Parkir Elektronik Pasar Badung Ngadat, Pengunjung Tak Dapat Karcis Parkir
Karcis parkir elektronik di Pasar Badung kadang ngadat. Hal ini memicu terjadinya antrean yang cukup panjang di pintu masuk Pasar Badung
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Parkir Elektronik Pasar Badung Ngadat, Pengunjung Tak Dapat Karcis Parkir
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Karcis parkir elektronik di Pasar Badung kadang ngadat.
Hal ini memicu terjadinya antrean yang cukup panjang di pintu masuk Pasar Badung.
Petugas yang berjaga di pintu masuk pun harus membuka tempat karcis parkir elektronik ini saat ngadat.
Bahkan, beberapa pengendara tak memperoleh karcis parkir dikarenakan karcis tak mau keluar dari mesin.
Alhasil saat keluar dari pasar, pengunjung yang tak mendapat karcis ini harus membayar parkir tanpa menyerahkan karcis.
Baca: TRIBUN WIKI - 5 Fakta Tentang Museum Bung Karno di Denpasar
Baca: Ganjar Pranowo Sebut Ada Sosok Sengkuni Yang Mengendalikan Perusuh di Aksi 21-22 Mei
Dan untuk membuka palang pintu masuk, harus dengan jalan membuka tempat karcis yang dilakukan oleh petugas.
Seorang pengunjung Pasar Badung, Widiantara merupakan pengunjung yang tak dapat karcis parkir.
"Saya pencet tombol karcisnya, lama sekali keluarnya," kata Widiantara, Kamis (23/5/2019).
Dikarenakan karcis lama tak keluar dan palang pintu masuk tak terbuka, petugas pun menghampiri mesin dan membukanya.
Palang terbuka dan ia pun bisa masuk pasar walaupun tak dapat karcis parkir.
"Tadi yang di depan saya juga mengalami hal yang sama. Jadinya antreannya lumayan panjang gara-gara nunggu karcis keluar," imbuhnya.
Baca: Teco Puji Kualitas Bermain Bachdim, Pemain Bagus dan Punya Kualitas
Baca: Jika Hibah Pasar Badung Belum Turun, Bulan Depan Pemkot Denpasar Akan Tanyakan ke Jakarta
Hal serupa juga dialami Tribun Bali saat masuk ke dalam pasar.
Direktur Umum PD Pasar Kota Denpasar, AAN Yuliartha membenarkan bahwa karcis parkir parkir elektronik di Pasar Badung memang sering ngadat.
Namun menurutnya, sekarang sudah jarang, ketimbang awal-awal penerapan parkir elektronik dimulai.
"Saat ini sudah jarang, kemarin waktu awal penerapan lebih sering lagi mesinnya rusak," katanya.
Ia menambahkan, "Sampai saat ini kami masih kerja sama dengan rekanan atau vendor, dan rekanan yang tanggung jawab. Sehingga kami masih perlu pendampingan dari vendor."
Menurutnya pendampingan ini akan tetap berlangsung hingga setahun dari mulai diterapkan.
"Kami masih pendampingan satu tahun oleh vendor. Nanti setelah pendampingan selesai astungkara kami bisa tangani, karena apa perbaikan teknisi atau vendor sudah kami sadap ilmunya, tekniknya sudah dipahami petugas kami. Paling tidak jika ada permasalahan bisa kita tanggulangi sendiri," imbuhnya. (*)