Perawat Bunuh 85 Pasien, Dipilih Secara Acak dengan Suntikan Mematikan, Aksinya Terhenti Karena ini

Perawat Bunuh 85 Pasien, Dipilih Secara Acak dengan Suntikan Mematikan, Aksinya Terhenti Karena ini

NET
Ilustrasi mayat 

Praktik pembunuhan dengan obat-obatan yang dilakuan secara tersembunyi terus dilakukan Jennie.

Meski begitu, masih belum ada orang yang mencurigainya.

Ia hanya disalahkan karena telah mencuri uang dan cincin berlian pasien. Pada 1890 ia keluar dari Massachusetts General tanpa lisensi perawat,

Jennie kemudian bekerja sebagai perawat pribadi sebelum kembali ke Cambridge Hospital untuk mencari lisensi.

Upayanya meracuni pasien masih terus dilakukan, sampai dokter lain mendapati seorang pasien tewas di tangan Jennie, tetapi menganggap itu sebagai kelalaian, bukan pembunuhan.

Lagi-lagi Jennie gagal mendapat lisensi.

Namun Jennie masih melanjutkan pembunuhannya dengan bekerja sebagai perawat freelance.

Ia bahkan membunuh temannya sendiri, Myra, juga Elizabeth, yang tak memiliki pikiran jelek apa pun padanya dan malah mengira Jane Toppan adalah saudara angkat yang baik dan menyukai dirinya.

Jane Toppan pun sempat merayu Reverend Oramel Brigham, suami Elizabeth, tetapi ditolak mentah-mentah, hingga kemudian ia meracuni diri sendiri dan dirawat di rumah sakit.

Selain Elizabeth dan sejumlah pasien lain, Jane Toppan juga telah membunuh beberapa orang lansia.

Kecurigaan terhadap Jane Toppan muncul setelah tragedi 'the unfortunate Davis family', yang seluruhnya tewas di tangan Jennie.

Penyelidikan yang dilakukan Leonard Wood mengungkap berbagai pembunuhan Jane Toppan. Ia akhirnya ditangkap pada 1900-an.

Si pembunuh berdarah dingin kemudian mengaku telah membunuh 31 pasien, meskipun diduga sebenarnya ratusan.

Salah satu pasien Jennie yang selamat, Amelia Phinney, menceritakan bahwa Jennie pernah naik ke atas kasurnya sambil tertawa terbahak-bahak.

Ia mengungkapkan, saat itu Jennie juga membelai dan menciumnya sambil mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

Jane Toppan mengakui memiliki gairah seksual terhadap orang yang sekarat mendekati kematian.

Hanya dalam 27 menit, Jane Toppan kemudian diputuskan tak bersalah karena alasan sakit jiwa.

Seumur hidupnya pun dihabiskan di rumah sakit jiwa, meski penyakitnya tak kunjung sembuh.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Perawat Minta Maaf Setelah Tertangkap Basah dan Terbukti Bunuh Puluhan Pasiennya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved