Jika Hibah Pasar Badung Belum Turun, Bulan Depan Pemkot Denpasar Akan Tanyakan ke Jakarta
Pasar Badung telah diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo dua bulan lalu, Jumat (22/3/2019). Namun hingga saat ini hibah Pasar Badung belum turun
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Jika Hibah Pasar Badung Belum Turun, Bulan Depan Pemkot Denpasar Akan Tanyakan ke Jakarta
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasar Badung telah diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo dua bulan lalu, tepatnya, Jumat (22/3/2019).
Bahkan setelah peresmian, Jokowi kembali berkunjung ke Pasar Badung untuk blusukan pada Sabtu (18/5/2019) kemarin.
Namun hingga saat ini hibah Pasar Badung dari pusat belum turun.
Sehingga PD Pasar Denpasar belum bisa menarik uang sewa kios maupun los kepada pedagang.
Terkait hal itu, Direktur Umum PD Pasar Kota Denpasar, AAN Yuliartha mengatakan saat ini hibah sudah di Kementerian Keuangan RI.
"Hibah sudah di Kementerian Keuangan, mudah-mudahan secepatnya turun," kata Yuliatha saat diwawancarai, Kamis (23/5/2019) siang.
Ia mengatakan, jika sampai bulan depan hibah ini tak kunjung turun, direksi bersama asisten atau sekda Denpasar akan menanyakan hal itu ke Jakarta.
Baca: Cara Menggunakan VPN pada HP Andorid, Banyak Dipakai saat WhatsApp Down 22 Mei Kemarin
Baca: Go-Jek Berbagi Berkah Bersama 10 Ribu Anak Yatim & Mitra Driver Beserta Keluarga Seluruh Indonesia
"Kalau belum turun, direksi dengan asisten atau Pak Sekda akan menanyakan ke Jakarta," papar Yuliartha.
Sementara itu, Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra saat kunjungan Jokowi pada Sabtu (18/5/2019) lalu mengatakan, hibah Pasar Badung dari pusat tinggal diperlancar.
Bahkan menurut Rai Mantra, Jokowi sempat berbisik dengannya terkait hibah saat ia bercengkerama dengan Jokowi di Taman Kumbasari Tukad Badung.
"Untuk hibah tinggal diperlancar, Pak Jokowi ngomong bisik-bisik sama saya. Hibah ini sesegera mungkin kami harap sudah turun karena kita memerlukan itu untuk melakukan inovasi-inovasi lagi," katanya.
Sementara itu, Yuliartha menambahkan, untuk omzet Pasar Badung saat ini sudah ada peningkatan.
Jika dibandingkan saat pedagang masih berada di eks Tiara Grosir, menurutnya peningkatan omzet pedagang sudah ada kemajuan positif.
"Kemajuan omzet kalau dihitung waktu direlokasi ke eks Tiara Grosir per hari Rp 1.010.000.000, namun setelah pindah ada peningkatan menjadi Rp 1.140.000.000 per hari," kata Yuliartha.
Baca: Mitos Mimpi Bertemu Ular Tandanya Jodoh Kita Sudah Dekat, Anda Percaya?
Baca: Bandara Ngurah Rai Masuk 10 Besar Bandar Udara Paling Tepat Waktu di Asia Tenggara
Apalagi dengan kedatangan Jokowi ke Pasar Badung yang dianggap membawa angin segar.
Walaupun begitu, namun retribusi pasar belum maksimal dikarenakan belum turunnya hibah.
Bahkan listrik di Pasar Badung hampir diputus karena tak bisa bayar listrik.
Apalagi biaya listrik sangat tinggi mencapai RP 103 juta perbulan.
"Dari awal sudah saya tebak dari awal, biaya listrik pasti mahal, apalagi ada eskalator dan lift yang memerlukan biaya yang cukup tinggi. Bahkan hampir diputus, kita tidak berani biayai, kontraktor juga tidak berani. Akhirnya minta legal opinion ke kejaksaaan dan sudah turun sehingga diperbolehkan memungut hanya sebatas iuran listrik dan kebutuhan pasar," katanya.
Namun pungutan tersebut masih minus dan tak bisa digunakan untuk membayar pegawai Pasar Badung.
Sehingga gaji pegawai masih ditalangi PD Pasar. (*)