Plafon SDN 2 Pejeng Kangin Jebol Timpa Kepala Murid, Kepsek : Anak-anak Teriak dan Menangis
Dia panik dan gemetar mendengar suara keras itu. Saat ditelusuri ke ruangan ia melihat siswanya ketakutan usai plafon roboh.
Penulis: Busrah Ardans | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Hari Senin 25 Maret 2019 kemarin mungkin merupakan hari yang tak terlupakan oleh I Ketut AA (10) siswa kelas III SDN 2 Pejeng Kangin yang terletak di Banjar Cagaan, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Sekitar jam 11.15 WITA, bel jam pelajaran kedua usai istirahat baru saja berbunyi, pertanda siswa memasuki pelajaran kedua.
Anak-anak siswa kelas III sebentar lagi akan memulai pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
Tidak terlintas di benak mereka sedikitpun bahwa plafon ruang kelas akan ambruk dan menimpa mereka.
Saat itu, Ida Ayu Nyoman Sukarini S. Ag sebagai Kepala Sekolah tengah berada di ruangan Tata Usaha (TU).
Dirinya sedang mengetik beberapa tugasnya dan seketika terdengar suara ambruk dan teriakan anak-anak didiknya.
Dia panik dan gemetar mendengar suara keras itu.
Saat ditelusuri ke ruangan ia melihat siswanya ketakutan usai plafon roboh.
"Saat itu pelajaran akan dimulai dan saat itu anak-anak kelas III mau masuk kelas untuk belajar PKN. Saat guru mau masuk kelas dan tiba di depan pintu kelas III itu tiba-tiba plafon ruang sekolah jebol. Di sana anak-anak sudah ada yang teriak, menangis, pokoknya saya ke sana mereka sudah menangis. Kurang tahu apa mereka sudah duduk di meja masing-masing atau belum. Badan saya sudah gemetar, panik dan langsung cari pertolongan dari warga sekitar.
"Waktu itu memang belum sempat mengajar dan teman-teman guru juga baru akan mengajar. Saat itu saya ada di ruangan TU dan seketika saya dengar bunyi keras gitu, dan langsung saya keluar melihat kejadian itu," kata Sukarini saat dikonfirmasi tribun-bali.com, Selasa (26/3/2019) siang tadi.
Dia menjelaskan, di dalam kelas itu terdapat 21 siswa kelas III, sementara yang kena serpihan plafon satu orang.
Plafon dikatakannya, menimpa kepala I Ketut AA agak keras yang mengakibatkan kepalanya berdarah sehingga harus dijahit.
"Korban ini katanya duduk di paling timur posisinya dan plafon yang paling timur itu duluan jatuh, makanya kena dia. Yang lainnya katanya langsung berlindung di bawah meja. Dan plafonnya ambruk semua tidak ada tersisa. Ambruk menimpa meja, rata," jelasnya.
"Setelah reda dan saya lihat anak-anaknya sudah dievakusi ke puskesmas terdekat langsung ditangani. Plafon ruangan saya lihat semuanya roboh, seberapa lebar kelas segitu juga plafonnya ambruk. Sampai orang-orang yang lihat itu heran kok bisa begitu, semuanya roboh," jelasnya lagi.
Kondisi plafon itu, ungkap dia, sudah direnovasi sejak 2013 lalu.
Namun dirinya belum tahu pasti karena baru satu tahun menjabat.
"Katanya 2013 rehabnya, guru-guru dan warga di sini bilang gentengnya diganti malah bahan yang dulu itu lebih bagus daripada sekarang. Nyatanya sekarang retak-retak, waktu diganti banyak guru-guru tidak setuju tapi tukangnya bilang dia sudah disuruh tidak berani mengelak karena dari pemborong. Renovasi itu juga sudah pernah dilakukan sebelumnya walaupun kecil-kecilan.Plafonnya itu kelihatan sudah melengkung mungkin kena hujan dan genteng banyak retak jadi menimpa plafon sehingga melengkung dan menjadi berat," ungkapnya.
Menurutnya pun, beberapa bulan lalu pihak sekolah sudah mengadakan rapat komite untuk merehab plafonnya.
"Sudah ada tamu yang mau kasih donatur. Dia bilang dua minggu saja, kasian anak-anak tapi nyatanya sampai sekarang tidak datang," lirihnya.
Di SDN 2 Pejeng Kangin yang sudah puluhan tahun didirikan ini, ada tiga kelas yang berada satu blok dengan kelas yang rusak tersebut.
Kini plafonnya sengaja dihancurkan.
"Kelas lainnya hampir sama kayak gitu semua. Jadi semuanya sudah dihancurkan. Karena kelihatannya sudah melengkung semua. Itulah tiga ruangan yang direhab jadinya seperti itu. Yang lainnya malah masih utuh. Justru yang rehab bermasalah," bebernya.
Sementara itu, kondisi siswa yang jadi korban disebutnya sudah membaik dan tidak sampai rawat inap.
"Sudah kembali ke rumahnya, dan saat ini kita istirahatkan dia dulu. Walaupun yang lain juga trauma sampai tidak bisa tidur. Tadi dari pihak pemberdayaan anak sudah datang memotivasi anak-anak.
"Saat ini anak-anak masih bersekolah seperti biasa, walaupun yang kelas I II dan III itu tidak belajar di kelas. Mereka belajar di tempat terbuka sekitar sekolah. Sementara yang kena luka robek di kepala itu dia yang libur," sebut dia. (*)