Tak Hanya Putri Diana, 4 Putri Bangsawan Ini juga Mengalami Akhir Hidup yang Tragis
Putri Diana terbunuh dalam kecelakaan mobil di terowongan Pont de l'Alma di Paris pada 31 Agustus 1997 saat masih berumur 36 tahun.
Ketika yang terakhir mengklaim kemenangan, Pedro menggali makam kekasihnya, membangun makam kerajaan.
Dia meminta semua orang Portugal bersumpah setia kepada Ines sebagai ratu mereka.
Baca: Kontroversi Surat Putri Diana Sebelum Tewas: Firasat Sang Putri Soal Rencana Pembunuhan Dirinya?
Baca: 4 Kutipan dari Putri Diana Tentang Pentingnya Menjadi Seorang Ibu
Putri Dyah Pitaloka Citraresmi
Demi perdamaian, seorang Raja Sunda menikahkan putrinya dengan seorang raja dari Majapahit untuk menjaga negaranya dari kemungkinan konflik.
Namun, Gajah Mada yang ditugaskan untuk menyambut kedatangan sang putri justru menghinanya dengan menyatakan bahwa Putri Sunda tidak boleh dipuji sebagai permaisuri ratu yang baru bagi Majapahit, tetapi hanya sebagai selir, sebagai tanda penyerahan Sunda ke Majapahit.
Pernyataan Gajah Mada tersebut menyulut kebencian hingga terjadilah Perang Bubat.
Akibat peristiwa Bubat, pernikahan antara Raja Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka batal.
Bahkan sang putri gugur di tanah lapang Bubat.
Menurut hikayat, kematian Dyah Pitaloka pada Perang Bubat begitu ditangisi dan disesalkan oleh Hayam Wuruk dan seluruh penduduk Kerajaan Sunda yang telah kehilangan sebagian besar anggota kerajaan.
Kemudian Raja Hayam Wuruk menikah dengan Paduka Sori, sepupu sendiri sebagai gantinya.
Perbuatan Pitaloka dan keberanian ayahnya dihormati sebagai tindakan mulia demi kehormatan, keberanian dan martabat dalam tradisi Sunda. (*)
Artikel ini telah tayang di GridID dengan judul "Tak Hanya Putri Diana, 4 Putri ini Berakhir dengan Tragis Salah Satunya dari Indonesia"
