Timur Tengah Dihantam Cuaca Panas, Benarkah Sampai Ban Mobil & Traffic Light di Kuwait Meleleh?

Seorang laki-laki meninggal di Kuwait, Selasa (11/6/2019) akibat panas yang cukup ekstrem menyengat negara itu.

Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Ady Sucipto
Youtube Kasam News Tv
Kejadian pada capture video youtube ini sesungguhnya terjadi di Arizona, Amerika Serikat. Mobil yang meleleh karena kebakaran. 

TRIBUN-BALI.COM - Seorang laki-laki meninggal di Kuwait, Selasa (11/6/2019) akibat panas yang cukup ekstrem menyengat negara itu.

Laki-laki yang meninggal karena mengalami sengatan panas itu saat ditemukan di sebelahnya terdapat sejumlah peralatan, sebagaimana dirilis www.msn.com.

Berdasarkan laporan dari Al Rai daily, polisi dan mobil ambulan segera datang begitu mendapat laporan ada laki-laki yang sekarat.

Namun laki-laki itu meninggal tepat ketika mereka tiba.

 Pihak forensik melaporkan menyebab kematian karena sengatan matahari yang luar biasa panas.

Pada Sabtu (9/6), suhu Kuwait menjadi yang terpanas di dunia yakni 52,2 derajat celcius pada daerah berbayang, namun 63 derajat celcius pada paparan langsung matahari, sebagaimana dilaporkan media Al Qabas.

 Di Saudi Arabia, merkuri naik menjadi 55 derajat celcius di  Al Majmaah saat siang hari.  

Kondisi seperti itu diperkirakan akan berlangsung selama musim panas.

Laman cuaca Arabia mengumumkan suhu panas seperti itu juga terjadi di Qatar, Bahrain, dan UAE, lengkap dengan tingkat kelembaban yang juga tinggi.

Fenomena cuaca panas serupa di Kawasan Timur Tengah, pernah juga terjadi di Kuwait pada Juni 2017 lalu.

Melansir english.alarabiya.net, suhu di Kuwait saat itu melonjak di atas 40 derajat celcius, hingga pada rekaman video yang beredar, roda-roda sebuah truk yang terparkir terlihat meleleh ke aspal.

Video, yang dibagikan secara luas ke pengguna media sosial pada hari itu, diawali dengan peristiwa gelombang panas ekstrem di negara itu, lalu diikuti dengan munculnya debu tinggi di udara.

Suhu saat itu dilaporkan mencapai 49 derajat Celcius.

Bahkan, cuaca ekstrem telah memaksa pemerintahan kota Kuwait merekomendasikan pada warganya untuk menggelar pemakaman dan doa saat malam hari hingga bulan September.

Hal ini dilakukan setelah beberapa orang mengeluh karena mereka tidak dapat menghadiri prosesi pemakaman di cuaca yang panas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved