Pesta Kesenian Bali
Sorak-sorai Penonton Warnai Lomba Macecimpedan SD, PKB 2019 Hadirkan Berbagai Lomba Bernuansa Bali
Lomba Macecimpedan Tingkat SD yang paling menyedot perhatian pengunjung PKB 2019
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Sebagai pangenter, Jirnaya harus pandai mengenali teka-teki yang memiliki jawaban ambigu.
Sebab pada prinsipnya, teka-teki yang baik adalah hanya terdiri dari satu jawaban pasti serta dapat diterima oleh masyarakat umum.
Selain memberi humor, mengedukasi peserta pada makna kata bahasa Bali yang mulai jarang digunakan sehari-hari juga menjadi tanggung jawab sosok pangenter.
Setelah bergulat dengan lika-liku menebak teka-teki berbahasa Bali (macecimpedan), akhirnya ditemukanlah tiga pemenang.
Juara pertama diraih Kabupaten Gianyar, kedua Kota Denpasar, dan ketiga Kabupaten Tabanan.
Baca: Kodim 1610/Klungkung Bersama Warga Desa Nyanglan Persiapan Menyongsong Pembukaan TMMD ke 105 TA 2019
Baca: Naomi Zaskia Tak Bisa Menyembunyikan Kesedihannya Saat Berpisah dengan Sule di Bali, Ucap Begini
Tak hanya lomba macecimpedan, sebagai sebuah langkah untuk melestarikan bahasa Bali, terdapat pula lomba lainnya seperti lomba membaca aksara Bali di atas daun lontar yang berlangsung di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya Denpasar.
Lomba yang diikuti peserta dari putra dan putri SMA/SMK se-Bali ini dimenangkan oleh Kota Denpasar sebagai juara pertama yang berhasil mengawinkan perwakilan putra dan putrinya.
Gianyar pun berhasil mengawinkan putra dan putrinya sebagai juara kedua.
Sedangkan untuk juara ketiga putra diraih Kabupaten Badung dan juara ketiga putri diraih Buleleng.
“Ini sudah sangat bagus, meskipun anak-anak itu dengan usia yang masih muda, kemampuan mereka membaca aksara Bali di atas daun lontar ini dengan bacaan satua Bali begitu lancar,” ungkap Putu Gunayasa selaku salah seorang dewan juri.
Menurut Gunayasa, masyarakat Bali khususnya generasi muda mengalami distruksi literasi.
Kondisi tersebut memperlihatkan kondisi masyarakat bali yang belum mampu membaca sari-sari pemikiran leluhur yang dituangkan melalui lontar.
Baca: ASEAN Costi ke 76 Digelar di Nusa Dua, Bahas Inovasi Hadapi Revolusi Industri 4.0
Baca: Penyu Lekang Usia 200 Tahun Ditemukan Lemas di Bibir Pantai Penimbangan
Kegiatan lomba seperti ini dapat menggalakkan membaca aksara Bali, namun jangan sampai seusai berlomba peserta berhenti membaca lontar.
“Jangan sampai mereka membaca lontar untuk kepentingan lomba, ada tanggung jawab yang lebih tinggi yakni bagaimana lontar itu menjadi sumber bacaan yang dapat digunakan sebagai pedoman baik dalam profesi maupun berkegiatan,” harap Gunayasa.
Sementara itu, di Wantilan Taman Budaya Denpasar berlangsung Lomba Pidarta Bahasa Bali dengan kategori putri dimenangkan secara berturut-turut dengan nomor 9, 6, 4.
Adapun kategori putra dimenangkan oleh peserta dengan nomor urut 9, 5, dan 4.