Bali Paradise

Ubah Kawasan Terbengkalai Jadi Objek Wisata, Bandung Waterfall Bali Tawarkan Berbagai Spot Menarik

Pemandangan berbeda tersuguh di aliran sungai Pakerisan, di perbatasan Desa Pejeng Kangin dan Desa Siangan

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Penggagas Bandung Waterfall, Made Kanya tengah menunjukkan spot wisata di Desa Pakraman Bandung, Desa Siangan, Gianyar, Sabtu (8/6/2019). Ubah Kawasan Terbengkalai Jadi Objek Wisata, Bandung Waterfall Bali Tawarkan Berbagai Spot Menarik 

Namun jika ada wisatawan masih ragu terhadap kualitas airnya, usai mandi di objek tersebut, wisatawan bisa mandi pada pancuran yang airnya telah dipasupati atau disucikan.

Dimana sumber air pancuran ini merupakan air alami yang timbul dari bawah tanah.

“Habis mandi di sungai, bisa mandi lagi di pancuran ini, langsung minum juga bisa, karena airnya langsung dari sumber mata air, dan juga sudah dipasupati, dijaga kesuciannya,” ujar Kanya menimpali.

Meskipun objek wisata ini masih terbilang baru, namun wisatawan yang berkunjung relatif banyak, yakni rata-rata 50 orang per hari.

Lokasi ini cepat terkenal, Kanya tak terlepas dari peran masyarakat setempat, yang sebagian besar bekerja sebagai guide.

Tak hanya itu, pihaknya juga gencar melakukan promosi lewat media sosial.

“Rata-rata yang datang 50 orang, sebagian besar wisatawan asing. Mereka sangat menyukai lokasi ini, karena sangat alami. Bahkan kami tidak dikasi untuk menambahkan material apapun, supaya kealamiannya tidak rusak,” tandasnya.

Gencar Sosialisasi Kebersihan

Jro Bendesa Bandung, Dewa Putu Anom saat ini gencar melakukan sosialisasi kebersihan, khususnya tidak membuang sampah ke sungai.

Pihaknya pun bersyukur hal ini mendapat respons positif.

Tak hanya dari warganya, tapi juga dari desa pakraman tetangga.

Demi mengoptimalkan kebersihan, Dewa Anom pun mengaku kerap mendatangi dan memberikan pemahaman secara kekeluargaan pada masyarakat yang membuang sampah ke sungai atau masyrakat yang mencuci mobil ayam.

“Astungkara, sekarang kesadaran untuk tak mencemari sungai sudah ada. Kami juga berterima kasih pada desa tetangga, yang membantu kami melarang warganya membuang sampah ke sungai,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved