Fenomena Wayang Calonarang Ngundang Leak, Prof Bandem: Intinya Memang Perang Ilmu Putih dan Hitam
Menurut Prof Bandem, lakon calonarang itu lakon mengenai perkelahian antara black magic (kekuatan hitam) dan white magic (kekuatan putih)
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pementasan wayang calonarang dengan sang dalang mengundang leak, menarik perhatian masyarakat akhir-akhir ini.
Dalang yang kini populer mengundang leak setiap kali pentas adalah Dalang Calonarang Dug Byor, yakni I Putu Gede Sartika, dari Keramas, Blahbatuh, Gianyar. Kendati bertujuan ngayah, cara Sartika itu dinilai berani sekaligus khas.
Berikut ini ulasan budayawan Prof. Dr I Made Bandem tentang fenomena dalang calonarang ngundang leak.
Dalam pewayangan calonarang, ada momen ngundang-ngundang leak. Bagaimana menurut Anda?
Memang, dulu sesungguhnya wayang calonarang itu kan lakonnya calonarang. Lakon calonarang itu lakon mengenai perkelahian antara black magic dan white magic. Jadi, perang ilmu hitam dan ilmu putih. Itu inti calonarang.
Ilmu putih itu diwakili oleh Mpu Baradah dengan kelompoknya, dan anaknya Mpu Bahula. Itu semua kelompok ilmu putih.
Sedangkan Calonarang dengan semua sisya-sisyanya seperti Larung, Ratna Manggali anaknya. Mereka mewakili kelompok ilmu hitam.
Perkelahian-perkelahian itu kan artinya saling menantang sesungguhnya, saling menantang ilmu hitam. Ilmu hitam itu leak sesungguhnya di Bali
Sekarang dalang-dalang itu, Mpu Dalang kan mereka memiliki kemampuan sastra dan kemampuan ilmu putih.
Baca: Kisah Mistis Dalang Calonarang Bali Kerap Ada “Ngetes”, Setelah Pentas yang Ngerjai Berakhir Begini
Berarti memang harus ada momen ngundang leak dalam wayang calonarang?
Nah, untuk menegaskan taksu wayang Calonarang itu, sang dalang tentu saja harus mengundang leak disekelilingnya.
Dimana dia ngewayang, dimana dia mengundang. Dia mempelajari sebelumnya barangkali orang yang praktik ilmu black magic.
Apakah umumnya dalang calonarang itu orang sakti?
Jadi dia menantang itu dalam konteks cerita, tapi pada umumnya dalang-dalang itu orang sakti pada zaman dulu.
Dia sudah mempelajari ilmu dua-duanya, biasanya. Dia tahu ilmu putih dan ilmu hitam, sehingga dia bisa buat harmoni atau membuat keseimbangan disitu.
Berarti tidak sembarang orang bisa menjadi dalang calonarang?
Memang begitu. Pertama, dia harus menguasai dulu dharma pewayangan yang komplet.
Dalam dharma pewayangan itu kan ada dinamakan Dasa Bayu, menyatukan antara makrokosmos dengan mikrokosmos. Dia memiliki kemampuan ngunda bayu dasa, bayu disitu, tidak sembarangan.

Apakah pernah ada kasus dalang calonarang kalah saat ngundang leak?
Dulu saya denger ada yang kalah juga dalangnya, ada di Singapadu di tahun mungkin 1950-an. Tahun 1955-56.
Saya sudah nonton, saya masih kelas satu SD waktu itu, diajak nonton oleh bapak saya. Saya lupa dalangnya dari Sibang atau Lukluk.
Dalang Calonarang mengadakan pementasan di Singapadu, malamnya sesudah adegan perkelahian antar leak , ilmu putih dengan ilmu hitam itu, dia mengundang leak-leak yang ada disekitarnya, dengan menyebutkan nama. Nyebut nama.
Pada waktu itu ada memang leak sakti di Singapadu, namanya I Gusti Made Rai, dia ahli magic di Singapadu pada waktu itu.
Tiba-tiba di tengah jalan waktu wayangnya sedang dimainkan, dalangnya mencret, dan berhenti dia ngewayang karna langsung kena mencret.
Memang di sana ada data perpaduan kekuatan ilmu putih dan ilmu hitam. Dia mengundang leak yang bisa menjadi pudak setegal, leak-leak yang memang tinggi kemampuannya, menjadi bade mas dan sebagainya.
Terjadi di banyak tempat seperti di Sanur sering saya dengar. Jadi tidak sembarangan dalang itu berani mengundang leak tanpa mempersiapkan diri.
Persiapan diri apa saja biasa dilakukan sebelum menjadi dalang calonarang?
Persiapan diri tidak hanya kemampuan menyerap keilmuan ilmu putih itu, sering dalang itu juga menggunakan tambahan kekuatan.
Sabuk misalnya, yakni kekuatan dari gurunya, juga kekuatan dari temannya dipakai untuk membekali dirinya supaya kuat. Sabuk dicari itu. Jadi begitu fenomenanya.
Baca: Sangar Tak Takut Diserang Leak, Fenomena Dalang Calonarang Dug Byor Ngundang Leak
Apakah ada dalang calonarang yang memanfaatkan kesempatan itu untuk uji kesaktian?
Pakem dalam pewayangan memang itu. Tapi dia gunakan secara praktis untuk dirinya, karena itu dia merasa mendapatkan sabuk yang keilmuannya diakui.
Jadi secara frontal dia berhadapan dengan leak-leak disekitar tempat dia mengadakan pewayangan. Ada dua aspek disana, aspek struktur perdalangan dan aspek praktis.
Karena berani melawan leak-leak sekelilingnya, dia pamornya makin naik dan banyak yang mengundang. Wayangnya makin terkenal untuk jaga wibawa.
Bagaimana pementasan wayang calonarang sekarang,apakah sesuai pakem?
Sekarang yang saya lihat sering sekali mereka tidak melakukan struktur dulu, tidak melakukan pakem pewayangan lebih dulu tapi tiba-tiba sudah masuk ngundang.
Sering seperti itu. Jadi masih menunjukkan kemampuan mereka.
Misalnya dalam acara calonarang, saya lihat begitu. Dari penari sampai rangda dan ngundang-ngundang leak itu, pagelaran tidak hidup lagi. Jadi pakem pagelaran sudah melenceng dari pakem seni pertunjukan, karena arah dari seniman show off kemampuan pribadinya itu.
Pernah dengar dalang meninggal usai pentas calonarang?
Kalau dulu sih saya dengar. Banyak yang meninggal setelah pagelaran. Tapi saya dengar ceritanya dari orangtua, karena yang jadi leak itu sudah menyiapkan diri.
Apa pesan anda terhadap para dalang calonarang?
Saya harapkan setiap dalang harus menguasai dharma pewayangan dengan matang. Tak hanya menghafalkan tekstualnya, tapi dia bisa mempraktikkan dasa bayu itu.
Jadi bisa menyatukan aspek-aspek makrokosmos dan mikrokosmos ke dalam tubuhnya. Bila itu disatukan bisa menumbuhkan kekuatan.
Saran saya, pertama memahami dharma pewayangan dengan baik karena ilmunya disitu. Kedua, lakukan pagelaran sesuai pakem pewayangan, karena dalam pakem itu toh juga ada perkelahian antara black magic dengan white magic.
Tidak perlu mengundang nama orang, bisa menyebutkan kemampuan mereka jadi pudak setegal, bade mas apapun boleh tetapi jangan menyebut nama orang.
Leak itu tidak hanya perempuan. Ada juga lelaki. Jadi sebaiknya jangan menyebut nama walau dia tahu dalam lokasi itu siapa orangnya. Tidak menimbulkan kebencian, kemarahan, karena efeknya kan kepada keluarganya.
Walaupun keluarga leak, dalang kadang ada ketersinggungan, sehingga nanti bukan perang leak atau perang ilmu putih lawan ilmu hitam, tapi perang saudara jadinya. Tunjukkanlah wayang calonarang sebagai seni yang bermutu dan membangun taksu.
Baca: Kisah Mistis Dalang Calonarang Bali Kerap Ada “Ngetes”, Setelah Pentas yang Ngerjai Berakhir Begini
Apa sebetulnya fungsi wayang calonarang?
Sebenarnya fungsi wayang Calonarang itu pengelukatan pengelukatan. Untuk pengelukatan yang kotor. Jadi pengelukatan penyakit-penyakit yang dianggap dan disebabkan oleh leak.
Itulah sebabnya orang mengadakan wayang Calonarang ataupun drama tari Calonarang, dan itu berlangsung di pura-pura dalem dulu.
Sekarang ada keanehan, dimana-mana di pura desa ada drama tari Calonarang. Memang ada alasan masyarakat betaranya mau tedun.
Betara, rangda-nya mau tedun kan begitu istilahnya. Tapi inti dari calonarang itu pengelukatan, cerita magic yang terkait dengan peruwatan. (*)