Tularkan Semangat Founding Father ke Generasi Milenial, Pemprov Bali Rayakan Bulan Bung Karno
Peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
“Perjalanan hidup Bung Karno bisa menjadi teladan bagi anak-anak muda ini untuk berani menginisiasi perubahan sosial yang positif dan progresif. Bung Karno itu berani luar biasa, dalam usia muda sudah berani melawan penjajahan sampai kemudian ditangkap, dipenjara, dan diasingkan. Tapi semua itu tidak pernah menyurutkan niatnya untuk melihat bangsanya merdeka,” papar eks anggota DPR RI itu.
Baca: Final Piala Bupati Gianyar Digelar di Stadion Dipta, Bupati Siap Hadir Serahkan Tropi Juara
Baca: Tingkatkan Kualitas Jro Mangku, Kemenag Gianyar Gelar Pelatihan Bahas Tri Kerangka Agama Hindu
“Kalau generasi milenial kita bisa meneladani keberanian, kecerdasan dan semangat kebangsaan Bung Karno, maka yakinlah bahwa Indonesia akan menjadi bangsa dan negara yang besar,” imbuhnya.
Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno ini mengambil tema Gerakan Kekuatan Pancasila (The Movement of Pancasila Power).
Tema tersebut diterjemahkan ke dalam oratorium kolosal dan teatrikalisasi puisi Aku Melihat Indonesia, yang merupakan sajak karya Bung Karno.
Pagelaran Oratorium ini akan disaksikan masyarakat lintas agama, Bandesa Adat, Kepala Desa/Lurah, pelajar/mahasiswa, seniman, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, dan wakil rakyat.
Bulan Bung Karno yang berlangsung sebulan penuh mulai 1 Juni ini merupakan perayaan Bulan Bung Karno berskala besar pertama di Bali.
Selain diisi dengan berbagai lomba yang melibatkan pelajar dan anak muda, Bulan Bung Karno juga menampilkan sejumlah pementasan kesenian, termasuk pemanggungan naskah drama yang ditulis oleh Bung Karno.
Bulan Bung Karno akan diawali dengan Peringatan 74 Tahun Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2019 di panggung terbuka Ardha Chandra.
Baca: 5 Fakta Bani M Mulia, Cucu Raja Kapal yang Kini Gantikan Cucu Soeharto di Hati Lulu Tobing
Baca: Direksi Citilink Indonesia Lakukan Ramp Check Armada Jelang Lebaran 2019
Selain itu, Bulan Bung Karno juga akan diisi dengan ramah-tamah Lintas Agama pada 6 Juni 2019 untuk memperingati 118 tahun Hari Lahir Bung Karno, pemutaran film dokumenter, lomba cerdas cermat, dan Pidato Bung Karno pada 21 Juni 2019 untuk mengenang 49 tahun Hari Wafat Bung Karno.
Sebagai penutup rangkaian acara Bulan Bung Karno pada 30 Juni 2019 akan dipentaskan teater kontemporer berdasarkan naskah drama yang ditulis Bung Karno.
Bung Karno memang sempat menulis sejumlah naskah drama dan bahkan mendirikan sebuah grup teater selama masa pengasingannya di Ende, NTT pada awal 1930-an.
“Yang akan kami pentaskan adalah naskah karya Bung Karno yang berjudul Koetkoetbi. Di permukaan, Koetkoetbi tampak sebagai cerita dendam-asmara, tapi substansinya adalah tentang betapa hidup akan menjadi indah saat kita berani melupakan dendam,” ujar Putu Satria, tokoh teater Bali Utara yang menyutradarai pementasan tersebut.
Koetkoetbi akan dipentaskan dengan menggunakan teknik-teknik pemanggungan drama gong gaya Buleleng.
“Drama gong gaya Buleleng memiliki kedekatan dengan seni drama modern karena akting dan pemanggungannya yang cenderung realis. Drama Gong gaya Buleleng lahir dari interaksi dengan teater jaman kolonial, yaitu stambul dan tonil, sedangkan drama gong Bali Selatan berkembang dari sendratari," jelasnya. (*)