BREAKING NEWS: Bupati Suwirta Mundur dari Gerindra, Gerindra Nilai Suwirta Tak Hargai Partai

BREAKING NEWS: Suwirta Mundur dari Gerindra, Gerindra Nilai Suwirta Tak Hargai Partai

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA- Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menentukan sikap, terkait polemik pasca tersebarnya screenshoot percakapan di grup Partai Gerindra Bali yang menyudutkannya.

Secara mengejutkan, Bupati Suwirta memilih memundurkan diri sebagai kader Partai Gerindra, Kamis (23/5/2019).

Menurutnya, Partai Gerindra sudah tidak membutuhkanya lagi setelah dirinya dikeluarkan secara sepihak dari grup WA DPC Partai Gerindra Klungkung.

"Saya baru sekarang sengaja membuka diri, karena memang saya baru datang dari Malaysia untuk periksa kesehatan. Jujur saya sangat kaget dikeluarkan dari grup WA DPC Gerindra Klungkung.

"Saya kira hal itu sudah jelas, saya diberikan jalan dan saya ikuti jalan itu. Saya putuskan untuk memundurkan diri dari Partai Gerindra," ujar Nyoman Suwirta saat ditemui diruangan kerjanya, Kamis (22/5/2019).

Menurutnya politik sangat dinamis, dan masalah keluar dari organisasi adalah hal yang biasa. Dirinya pun akan lebih fokus untuk bekerja sebagai bupati, dan dirinya mengakui selama ini tidak bekerja maksinal untuk partai

" Saya harus tau diri, karena saya bukanlah kader yang militan.Temen di partai, juga saya tidak bisa ikut kumpul. Saya sudah pikir matang-matang. Dari pada kehadiran saya dianggap merecoki partai, saya lebih memilih untuk memundurkan diri," ungkap Suwirta

Terkait dengan kemana Suwirta akan melangkah selanjutnya?

Suwirta lebih memilih tidak kemana-mana terlebih dahulu.

Ia masih memilih untuk fokus bekerja melayani masyarakat.

"Saya tidak mau kemana-mana. Ini sudah saya pikirkan matang-matang. Tapi ini hanya proses politik, tapi pertemanan saya dengan siapaun termasuk teman-teman di Gerindra jauh lebih abadi," ungkapnya

Sementata Ketua DPC Klungkung I Wayan Baru ketika dikonfirmasi, mengaku keluar dan masuk Partai adalah suatu hal yang biasa dalam organisasi.

"Kalau saya tidak terlalu jauh mengomentari hak ini. Itu masalah berorganisasi. Dia sah-sah saja keluar dari Partai dan itu hak orang. Cuma kurang elegan, seorang bupati memberi surat pengunduran diri melalui orang lain. Mestinya harus disampaikan langsung, seolah-olah tidak hargai partai," ungkap Baru.

Namun menurut Wayan Baru, dikeluarkannya Suwirta dari grup DPC Partai Gerindra tidak berarti Gerindra tidak membutuhkan Suwirta.

"Tolonglah profesional, jangan semua diartikan begitu saja. Tidak ada hubungan sama sekali dikeluarkan dari grup DPC Gerindra itu," jelasnya.

Pria ini yang 'Kick' Bupati Suwirta dari Grup WA Gerindra

Kader Partai Gerindra mulai buka suara, perihal tersebarnya screenshot percakapan di grup WA Partai Gerindra Bali yang menyudutkan Bupati I Nyoman Suwirta.

Termasuk hingga dikeluarkannya bupati asal Pulau Ceningan itu dari grup WA DPC Partai Gerindra Klungkung.

Ketua OKK (Organisai Kaderisasi dan Keanggotaan) DPC Partai Gerindra Klungkung, I Ketut Juliarta terang-terangan mengakui Nyoman Suwirta dikeluarkan dari grup WA DPC Partai Gerindra Klungkung.

Namun hal itu bukan karena Suwirta bertemu dengan presiden di istana negara, namun karena Suwirta dianggap tidak mampu secara maksimal membawa amanah partai.

"Ia (Suwirta) dikeluarkan dari grup WA DPC Gerindra karena tidak maksimal membawa amanah partai, bukan semata-mata karena ia bertemu dengan Jokowi," ungkap I Ketut Juliarta saat dikonfirmasi, Selasa (21/5/2019).

Juliarta menjelaskan, pihaknya mengeluarkan Nyoman Suwirta dari grup WA DPC Partai Gerindra Klungkung, Kamis (18/4/2019) lalu.

Sementara Suwirta bertemu Jokowi di Istana Negara, Senin (22/4/2019).

Ia mengeluarkan Suwirta sebagai bentuk kekecewaan.

Menurutnya, saat Pilkada banyak kader dan caleg yang berjuang memenangkan Suwirta sebagai bupati.

Sementara ketika Pileg, bupati sama sekali tidak berjuang untuk caleg.

"Bantu kampanye kek, ia tidak ada berjuang untuk caleg. Inilah yang membuat kecewa. Itu alasan saya keluarkan bupati, karena dia tidak bisa membawa amanah partai. Beliau lebih sibuk membawa dan memenangkan iparnya saja," ujar Juliarta yang telah terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Bali ini.

Sementara ia tidak menampik, jika memang ada percakapan di grup WA Partai Gerindra Bali yang menyudutkan Bupati I Nyoman Suwirta.

Diakuinya percakapan itu terjadi tanggal 23 April malam, atau sehari setelah Suwirta bertemu dengan Jokowi di istana negara. Bahkan dalam tangakapan layar percakapan itu, Juliarta ikut berkomentar.

"Memang saya ikut di percakapan itu, tapi tidak ada maksud menghujat bupati," ujarnya

Ketika ditanya lebih jauh prihak perbincangan tersebut, Juliarta enggan mengungkapkannya lebih jauh.

Menurutnya perbincangan di grup Partai Gerindra Bali itu merupakan urusan internal partai, dan tidak layak dipublikasikan.

"Bagi yang merasa menyebarkan, harusnya malu. Pastinya yang menyebarkan itu, adalah kader yang ada digrup WA Partai Gerindra Bali. Motifnya saya yakin sengaja membenturkan bupati dan Gerindra, agar bupati pindah partai," jelas politisi muda asal Desa Gunaksa ini.

Klaim Prabowo yang Biayai Suwirta

Menurutnya, sejelek-jeleknya Gerindra atau Prabowo, merekalah yang paling berjasa atas nama besar Suwirta seperti sekarang.

"Sudah jelas Gerindra yang mengusung dan Prabowo yang membiayainya," ungkap Juliarta.

Sementara Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta masih belum bisa dihubungi terkait polemik ini.

Ia masih berada di Malaysia untuk cek kesehatan, dan rencananya baru kembali ke Klungkung, Kamis (23/5/2019).

Diberitakan sebelumnya, beredar tangkapan layar percakapan di grup WA Partai Gerindra Bali, yang isinya memojokan Bupati asal Nusa Ceningan tersebut.

Dalam tangkapan layar tersebut, diposting foto Bupati I Nyoman Suwirta yang merupakan Kader partai Gerindra, berfoto bersama dengan Predsiden Jokowi, Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Tabanan Putu Eka Wiryastuti, Bupati Karangasem Gusti Mas Sumatri, dan Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra di istana negara, Senin (22/4/2019) lalu.

Kehadiran Suwirta tersebut, atas undangan Presiden Jokowi untuk membicarakan permasalahan pembangunan infrastruktur di Bali, termasuk Klungkung.

Pertemuan tersebut, juga sebagai ucapan terimakasih Presiden Jokowi, karena pasangan Jokowi dan Maaruf Amin bisa menang telak di Bali, termasuk di Klungkung yang selama ini dikenal basis Gerindra di Bali.

Kehadiran Suwirta dalam undangan tersebut ternyata mendapatkan tanggapan negatif dari kader Partai Gerindra di tingkat DPD dan DPC.

Dalam tangkapan layar percakapan grup Partai Gerindra Bali yang beredar luas tersebut, Suwirta disebut sebagai penghianat oleh salah seorang kader DPC Partai Gerindra Klungkung.

Selain itu, Suwirta juga disebut sebagai kader yang tidak memiliki ahlak.

Ada pula yang menyebut Suwirta sebagai pemimpin miskin moral, yang mengutamakan kekuasaan daripada persahabatan oleh seseorang tokoh di DPD Partai Gerindra Bali.

Termasuk disebut Liep liep lipi gadang (diam-diam seperti ular hijau) oleh salah seorang petinggi di DPC Partai Gerinda Klungkung.

Ujungnya, Suwirta yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina, justru dikeluarkan dari grup WA DPC Partai Gerindra Klungkung. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved