Pemkot Surabaya Ubah Eks Lokalisasi Dolly Jadi Kampung Laundry
Kawasan Dolly atau Gang Dolly di Pasar Kembang, Surabaya, dulunya terkenal sebagai kawasan lokalisasi atau tempat hiburan malam
Pemkot Surabaya Ubah Eks Lokalisasi Dolly Jadi Kampung Laundry
TRIBUN-BALI.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya Ubah Eks Lokalisasi Dolly Jadi Kampung Laundry
Kawasan Dolly atau Gang Dolly di Pasar Kembang, Surabaya, dulunya terkenal sebagai kawasan lokalisasi atau tempat hiburan malam.
Namun di era kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini atau Risma, kawasan ini ditutup.
Pelan namun pasti, kawasan ini juga mulai berubah menjadi kawasan ekonomi baru.
Kasi Perekonomian Kecamatan Sawahan Abdul Bahri mengatakan, perubahan kawasan Dolly pasca ditutupnya lokalisasi disebut tidak luput dari pembinaan dan pembelajaran semua pihak.
Saat Dolly ditutup pada 18 Juni 2014, Abdul Bahri yang berdinas di Kelurahan Kedung Cowek, Surabaya, dipindah sebagai Kasi Perekonomian di Kecamatan Sawahan.
Ia diminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk membangun UKM bagi warga di kawasan Dolly.
"Ibu Wali Kota Surabaya mempercayakan saya untuk ditempatkan di kasi perekonomian untuk membina UKM. Alhamdulillah itu suatu barokah bagi saya dan banyak pembinaan UKM yang berhasil," kata Abdul Bahri, belum lama ini.
Baca: Penyisihan Grup Elite Pro Academy Liga 1 U16, Persipura U16 vs PSM Makassar U16 Berakhir Seri
Baca: Kabar Terkini Kondisi Cedera Melvin Platje, Semangat Tidak Pernah Kendor
Menurut Bahri, saat ini Dolly sudah banyak berubah dan warganya sudah tidak tergantung dengan bisnis prostitusi itu.
Melalui pembinaan, baik dari Pemerintah Kota Surabaya maupun lembaga swadaya masyarakat, warga Dolly kini telah berhasil merintis berbagai usaha.
"Bang Jarwo dengan usaha tempenya adalah salah satu tokoh perubahan yang berhasil mengangkat martabat warga Dolly menjadi lebih baik. Itu yang patut kita hargai," ujarnya.
Jadi kampung laundry
Pemerintah Kota Surabaya, lanjut Bahri, akan membuat kawasan Dolly menjadi kampung laundry.
Rencana itu sudah dirapatkan bersama jajaran Pemkot Surabaya.
"Jadi kampung laundry itu untuk masyarakat, khususnya warga Dolly. Hasil survei yang kami lakukan, banyak warga yang membuka usaha laundry," terangnya.
Baca: Festival Yeh Gangga Kembali Digelar, Ada Penampilan Rejang Renteng Hingga Demo Masak Timbungan
Baca: Pemerintah Rusia Protes Karena Tidak Dilibatkan dalam Investigasi Malaysia Airlines MH17
Nantinya, konsumen yang ingin me-laundry-kan pakaian bukanlah masyarakat setempat.
Tetapi, pihak hotel yang me-laundry-kan cucian ke warga yang berwirausaha laundry di kawasan Dolly.
Ia menyebut, Pemkot Surabaya berencana melakukan kerja sama dengan persatuan hotel se-Surabaya untuk merealisaaikan hal tersebut.
"Jadi yang bekerja masyarakat Dolly, yang me-laundry dari pihak hotel," ujarnya.
Ia yakin ke depan Dolly akan lebih maju lagi, meski saat ini masih ada beberapa kekurangan.
Karena itu semua pihak yang peduli dengan warga di kawasan Dolly diharapkan tidak berhenti memberikan pembinaan dan pembelajaran.
"Kami juga akan terus membina warga Dolly, pemkot tentu tidak mungkin bisa kalau tidak ada kerja sama dari semua pihak," ucapnya.(Kompas.com/Kontributor Surabaya, Ghinan Salman)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dolly, Dari Kawasan Eks Lokalisasi Menjadi Kampung Laundry