapal pesiar saya masukkan dalam novel ini," katanya.

Buku ini lahir ketika ia memang mengalami skizofrenia berat.

Buku kedua, The Blue Ice juga masih bercerita seputar dirinya terkait ketakutannya melihat perempuan yang bukan istrinya.

"Itu saat-saat yang kritis saya rasakan. Kalau lihat wanita lain selain istri saya, saya teriak-teriak, saya akan berlari. Sangat parah," kenangnya.

Buku ketiga berjudul Buku di Atas Kertas.

Novel ketiganya ini bercerita tentang perjalanannya sewaktu masih SMA.

Juga tentang bagaimana ia mencoba bunuh diri sebanyak empat kali, namun gagal.

Baca: Link Live Streaming Bali United Vs Semen Padang, Kick-off Pukul 19.30 WITA

Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Bali United Vs Semen Padang, Ini Starting Kedua Tim

Baca: Ethiopian Airlines Jatuh, Ditjen Hubud Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Pesawat Boeing 737-8 Max

Baca: RESMI! Boeing 737- 8 Max Dilarang Terbang untuk Sementara di Indonesia

"Dalam buku ini termuat tentang sebuah paradigma, kenapa teman-teman saya memberi perhatian lebih ke saya."

"Apakah karena saya kurang atau bagaimana," kata lelaki yang kini ikut bergiat di Rumah Berdaya, Denpasar bersama teman ODS lainnya.

Novel keempat mengisahkan tentang keindahan Gunung Batur yang dilihat dari Panelokan.

Ida Kade Saka Rosanta memberinya judul Kemilau dan Delima.

Kisahnya sangat unik dikarenakan keindahannya ini diceritakan lewat penjual manik-manik di Bukit Panelokan.

The Blue Lagoon, buku kelimanya mengisahkan tentang seorang yang obsesif.

Sang tokoh memiliki rasa cinta yang berlebihan pada seorang wanita.

Namun karena tak bersambut, menjadi beban pikiran dan menganggap hidup hanya untuk si dia.

"Yang kelima tentang seorang obsesif dikarenakan seorang wanita. Ingin ngobrol dengan wanita tidak bisa, ngapain nggak bisa, sedangkan dia cara berpakiannya, susunya kilihatan, pantat kelihatan, begitu isi pikirannya. Jadinya bingung pokoknya ia gen bakat kenehang abesik (dia aja yang ada di pikiran)," katanya.

Dalam menulis, ia pun tak mengalami kesulitan.

"Saya rasa paling gampang menulis daripada melukis dan menulis lagu. Menulis ini terapi besar-besaran yang paling bagus, dengan menulis bisa sembuh dan obsesif saya hilang," katanya.

Kini ia pun mendapat tawaran dari seorang psikolog untuk menerbitkan bukunya di Udayana Press.

Namun ia merasa belum ada persiapan dan ia masih akan melakukan editing sendiri sebelum nantinya diterbitkan.

Bahkan ia mengaku telah membuat sound track dari kelima novel yang ia buat.

"Kelimanya sudah ada sound track lagunya," kata lelaki yang pernah ikut pameran Bebas Batas di Galeri Nasional Jakarta pada 2018 kemarin.

Karena selain menulis, ia juga melukis serta membuat lagu yang digunakannya sebagai terapi penyembuhan.

Selain di Galeri Nasional Jakarta, ia juga pameran di Cata Odata Gianyar, Denpasar Festival dan pameran lainnya.

"Saya masih ingin tetap berkarya. Tetap menulis dengan ide-ide saya selanjutnya," katanya.

Bahkan seorang dramawan, Abu Bakar pun memuji novel miliknya.

"Pak Abu Bakar baru baca 2 lembar sudah senang, psikolognya juga gitu. Dia bilang semua perasaan sudah dicurahkan makanya tertarik nyariin saya penerbit," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved