Mahasabha IV Dharmopadesa Akan Digelar di Pasraman Prakerti Bhuana
Pedanda se-nusantara akan menggelar paruman agung atau Mahasabha ke IV Dharmopadesa, 6-9 November 2019, di Pasraman Prakerthi Buana
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
Mahasabha IV Dharmopadesa Akan Digelar di Pasraman Prakerti Bhuana
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Pedanda se-nusantara akan menggelar paruman agung atau Mahasabha ke IV Dharmopadesa, 6-9 November 2019, di Pasraman Prakerti Bhuana, Beng, Gianyar.
Acara lima tahunan tersebut, diawali dengan upacara mejayajaya, yang dipimpin sejumlah pedanda berstatus Dharma Dang Upadhyaya, di Pasraman Prakerti Bhuana Minggu (23/62019).
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, meskipun kegiatan ini demi kepentingan umat, namun pelaksanaan kegiatan yang diprediksi menghabiskan biaya Rp 500 juta ini, tidak ditanggung pemerintah.
Pembiayaan dilakukan secara dana punia oleh para peserta.
Seperti bantuan Rp 50 juta untuk biaya administrasi dari Ida Bagus Sidartha dari Griya Santrian, Sanur, Denpasar, serta sejumlah donatur lain.
Baca: Ikut Lomba Mewarnai untuk Mengisi Liburan Sekolah
Baca: Polresta Denpasar Berbagi Bersama Lansia, Bakti Sosial Serangkaian HUT Bhayangkara ke 73
Kekurangan-kekurangannya akan ditanggung penuh oleh pemilik Pasraman Prakerti Bhuana, Ida Bagus Adi Supartha.
Yajamana (Ketua Panitia) Mahasabha Darmopadesa, Ida pedanda Gede Rai Gunung Ketewel, dari Geriya Bakbakan, Gianyar mengatakan, kegiatan tahunan ini akan diikuti 570 orang pedanda dan 600 orang walaka.
Acara ini akan digelar selama empat hari, dari 6 November sampai 9 November 2019.
Apakah Mahasabha ini akan membahas hal krusial, seperti mencabut keputusan bahwa pedanda dilarang ikut menjadi anggota PHDI?
“Tidak ada krusial. Kami sudah menyatu sama PHDI. Dharma upapati itu sudah 9 orang berasal dari Pedanda. Klungkung, Karangasem, Gianyar, semua pedanda itu. Kita sepakat, kita saling merangkul. Pedanda sudah menjadi anggota PHDI, saya saja 20 tahun menjadi ketua harian dan ketua umum PHDI,” ujar Ida.
Baca: Istri Ajun Perwira Ingin Punya Anak, Jennifer Ipel Jalani Program Ini & Bisa Lahirkan Bayi Kembar
Baca: Yabes Tanuri Tanggapi Desakan Fans: Fokus Tandang Beruntun, Pemain Harus Berusaha Menang Setiap Laga
Menurut Ida, yang dibahas dalam Mahasabha ini berkaitan dengan susunan pengurus yang baru, pembahasan program kerja yang belum terealisasi, ditajamkan lagi. Seperti pendidikan, sumber daya manusia dan sesananing kewikon.
“Di sana ada dua unsur, unsur kewikon atau kesulinggihan, ada yang ketua umum, wakil ketua. Dharma tapini atau wakil ketua, ada pengurus harian. Dalam pengurus harian ada 4 bidang, antara lain di bidang kepengurusan, pendanaan, hukum dan kemasyarakatan, serta di bidang komunikasi,” ujarnya.
Persiapan Mahasabha ini, kata Ida, membutuhkan waktu sekitar empat bulan.
Sebab harus melalui berbagai proses, mulai dari penyusunan AD/ART, dan dana abadi atau dana punia dari semeton.
“Kalau pemerintah mau membantu silahkan,” ujarnya.
Baca: BBI Desa Baha Dalam Proses Pengerjaan, Kolam Dirancang Berbentuk Heksagonal dan Ada Patung Dewi Danu
Baca: Cerita Viral Pria Tak Sengaja Naiki Bus Hantu Trayek Cikampek-Bandung, Mbah Mijan Komentari Begini
Ida Pedanda meyakini Mahasabha ini akan berjalan kondusif. Permasalahan yang terjadi, kata dia, palingan hanya seputaran uang.
“Pasti berjalan lancar, paling-paling masalahnya, bagaimana ngurus biar punya pipis (uang). Kenapa soal dana ini menjadi krusial, karena setiap tahun harus punya dana. Alokasi dana ini untuk loka sabha, pendidikan, biaya pediksan, mendatangi semeton, termasuk juga bantuan untuk fakir miskin dan panti asuhan. Sebab kegiatan kami bukan hanya dalam hal spiritual, tetapi juga kemanusiaan,” tandasnya.
Peserta Disiapkan Hotel
Penangung jawab Mahasabha 2019, Ida Bagus Adi Supartha mengatakan, perkiraan anggaran yang akan dihabiskan untuk Mahasabha ini sebesar Rp 500 juta.
Selain untuk kondsumsi, admisnitrasi dan sebagainya, para peserta akan disiapkan hotel untuk menginap.
“Untuk pembiayaan, banyak semeton yang telah medana punia. Untuk kekurangannya, nanti saya akan tanggung. Dana awal yag kami persiapkan Rp 500 juta dulu. Tapi itu baru perkiraan, bisa saja lebih dari itu. Seperti pada ritual Homayadnya waktu ini, perkiraannya Rp 500 juta, tapi total penghabisannya Rp 1,2 miliar. Meskipun nanti dana yang dihabiskan besar, saya tak keberatan, karena ini untuk kepentingan umat,” ujarnya. (*)