Awas Mata-mata via Whatsapp Voice Call Ditemukan Pada Kalangan 'Khusus', Ini Saran BSSN Indonesia

Baru-baru ini terjadi kehebohan soal telepon whatsapp (WA) yang ternyata bisa dipakai untuk menyelipkan program mata-mata alias spyware.

Editor: Eviera Paramita Sandi
HiTekno.com via Tribun Style
WhatsApp 

TRIBUN-BALI.COM - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia memberikan saran untuk mencegah 'mata-mata' yang tersebar melalui voice call atau telepon whatsapp (WA).

Seperti diketahui, baru-baru ini terjadi kehebohan soal telepon whatsapp (WA) yang ternyata bisa dipakai untuk menyelipkan program mata-mata alias spyware.

Cara mencegah program 'mata-mata' yang dikirim melalui telepon whatsapp (WA) ini dibagikan oleh BSSN melalui twitternya pada Selasa (14/5/2019)

"Celah keamanan Remote Code Execution (RCE) CVE-2019-3568 pada WhatsApp memungkinkan penyerang mengeksploitasi fungsi panggilan telepon & menginstalasi malware secara remote. Segera update aplikasi WhatsApp," tulis pihak BSSN dalan kicauan di Twitter.

Selain WhatsApp, BSSN juga menyarankan pengguna agar selalu melakukan update aplikasi lain yang terpasang pada ponsel.

"Karena pada umumnya pemutakhiran memuat perbaikan isu keamanan yang penting untuk mencegah eksploitasi keamanan pada aplikasi yang digunakan," lanjut BSSN.

Pihak WhatsApp memang telah merilis perbaikan celah keamanan dimaksud pada versi terbaru WhatsApp yang dirilis hari Senin (13/5/2019) lalu.

Seperti BSSN, WhatsApp juga mengimbau para pengguna agar segera update.

Mengincar akun whatsapp (WA) milik orang "high-profile".

Program mata-mata yang memanfaatkan kelemahan sekuriti WhatsApp ini diduga merupakan bikinan NSO Group, sebuah perusahaan asal Israel yang memang dikenal sebagai pembuat spyware untuk klien dari kalangan pemerintahan (nation-state).

Pihak NSO Group telah merespon dengan mengatakan bahwa teknologi mata-mata buatannya dimaksudkan sebagai alat pihak pemerintah untuk memerangi terorisme dan kejahatan serta tengah menyelidiki apakah ada penyalahgunaan.

Praktisi keamanan siber Alfons Tanujaya dari Vaksinkom mengatakan ancaman spyware Israel ini sebenarnya tak terlalu besar untuk para pengguna WhatsApp secara umum.

"Sasarannya lebih kepada orang yang high-profile," ujar Alfons ketika dihubungi oleh KompasTekno lewat pesan singkat, Kamis (16/5/2019).

Kasus-kasus infeksi spyware terkait lewat metode voice call WhatsApp sejauh ini memang ditemukan di kalangan tertentu, seperti aktivis, pengacara, hingga jurnalis.

Menurut Alfons, ancaman spyware terhadap pengguna ponsel selalu ada dan signifikan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved